Pusat kota 2

756 96 10
                                    

Suasana ramai dimalam itu, pameran ada dimana-mana dengan banyaknya atraksi juga hiasan-hiasan meriah. Beatrix yang baru sampai di pusat kota terpesona bukan main, ia terpaksa pergi seorang karena nenek yang menemaninya tidak bisa ikut.

Kakinya melangkah masuk ke dalam situasi ramai penuh orang, dengan pameran disekitar. Matanya tak berkedip, terlalu mengagumi segala hal disana. Hal yang tidak pernah ia lihat atau ketahui sebelumnya.

"Luar biasa.. aku tidak tahu bahwa manusia memiliki acara semewah ini!" Ucapnya melihat sekeliling, beberapa pameran cukup menarik perhatiannya sehingga Beatrix memutuskan untuk melihat-lihat terlebih dahulu.

Di sisi lain, Alucard dan Tigreal juga datang ke pameran besar-besaran disana. "..Keren." Gumam Alucard tak kalah kaget, ia melihat sekeliling dengan mulut terbuka.

Tigreal menepuk pundaknya, "Kau pergilah, nanti kita bisa bertemu lagi disini jam 11 malam." Ucapnya. Alucard menatap pria yang lebih dewasa itu, lalu tersenyum sembari mengangguk.

Alucard langsung berlari masuk ke dalam kerumunan orang itu, berniat mencari para kebajikan lainnya yang hilang. Walau akan sulit karena aura mereka yang sama semua seperti manusia sekarang.

"Ayo, ayo! Dilihat duluan mahakarya hasil kami!"

"Kakak-kakak sekalian, ayo mampir! Kami punya makanan enak yang menarik dalam segi penampilan! Kalian tak akan menyesal!"

"Datanglah dan bermain dengan game horror buatan kami!"

Orang dimana-mana berteriak, memberikan ajakan keseluruh pengunjung yang berlalu-lalang. Alucard beberapa kali berjinjit untuk melihat sekitar, tak ada hasil pun.

Dirinya bahkan terjepit diantara orang-orang akibat badan yang cukup besar, merasa mulai sesak dan padat. Alucard memaksa keluar dari rombongan itu, dan berdiri di taman yang sepi.

"Hah.. apakah mereka tidak pernah merasa sesak?" Tanyanya pada diri sendiri, Alucard melihat taman yang indah namun sudah tua. Kakinya melangkah masuk ke dalam semak-semak, penasaran dengan dibalik itu.

Matanya menyipit, melihat sinar rembulan yang terang, dan pemandangan kota dari atas. Mata Alucard beralih ke seorang perempuan yang berdiri disana, memandangi bulan juga.

"..kuharap ini terkabulkan.." gumam perempuan itu.

Alucard berjalan mendekat, ia menarik nafas pelan. "Euh.. halo??" Sapanya, perempuan itu langsung menengok kebelakang dengan raut cukup kaget.

Matanya beberapa kali berkedip, menatap Alucard yang menunjukkan ekspresi polos. "Apakah... Kau juga kesini karena pameran itu terlalu ramai?" Tanyanya, mata perempuan itu membulat.

"Ya, ya! Aku merasa sesak dan sulit melihat, jadii.. aku memutuskan kesini. Aku tidak paham dengan apa yang sedang terjadi." Balas perempuan itu lebih heboh, Alucard tersenyum tipis.

"Ini pertama kalinya aku mengalami situasi seperti ini." Lanjutnya dengan tatapan sayu, Alucard memiringkan kepala. "Aku juga, ini pertama kalinya aku ke dunia." Balasnya.

"Dunia? Maksudmu?" Perempuan itu langsung menatapnya, Alucard menaikkan alis. "Ah.. maksudnya itu aku pertama kali ke acara orang-orang.. yang ramai.." balasnya sedikit canggung.

"Kak.. Alu?"

Keduanya terdiam saat perempuan itu memanggil nama Alucard, mata pria itu membesar dengan ekspresi perlahan berubah tidak percaya. "..Beatrix..?" Panggilnya.

Beatrix yang awalnya menatap kaget perlahan tersenyum lebar, ia menutup mulutnya tak percaya. Melainkan Alucard langsung memeluk Beatrix, dan menggendong yang lebih muda itu.

𝗦𝗘𝗩𝗘𝗡'𝗦Where stories live. Discover now