Ch: 8

1.2K 182 10
                                    

Keesokan harinya setelah hampir semalaman Iruma di introgasi oleh sang kakek dan juga Opera, tentang bagaimana bisa terdapat tanda segel pada tubuhnya, dan tersangka yang menanamkan segel tersebut adalah salah satu senior di sekolah iblis babilus.

Iruma seperti biasa menikmati sarapannya meski sedikit ada keraguan terlintas pada fikirannya, tentang bagaimana jika nanti di sekolah dia harus bertemu dengan Asmodeus dan juga seniornya yaitu Kirio.

Hari ini Iruma berangkat ke sekolah menggunakan kereta, setelah kepergian Iruma sang kakek yaitu Sullivan-sama dan Opera segera berdiskusi dengan serius, karena mereka harus mencari cara bagaimana membebaskan Iruma dari jeratan iblis yang tiba-tiba saja meng-claim cucu manusianya tersebut.














Iruma hanya menatap keluar, melihat para iblis lain yang terbang dengan bebasnya, sedangkan di antara banyaknya iblis, terdapat dirinya seorang bocah manusia yang seakan menyerahkan hidupnya kepada mereka kapanpun.


Sesampainya di sekolah, Iruma berjalan sendiri dengan fikiran yang kosong, tanpa menyadari beberapa teman sekelasnya yang menyapa. Hingga sebuah tepukan menyadarkannya dari sebuah lamunan.

" Iruma-kun, "

Suara berat yang terkesan lembut menyapa indra pendengaran Iruma, hingga akhirnya kepalanya menoleh menatap sosok pria yang lebih tinggi darinya, dengan pakaian berwarna putih yang memperjelas statusnya sebagai bangsawan, dan juga surai merah muda yang mencolok tersebut.


Iruma hanya dapat tersenyum dengan lembut, meski kejadian kemarin cukup heboh, setidaknya saat ini Asmodeus masih bersikap biasa saja kepada dirinya, yang artinya semua masih baik-baik saja.






Saat ini Iruma berada di kelas sihir, di mana akan ada praktek menggunakan sihir untuk merubah warna seekor katak menjadi warna yang berbeda, namun Iruma tidak merasa khawatir karena cincin nya masih terdapat sihir dari sang kakek.

" Cheruushiru "

Iruma mengulurkan kedua tangannya, mengarahkan tepat di hadapan sebuah toples berisi katak dan mulai menyebutkan mantra yang telah di ajarkan oleh sang guru, tentu saja setelah dirinya sedikit memutar bagian pada cincin di jarinya agar sihir sang kakek dapat berfungsi.

Setelah berhasil melakukan sihirnya, Iruma segera kembali ke tempat duduk yang tepat berada di antara Asmodeus dan Clara.

" Warna hitam yang sangat indah, itu adalah sihir perubahan yang sangat luar biasa Iruma-sama, "

Asmodeus memberikan pujiannya seperti biasa, yang mana itu sempat membuat Iruma sedikit terpaku dan juga merasa lega secara bersamaan, karena menyadari bahwa sikap Asmo tidak berubah kepada dirinya.

Asmodeus memberikan pujiannya seperti biasa, yang mana itu sempat membuat Iruma sedikit terpaku dan juga merasa lega secara bersamaan, karena menyadari bahwa sikap Asmo tidak berubah kepada dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Te...terima kasih, Azu-kun. "

Dengan sedikit gugup Iruma mencoba berterima kasih atas pujian yang di lontarkan oleh Asmo sebelumnya, hingga akhirnya jam pelajaran pun berakhir,

" Bagaimana jika kita segera ke kantin.? Ada menu makan siang yang itu. "

Belum sempat Iruma menjawab ajakan dari Asmo, Clara dan Asmodeus telah lebih dulu berlomba menuju kantin sekolah meninggalkan dirinya sendiri, sesaat Iruma akan berteriak untuk memanggil, dirinya di kejutkan oleh kemunculah sosok hitam yang keluar dari dalam cincinnya lagi.


" Hah.... Kenapa harus sekarang, bagaimana ini, ayo kembalilah tidur, "

Dirinya seketika panik sendiri mengingat bagaimana kejadian pertama kali sosok hitam ini muncul dan menyerang Asmo dan menciptakan banyak keributan ketika di adakan lomba terbang saat itu.





Iruma masih saja manik, dan mencoba melihat sekeliling karena takut akan ada yang menghampirinya dan kejadian lalu terulang kembali, hingga sebuah suara mengalihkan perhatiaannya.




" Aku tidak terlalu lapar, "





Iruma tersadar bahwa suara tersebut berasal dari sang sosok hitam,

" Eh...... "


" Ehh..... "

" Kamu baru saja berbicara.?? "

Iruma yang terkejut seketika sedikit berteriak mengetahui sosok hitam yang berada pada cincinya tersebut dapat berbicara, sesaat banyak tatapan mata dari murid lain sedang memperhatikannya, Iruma memilih untuk menjauh dari tempat tersebut dan memilih tempat yang lebih sepi.








Spontan saja mereka berakhir di sebuah ruang kelas yang kosong, hingga akhirnya sosok tersebut mulai berbicara dan seakan mengomeli Iruma akibat bagaimana dirinya menggunakan sihir seenaknya saja.





Hingga sosok hitam itu mulai mengajari Iruma bagaimana menggunakan sihir, dengan berawal mengintruksi agar Iruma membayangkan sebuah bentuk berbeda untuk merubah bayangan tersebut.





Akhirnya sosok tersebut memiliki sedikit bentuk baru yang ya meski bentuk baru ini tidak dapat di sebut tampan, namun dirinya tidak perduli, karena ini sudah lebih cukup untuk sebuah awal.




Banyak hal yang mereka berdua lakukan, mencari sebuah informasi mengenai cincin dan asal muasal, hingga waktu sekolah berakhir dan mereka berdua kembali ke rumah seperti seharusnya.



" Ali-san, kamu bisa memanggilku seperti itu, "





Irumah sedikit tersenyum ketika menjelang tidur, dia mengingat bagaimana makhluk pada cincinnya itu mengajari banyak hal dan bersamanya seharian ini, ahh... Ali-san, dia harus memanggil namanya dengan benar.












Sejak kejadian dirinya mulai saling mempelajari tentang perkembangan cincin bersama Ali-san terakhir kali, Iruma seketika terjebak dengan situasi yang datang dengan tiba-tiba.



Iruma seketika di haruskan melakukan pelatihan sebagai anggota osis untuk sementara, dan itu benar-benar menguji fisik dan segala fikiran juga waktunya, bahkan Iruma sampai tidak pulang ke rumah untuk beberapa minggu hinggal pelatihan tersebut selesai.




Di lain sisi terdapat konflik kecil yang melibatkan sang ketua osis Ameli-san, dan itu benar-benar rumit ketika sosok wanita yang biasanya terkesan kuat tersebut seketika menjadi sosok wanita pemalu yang lemah lembut.





Untuk beberapa saat itu Iruma akhirnya masih harus terjebak untuk menyelesaikan semua masalah yang terjadi osis, hingga akhirnya perlahan semua mendapatkan jalan keluar dan berakhir dengan baik-baik saja.







Ini adalah hari terakhir Iruma bersama dengan tim osis, mempelajari semua kegiatan menjadi salah satu anggota osis menjadi pengalaman yang cukup menarik bagia Iruma yang selama ini selalu terjebak sendiri.






























































Iruma tertidur setelah beberapa saat berbicara dengan Ali-san, hingga perlahan Ali hanya memperhatikan wajah iruma yang terlihat kelelahan,


" Iru... Bocah ini juga memiliki masalahnya sendiri, bagaimana jika aku sedikit memberikan bantuan kecil "






Sosok Ali menempelkan jarinya pada kening Iruma yang sedang terpejam, dan mulai mengucapkan sebuah mantra sihir.




" Tidurlah yang lelap, dan sambutlah hari menarik esok Iruma. "






Setelah selesai memberikan mantra sihirnya kepada tubuh Iruma, Ali segera kembali memasuki cincin yang di kenakan oleh Iruma, membiarkan bocah bersurai biru tersebut untuk tidur lelap tanpa gangguan lagi.

Iruma-KunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang