📞FI-04📞

1.1K 249 131
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaaaa.

><


Setelah kemarin di gegerkan dengan adanya Rara yang lain. Hari ini mereka kembali berdiskusi di meja belakang.

Bahkan kini Qio ikut berdiskusi sebab dia sudah menjadi teman Rara, berarti apapun yang Rara lakukan maka Qio akan ikut.

"Aku kemarin lewat di gang dekat rumahku, disana ada rumah kosong." celetuk Rara kalem, tumbenan ni anak kalem.

Mereka memandang serius Rara, menelisik wajah gadis itu kemudian beralih pada kakinya, menapak atau tidak.

"Ini benar Rara anaknya om Xavi kan?" tanya Benedict sedikit takut.

Parno dia tuh.

"Heh! Iya ini aku, tenang saja" sedikitnya Rara sebal karena dicurigai seperti itu.

Kemudian mereka menghela napas lega setelah yakin jika gadis itu adalah Rara.

"Jadi dimana rumah itu?" Tanya Qio semangat, si cebol satu ini memang selalu bersemangat.

Rara berpikir sebentar "Ada di ujung jalan Gang. Chalkzone" info Rara.

"Apa itu rumah yang kita lewati semalam?" tanya Mahen setelah mengingat bahwa kemarin mereka melewati sebuah rumah kosong.

"Iya benar, aku melihat banyaaak sekali makhluk disana" sambung Rara.

Salah satunya Kuyang-Batin Rara.

Mereka mengangguk "Oke kita akan kesana, bawa kameramu ya Qio" titah Benedict pada Qio.

Dan Qio hanya mengangguk riang sebagai jawaban.

"Kita pergi ber delapan kan?" Jaiden hanya memastikan.

Rara mengangguk "PUTRA KAU IKUT YA NANTI MALAM!" seru Rara pada Putra yang duduk di bangkunya.

"Iya Putri" jawab Putra seraya mengangguk.

Putra gak bisa nolak permintaan sahabatnya itu, dia lemah untuk hanya menolak permintaan Rara.

"Bagus, Putra akan ikut"

"Oke jadi kita akan berkumpul di depan rumah itu jam 10 malam ya, jangan ada yang ngaret" sindir Mahen yang tertuju pada Benedict sebenarnya.

Benedict sadar itu "Iya, tak perlu menatapku seperti itu" gerutunya kesal.

"Rendi lo ikut kan?" tanya Qio memastikan tetangga nya ni untuk ikut.

Rendi sebenarnya ingin menggeleng dengan tegas, tapi melihat Qio yang sekarang mulai mendekati Rara, Rendi harus siaga, soalnya yang suka sama Rara banyak, Rendi takutnya nanti Qio dihajar kan.

Mau tak mau Rendi hanya bisa menganggukan kepalanya pasrah.

"Yes, Rendi ikut!" pekik Qio senang.

Tak lama Pak Adam masuk ke dalam kelas.

"Kalian masih membuka acara talkshow?" cetus Adam yang akhirnya membuat mereka bubar.

Peek-a-boo [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang