-7-

2K 291 40
                                    

Sudah seharian Jennie mencari keberadaan orang tua serta kedua abangnya itu namun mereka semua seakan menghilang. Jennie sudah ke agensi Suho dan sekertaris Suho bilang kalau Suho sudah mengambil libur selama beberapa bulan.

Akhirnya Jennie pergi ke perusahan Kai. Sama seperti tadi,sekertaris Kai juga bilang kalau Kai mengambil libur selama beberapa bulan.

"Ck! Ini yang terakhir!"gumam Jennie berganjak memasuki rumah sakit milik Abang keduanya. Tidak lupa juga dengan sosok Rosie yang terus mengikutinya dengan polos.

Jennie memang membawa Rosie bersama soalnya kalau sesuatu terjadi sama bocah itu,dia pasti akan dihukum sama Suho dan Jennie belum siap untuk menerima hukuman dari sang Papa. Yang pasti,semua fasilitasnya bakalan disita dan Jennie tidak bisa hidup tanpa barang barang berharganya itu.

"Heh bocah! Cepatan dong! Lama banget si jalannya"dumel Jennie menatap sang adek

"Ochie capek Kak"adu Rosie

"Gue tinggalin lo disini ya!"ancam Jennie

Rosie malah duduk diatas lantai"Huaaa Kak Nini jahat!"teriaknya keras

Semua atensi orang yang berada disana sontak tertuju kepada mereka membuatkan Jennie malu. Dengan segera Jennie berjongkok didepan Rosie"Diam lo!"bisiknya dan akhirnya dia menggendong Rosie.

Rosie langsung saja menenggelamkan mukanya diceruk leher Jennie dengan tangan mungilnya yang memeluk leher Jennie.

"Kalau gue ngebuang elo,yang ada gue yang bakalan dibuang dari kartu keluarga"dumel Jennie berganjak menghampiri meja administrasi

"Permisi Sus"sopan Jennie

"Ah iya Mrs?"

"Apa Dokter Kim Jaemin ada?"tanya Jennie"Saya adeknya"lanjutnya

"Maaf Mrs,tapi Dokter Jaemin tidak ada. Dia sudah mengambil libur selama beberapa bulan"

"Apa suster tahu dia liburan kemana?"

"Saya tidak tahu"

"Baiklah. Terima kasih Sus"Jennie sedikit membungkuk dan berganjak pergi dari sana.

"Sepertinya ini memang sudah rencana mereka!"gerutu Jennie"Sial!"

Rosie menatap Jennie dengan polos"Cial? Cial itu apa?"keponya

"Lo masih bocah! Tidak perlu tahu"sahut Jennie judes













Malam sudah tiba dan Jennie bersama Rosie sudah selesai menikmati makan malam mereka.

"Kak Nini,Ochie mau uyyu"ujar Rosie

"Heh bocah! Lo pikir gue babu elo huh?"sahut Jennie

Rosie menunduk"Tapi Ochie tidak bita tidul tanpa uyyu"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Dengan wajah judesnya,dia berlalu kedapur untuk menyiapkan sebotol susu.

Setelah selesai,dia membawa Rosie kekamar"Nih minum terus tidur! Jangan gangguin gue lagi"ujar Jennie ingin berganjak keluar.

"Kak Nini"

"Apa lagi?!"kesal Jennie

"Ochie takut tidul cendilian. Kak Nini tidul baleng Ochie ya"pinta Rosie

"Jadi orang jangan manja!"sahut Jennie tetap berganjak keluar dari kamar Rosie.

Rosie diam diatas kasurnya. Matanya berkaca kaca dan tidak butuh waktu yang lama,dia menangis"Hiks Mama. Ochie takut"isaknya











Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan Jennie terbangun dari tidurnya ketika tenggorakannya merasa haus. Dia mendesis pelan gara gara gelas yang ada dinakasnya itu kosong.

Dengan rasa malasnya Jennie berganjak keluar dari kamar untuk menuju kedapur.

Ceklekk

"Astaga!"baru saja pintu kamarnya dibuka,dia dikagetkan dengan sosok Rosie yang tidur didepan pintu kamarnya"Rosie,bangun! Kenapa lo tidur disini hah?!"

Namun Rosie tidak terusik. Bocah itu malah semakin memeluk boneka kesayangannya.

Ada perasaan iba dihati Jennie ketika melihat wajah polos sang adek. Akhirnya setelah menurunkan egonya,Jennie menggendong Rosie dan membawa Rosie tidur diatas kasurnya"Maafin gue karena sudah menjadi Kakak yang buruk buat elo. Tapi maaf,gue masih belum bisa menerima kehadiran elo"gumam Jennie.

Rasa hausnya juga seakan menghilang dan dia akhirnya memutuskan untuk tidur disamping sang adek.

Baru saja Jennie ingin masuk kedalam mimpinya,dia dikagetkan dengan Rosie yang memeluk dirinya. Bocah itu menggeliat kecil dan menenggelamkan mukanya diceruk leher Jennie"Pokpok"ujar Rosie tanpa membuka matanya. Sepertinya bocah itu tidak sadar kalau sosok yang dipeluknya itu adalah Jennie,bukan Irene.

Dengan kakunya Jennie menepuk pantat Rosie dengan pelan membuatkan Rosie kembali masuk kealam mimpinya.

Dapat Jennie rasakan hembusan nafas Rosie dilehernya itu. Sebuah perasaan aneh juga sudah menjalar dihati Jennie. Hatinya sedikit menghangat.

Ditatapnya wajah polos Rosie membuatkan perasaan bersalah menghampiri dirinya. Ingatannya tertuju kepada perbualannya dengan Jisoo tadi malam.

"Jen,apa kamu bisa memilih untuk dilahirkan oleh siapa?"

Jennie mengernyit dengan ponsel yang tertempel ditelinganya"Ya tidak bisa lah Kak"

"Sama seperti Rosie,dia juga tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh siapa. Dia hanya malaikat kecil yang dilahirkan oleh Mama kamu. Dia sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Dia juga tidak meminta untuk dilahirkan. Jangan jadikan dia sebagai tempat kamu melampiaskan emosi. Hargai dia sebelum kamu kehilangan dia"

Jennie terdiam membisu setelah mendengar penuturan Jisoo. Tanpa menjawab,dia langsung mematikan panggilan itu.

"Lo juga pasti tidak meminta untuk lahir kedunia ini bukan?"gumam Jennie mengelus wajah gembul sang adek"Rosie,maafin Kakak"lirihnya sebelum menyusul Rosie kealam mimpi.










Sudah mula luluh nih😆

   Tekan
    👇

Little Sister✅Onde histórias criam vida. Descubra agora