Mimpi

1.1K 164 49
                                    

"..oi, bocil. Lu mau kemana sih? Kita udah keliling tapi gak sampe-sampe." Ucap Gusion.

Dyrroth tidak menjawab, ia tetap menarik tangan lawannya itu kearah ruangan putih yang tidak ada ujungnya. Tiba-tiba mereka berdua berhenti di suatu ruangan, Gusion menatap heran kearah Dyrroth.

Tiba-tiba pegangan tangan Dyrroth semakin erat, dan seakan menyekram tangan Gusion. "Akh! Woi, lu ngapa sih?!" Tanya Gusion, Dyrroth perlahan menengok dengan wajah yang sudah tidak bisa dilihat. Hancur.

"AHH ANJING, GOBLOK! SETAN MUKA ANCUR! EH, GW JUGA SETAN. TAI."

Gusion terjatuh kaget, ia mengumpat sembari menatap kaget kearah Dyrroth. Ia seketika berkeringat dingin, tiba-tiba tubuh Dyrroth perlahan hancur berkeping-keping. Menjadi abu, tidak berhenti dari situ.

Sosok baru muncul, sosok yang Gusion tidak pernah lupakan. "Lu.. lu.." ucapnya terbata-bata, Gusion memberikan ekspresi horror.

"Big brother?"

Splash!

Tiba-tiba air dari ember tepat menyiram wajah Gusion, "Makan tu air." Ucap X-Borg yang menatap kesal. "AHH ANJING, TSUNAMI?!" Teriak Gusion yang baru saja sadar dari mimpi anehnya, ia mencerna sebentar sembari menatap kaget kearah X-Borg.

"X BORG K0NTOLLL"

Chou melirik ke suara bising di area kamar tidur, ia mengunyah roti sarapannya. Granger menikmati minum teh, "Gusion jadi sering bangun siang akhir-akhir ini, padahal ia selalu bangun paling pagi." Ucap Granger. "Yeah, dia mulai aneh sejak sang kesabaran dibawa kesini." Balas Chou.

"Bukannya udah jelas?" Mereka berdua menengok kearah Yin.

"Gusion sedang dalam masa, suka dengan seseorang." Lanjutnya, duduk di salah satu kursi meja makan lalu mengambil cemilan. Granger dan Chou saling tukar pandangan, "suka ya.. bukankah itu udah menjadi salah satu larangan utama?" Ucap Chou.

Hanzo masuk sembari menaruh barang belanjaan, "orang bucin mana peduli ama peraturan, asalkan bisa bersama orang yang dia mau. Pasti bakalan trobos." Sautnya. "Lu pada tau kagak?" Lanjutnya, semua menengok kearahnya.

Granger menaikkan satu alisnya, "Gusion pernah tegang perkara mimpi doang njr, WKWKW." Ucapnya. Chou tersedak seketika, Yin mengerutkan keningnya. "Bisa gitu njr, turn on karena mimpi." Balasnya, Granger memberikan ekspresi datar.

"Woi lu pada anak-anak bangsat, ngomongin gw kan anjing."

Para dosa besar di ruang makan nengok kearah Gusion yang menyeret X-Borg, kondisi badannya yang basah akibat di guyur. Ekspresinya terlihat lebih kesal sekarang, "ahh ahh.. Gusion guguk, tolol! Lepasin rambut gw anjing!" Komen X-Borg kesakitan.

Gusion menghempaskan X-Borg begitu aja di lantai, ia mendengus lalu berjalan ke arah kamar mandi sembari mengambil handuknya.

Brak!

Suara banting pintu terdengar jelas, Hanzo memakan buah apel dengan sekali lahap. "Ckckck kek bocah puber aja." Komen Chou, X-Borg bangun dari lantai lalu duduk di salah satu kursi sembari mengelus kepalanya. "Tuh bocil dirot, umur berapaan sih?" Tanyanya, Yin menengok kearahnya.

"Perkiraan kalau liat wujudnya, 15-16 tahun an." Balas Granger, X-Borg ber-o-ria. "Usianya muda banget njem, iri gw." Ucap Chou menopang dagu, "wajar aja dia diangkat di usia muda, kan orang dalem." Saut Yin, ia memejamkan matanya.

"Orang dalem?" Tanya Hanzo.

Granger menghabiskan teh nya, "kakaknya dulu pemegang kebajikan sang kemurnian, trus pensiun dan adeknya masuk." Balasnya. X-Borg terdiam lalu berpikir, "oh cewe seksi itu." Ucapnya sembari smirk dan mengigit bibir bawahnya. Chou menengok kearah X-Borg, "lu tau?"

𝗦𝗘𝗩𝗘𝗡'𝗦Where stories live. Discover now