Ch : 17

584 98 5
                                    

" Mulai hari ini, kamu telah berada di tahun kedua, Iruma-kun.! " ucap Sullivan dengan penuh semangat karena melihat cucu kesayangannya semakin bertambah besar.

" Seragam yang baru, sangat terlihat cocok untukmu. " kali ini Opera yang memberikan komentar kepada Iruma, yang mana itu berhasil membuat wajah Iruma sedikit memerah karena rasa malu.

Opera perlahan mendekati Iruma dan merengkuh lembut tubuh ramping bocah bersurai biru tersebut, Sullivan tentu saja merasa hal yang di lakukan oleh Opera adalah hal biasa, di karenakan Opera lah yang mengurus segala kebutuhan di rumah itu.


" Iruma, kamu manis sekali. Aku rasanya ingin menciummu detik ini juga, " bisik Opera yang berhasil membuat tubuh Iruma menegang karena terkejut, namun setelahnya Opera hanya tersenyum dan memakaikan sebuah kaca mata pada Iruma.

" Pakailah ini, agar kamu dapat menyembunyikan aura keberadaanmu. "


Iruma segera menjauhkan tubuhnya dari Opera, dan mulai melambaikan tangan.

" Aku berangkat dulu, bye bye. "

























Di perayaan penyambutan untuk para murid baru di sekolah benar-benar mengingatkan situasi di mana Iruma pertama kali hadir sebagai murid di sekolah iblis tersebut, penuh dengan rasa kagum.

Calon-calon murid kelas satu berbondong-bondong berkumpul di depan pintu 'Royal One', di mana para murid spesial di kenal menempati ruangan tersebut, yang tentunya bagi para calon murid, itu adalah tempat yang luar biasa.




Tatapan takjub di berikan oleh para murid ketika para penghuni 'Royal One' satu persatu mulai menampakkan diri mereka di hadapan para murid baru, dengan segala pesona masing-masing yang telah menjadi ciri khas dari setiap karakter mereka.





Namun di antara para murid kelas spesial tersebut, tidak juga terdapat sosok Iruma sebagai murid yang di sebut-sebut sebagai iblis yang paling memiliki prestasi di antara mereka semua.








Di karenakan kerumunan murid yang terlalu bersemangat, terdapat seorang murid yang sepertinya terlalu mendapatkan tekanan dari pada rombongan yang membuat tubuhnya hampir saja terjatuh.







" Kamu tak apa.? "

Tanya sosok bersurai biru seraya menangkap tangan murid tersebut, dengan raut wajah penuh khawatir dirinya mengajak sang murid kelas satu itu untuk mencari tempat sepi agar dapat beristirahat.




" Kerumunan tersebut terlalu padat, minumlah ini terlebih dahulu. "

Bocah bersurai biru tersebut menyodorkan sebotol air mineral kepada murid kelas aatu tersebut dan beranjak duduk di sebelahnya, memandang ke arah langit cerah.




Mereka berdua terus berbincang, si surai biru mencoba memberi pengertian kepada murid kelas satu yang terlihat gugup dan minder setelah melihat keadaan maupun para kakak kelas yang menurutnya sangat luar biasa.





Setelah sang murid kelas satu merasa lega dirinya perlahan memandang ke arah bocah bersurai biru, mendapati garis dua pada pergelangan seragam yang di gunakan, menyadari jika seseorang yang telah menolongnya adalah seorang kakak kelas.



" Te...terima kasih banyak, senpai. "


" A...ahh sen.. "


Belum sempat menjawab, tiba-tiba saja Asmodeus dan para murid lain dari kelas spesial mulai menghampiri mereka secara bersamaan, membuat sang murid kelas satu menjadi kebingungan.

Iruma-KunWhere stories live. Discover now