Lapangan

1.2K 156 30
                                    

Shushh~

Air bertiup dengan kencang, daun-daunan berterbangan melewati kedua pria yang sedang saling berhadapan. "Akhirnya lu dateng juga ya, Kesederhanaan." Ucap Hanzo menyeringai.

Hayabusa meremas kaleng soda yang diberikan oleh Dyrroth, "ya, sesuai permintaan mu." Balasnya. Hanzo tersenyum senang, "kalau begitu-" . "Kita selesaikan disini." Potong Hayabusa mengeluarkan senjata.

"Wow, wow, wow. Gw ngajak lu ke lapangan bukan buat baku hantam." Ucap Hanzo mencoba menenangkan Hayabusa, "lalu?" Tanya Hayabusa menatap tajam lawannya. Hanzo menyeringai kembali,

"Gw hanya pengen kita berbincang."

Hayabusa memasukkan kembali senjatanya, lalu menatap heran Hanzo. "kau pria yang aneh." Ucapnya, Hanzo terkekeh sekilas. "Oh, ayolah Haya-chan." Saut Hanzo, Hayabusa terdiam di tempat.

"Haya-chan?" Tanyanya.

"Loh, bukannya nama lu haya kan? Si kesabaran sempat manggil nama lu, tapi keburu gw potong." Jawab Hanzo.

Keduanya terdiam, "panggilan itu tampak seperti pedofil." Ucap Hayabusa blak-blakan. "Oi." Saut Hanzo merasa dipanggil pedofil, ia menghela nafas lalu menatap kearah Hayabusa.

Tiba-tiba Hanzo mengulurkan tangannya, Hayabusa menaikkan satu alisnya. "Hanzo, sang kerakusan." Ucapnya, Hayabusa masih menatapnya curiga dari atas hingga bawah. Lalu membalas genggaman, "Hayabusa, sang kesederhanaan."

Hanzo menarik tangan Hayabusa agar mendekat, ia tampak mengendus lawannya sekilas. "Wangi lu enak juga." Ucapnya berbisik, Hayabusa langsung menarik tangannya lalu menampol pipi Hanzo.

"ANJNG." umpat Hanzo tertampar, ia memegang pipinya.

Hayabusa menyipitkan matanya, "gila." Gumamnya. "Bapak lu gila." Balas Hanzo, Hayabusa kembali menamparnya. "Adeh adeh!" Ringis Hanzo dan menahan tangan Hayabusa, "gila ya lo?!" Ucapnya sewot.

"Kau yang gila." Balas Hayabusa.

Keduanya kembali mengambil jarak, Hayabusa masih menatap dan mengamati Hanzo. Di sisi lain Hanzo masih mengusap pipinya, "sekarang cepat jelaskan, apa yang kau inginkan." Ucap Hayabusa mendengus.

"Lu, mau tau gak? Alasan kenapa sang kesabaran dan kemarahan, nyaris bertukar jiwa?" Ucap Hanzo, memasukkan tangan ke kantong celananya. Hayabusa menatapnya, "beritahu." Balasnya.

Hanzo berjalan mendekat, lalu berdiri tepat di samping Hayabusa. Pundak mereka saling bersentuhan, "itu karena mereka saling.. menaruh perasaan cinta." Bisik pelan Hanzo di kuping Hayabusa. "Apa??"

Hayabusa menengok ke arah Hanzo, ia menatap tajam lawannya. "Jangan main-main, mereka jelas-jelas musuh abadi." Bantahnya, Hanzo tersenyum miring. "Yakin? Dengan cara mereka berpelukan?" Balasnya, Hayabusa menyipitkan matanya.

"Apakah lu berpikir karena mereka sesama pria, jadi gak bisa saling suka? Gitu?" Lanjutnya, Hanzo terkekeh. Ia menepuk pelan pundak Hayabusa, "lu salah besar selama ini, oh atau sebenernya lu udah tau cuman lu tutupin? Berarti lu berbohong, dan melakukan dosa." Ucapnya.

Hayabusa menepis tangan Hanzo, "cukup basa-basi mu, jika kau mengajak saya bertemu hanya untuk merendahkan saya saja. Lebih baik saya pergi dari sini." Balasnya lalu langsung berbalik. Hayabusa berjalan menjauh perlahan,

"Gw tau gimana cara sang kesabaran kembali."

Langkah kaki Hayabusa berhenti, ia menengok kebelakang. Hanzo masih berdiri tegak sembari tersenyum miring, "tapi, ada syaratnya." Lanjutnya. Hayabusa menyipitkan matanya, ia mengepalkan tangannya. "Kalau begitu, apa perjanjiannya?"

Hanzo menyeringai.

***

"Tatap gw."

Hanzo kembali menjambak rambut Hayabusa, "akh- sampai kapan kau akan melakukannya??" Tanya Hayabusa menahan sakit. Jari Hanzo kembali menelusuri gigi Hayabusa, ia tampak menatap serius kearah mulut Hayabusa.

𝗦𝗘𝗩𝗘𝗡'𝗦Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin