Hukuman.

1.1K 114 24
                                    

"BAGAIMANA BISA SEMUA INI TERJADI?!"

Silvanna berteriak kencang, dengan air mata mengalir, duduk di samping Dyrroth yang terbaring pucat. Para Kebajikan hanya bisa menundukkan kepala, tidak berani berbicara.

"Kenapa.. tuan Xavier? Saya kira anda akan menjaganya sebaik mungkin." Tanya Silvanna menatap Xavier.

Xavier menyipitkan mata, ia menghela nafas berat. "Itu.. itu sebuah keteledoran." Balasnya. Silvanna merasa tidak puas dengan jawabannya, lalu memeluk erat Dyrroth.

"..adik." gumamnya memejamkan mata.

"Ini salahku." Ucap Beatrix, para Kebajikan langsung menatapnya. "Beatrix, berhenti-" "INI MEMANG SALAHKU." Tegas Beatrix berkaca-kaca, ia memegang erat bajunya.

"A-Andai.. saja aku tidak membiarkan Dosa itu masuk, maka ini semua tak terjadi.." Jelas Beatrix.

"Kumohon! Hukum aku!" Minta Beatrix menutup wajahnya dengan air mata kembali keluar, Claude yang mendengar itu menatap tidak percaya.

"Tidak! Hukum aku saja." Mintanya, memeluk Beatrix. Hayabusa berjalan maju,

"Saya penyebabnya, saya penyebab dari semua awal mula malapetaka itu. Hukum saya." Ucapnya tegas, Alucard menatap kaget.

"Apa maksudmu Hayabusa?! Akulah yang teledor tidak bisa menahan sang Dosa, seharusnya aku yang dihukum!!" Balasnya.

Paquito mengepalkan tangan, "saya, yang seharusnya dihukum. Karena saya sebagai wakil, tidak pantas melihat para Kebajikan lain kena getahnya." Jelasnya.

Xavier menatap kearah para Kebajikan lain, ia memberikan ekspresi sulit dimengerti. "Kalian semua pantas dihukum." Ucap Silvanna memotong, para kebajikan menatapnya.

"N-Nona.." Xavier menatap kaget kearah Silvanna, "dan saya akan melaporkan hal ini kepada para Petinggi." Ancam Silvanna. Xavier semakin kaget, lalu menahan Silvanna.

"Nona Silvanna! Saya mohon anda pertimbangkan hal ini, saya akan bertanggung jawab!" Minta Xavier.

Para Kebajikan lain hanya menatap bingung kearah Xavier yang seakan tidak ingin kejadian ini tersebar.

'kenapa ketua mau mengurusinya?' pikir Hayabusa bingung.

Plak!

Silvanna menampar Xavier, membuat 1 ruangan kaget. "Bertanggungjawab?! Bahkan saat penculikan itu, anda tidak ada disana!" Tegur Silvanna, Xavier memegang pipinya.

"Saya tidak mau tahu, kalian semua pantas dihukum! Dan, para petinggi juga Dewi kita harus mengetahui ini." Lanjut Silvanna berjalan keluar ruangan.

Brak!

"Ini bencana." Ucap Xavier memijit pelipisnya, Alucard menatap seriusnya.

"Tidak apa ketua, setidaknya kita bersama. Sesulit apapun hukuman kita, pasti akan selesai jika kita bersama-sama." Ucap Claude, Beatrix mengangguk setuju.

"Hukum terakhir yang jatuh kepara kebajikan adalah dijatuhkan ke dunia para iblis agar jiwanya di siksa." Balas Paquito melipat kedua tangannya.

Satu ruangan hening seketika, Hayabusa mengepalkan tangan. "Setidaknya kita mendapatkan hukuman sepadan." Ucapnya.

"Sepadan?" Balas Xavier.

"Ini semua salah kalian yang teledor dan bermain dibelakang saya." Lanjut Xavier, Beatrix memberikan ekspresi bersalah. "Kami memilih jalan itu, memang demi kebaikan menjaga Kebajikan. Ketua." Balas Paquito.

"Tapi justru kalian malah merusaknya, hahah!!" Saut Xavier.

Hayabusa memandang kearah lain, "bahkan membiarkan Dosa masuk." Ucap Xavier menatap kearah Beatrix. "..." Beatrix langsung menundukkan kepala,

𝗦𝗘𝗩𝗘𝗡'𝗦Where stories live. Discover now