-9-

1.9K 277 61
                                    

Sudah seminggu Jennie berubah menjadi sosok yang hangat. Sekarang dia sudah sering memanjakan Rosie membuatkan bocah itu mengambil kesempatan.

Seperti sekarang,Rosie terus menempel sama Jennie dan dia tidak mau ditinggal oleh Jennie.

"Rosie,Kakak harus kekampus. Rosie tinggal sama Bu Jina ya"ujar Jennie

Rosie menggeleng"Tidak mau. Ochie mau ikut Kak Nini"rengeknya

"Sudah Jen,tinggalin saja dia disini. Nanti juga dia pasti senang kok"ujar Bu Jina.

Buat pengetahuan semua,Bu Jina itu adalah sosok janda yang ditinggal oleh mantan suami. Dia membuka jasa mengasuh anak anak dan kebetulan sekali Jennie membutuhkan orang yang bisa menjaga Rosie.

"Rosie,ayo masuk sayang. Tante punya banyak mainan buat kamu loh"bujuk Bu Jina

"Rosie masuk sama Bu Jina ya. Nanti Kakak jemput Rosie"ujar Jennie

"Kakak janji kalau Kakak akan jemput Ochie?"tanya Rosie yang sudah mula luluh

"Iya sayang,Kakak janji. Nanti selepas kelas Kakak selesai,Kakak bawa Rosie jalan jalan ke mall. Kita beli mainan baru ya"ujar Jennie

"Ocie"sahut Rosie

Jennie mengecup pipi Rosie dan menurunkan Rosie dari gendongannya"Bu,saya pamit duluan ya"ujar Jennie

"Iya Jen. Kamu tenang saja,Ibu pasti akan mejaga Rosie dengan baik"ujar Bu Jina.

Jennie mengangguk dan dia akhirnya berganjak pergi dari sana.

Bu Jina langsung membawa Rosie masuk. Bocah itu melihat sekeliling untuk mencari mainan"Bu,dimana mainan? Ochie mau main mainan"ujarnya

Bu Jina membawa Rosie keruang tamu. Bocah itu langsung bermain dengan permainan yang ada disana dan Bu Jina berlalu kedapur untuk menyediakan makanan.












Dikampus,Jennie langsung menghampiri Joy yang menjadi teman kuliahnya"Huaaa Jennie! Gue kangen elo!"pekik Joy

"Kita liburan juga sebulan saja,masa lo sudah kangen gue"ujar Jennie

"Lagian lo si sok sibuk"ujar Joy

"Gue benaran sibuk ya ngurusin restaurant gue"sahut Jennie

"Sibuk ngurusin restaurant atau sibuk ngurusin adek nih?"

"Ya dua duanya si"

"Sudah bisa menerima Rosie?"

Jennie mengangguk"Dia tetap darah daging gue. Gue juga sadar kalau kelahiran dia bukan kesalahan dia. Lagian dia gemesin juga si"

"Bagus deh. Kapan kapan lo kenalin gue sama adek elo ya"

"Atur saja"









Jam sudah menunjukkan pukul 12 tengahari dan Rosie sudah mula bosen. Bu Jina juga tidak kelihatan membuatkan bocah itu bangkit dan mencarinya"Bu,ibu dimana? Ochie mau uyyu"teriaknya

Kaki mungil Rosie terus melangkah mencari keberadaan Bu Jina. Sedetik kemudian,dia melihat susu botol miliknya berada diatas nakas. Dengan kesulitan,dia berusaha menggapai susu botol itu.

Namun naas,susu botol jatuh membuatkan susu berceceran dilantai.

Bu Jina yang mendengarnya langsung saja menghampiri Rosie"Rosie!!"teriaknya kesal

"Maaf Bu. Ochie tidak tengaja"ujar Rosie

"Baru saja disini sudah ngerepotin gue hah?!"bentak Bu Jina

"Ochie mau uyyu tapi Ochie tidak tengaja bikin botol uyyu nya jatuh"ujar Rosie

"Lo jangan ngerepotin gue bisa tidak si?!"marah Bu Jina

"Akhh takit Bu!"pekik Rosie ketika Bu Jina menarik kupingnya dengan keras

"Jadi bocah jangan bandel! Lo pikir gue tidak ada pekerjaan yang lain hah?!"Bu Jina melepaskan telinga Rosie dan beralih mencubit perut Rosie

"Hiks takit"isak Rosie kesakitan

Bisa dipastikan bakalan ada memar diperut Rosie.

"Ck!"Bu Jina berdecak. Dia melirik jam. 30 menit lagi Jennie bakalan menjemput Rosie jadi dia harus memandikan Rosie"Ikut gue!"dengan kasarnya dia menarik Rosie kekamar mandi.















Mobil Jennie terparkir didepan rumah Bu Jina. Dia sudah kangen sama sang adek"Rosie!"pekiknya menyambut sang adek.

Namun anehnya,Rosie hanya diam dan tidak menanggapinya.

"Jen,tadi Rosie jatuh terus ada memar di perut Rosie. Dia asyik banget main. Ibu juga senang banget bisa ngurusin dia"ujar Bu Jina sok ramah.

Jennie sontak berjongkok didepan Rosie. Dia menyibak perut Rosie dan melihat memar itu"Rosie jangan bandel dong. Kasian Bu Jina kewalahan"nasihat Jennie yang ternyata mempercayai omongan Bu Jina.

Rosie hanya mengangguk singkat. Ingin sekali dia jujur sama Jennie namun Bu Jina sudah mengancam dia. Dia yang memang masih bocah itu sudah pasti akan takut dengan ancaman makanya dia tidak akan jujur sama Jennie soal perlakuan Bu Jina kepadanya itu.

"Ibu tidak kewalahan kok. Ibu senang bisa bermain sama Rosie"ujar Bu Jina"Dan Ibu minta maaf ya karena perut Rosie memar"lanjutnya

"Tidak apa apa Bu. Bukan salah Ibu kok. Rosie masih kecil,dia memang lagi aktif"sahut Jennie. Dia mengeluarkan amplop kecil dan menyerahkannya kepada Bu Jina"Ini uang untuk hari ini"

"Ah,terima kasih Jen"dengan senang hati Bu Jina mengambil uang pemberian dari Jennie.

"Kalau gitu,aku sama Rosie permisi duluan Bu"pamit Jennie membawa Rosie pergi dari sana.









  Tekan
   👇

Little Sister✅Where stories live. Discover now