-11-

2.1K 285 18
                                    

Kondisi Jennie kacau. Rambutnya acak acakan dan matanya yang sembab terus mengeluarkan air mata. Dia ketakutan ketika menanti sosok sang adek yang lagi diuruskan oleh Dokter diruangan UGD.

Hah~

Betapa buruknya dirinya sebagai seorang Kakak. Selama ini adeknya itu kesakitan namun dia terlalu buta untuk menyadarinya.

"Rosie maafin Kakak. Kakak sudah menjadi Kakak yang buruk. Hiks Rosie"racau Jennie menggigit kukunya dengan gementar.

"Jennie"Jisoo bersama Lisa akhirnya tiba. Jennie lah yang menghubungi Jisoo karena saat ini dia butuh sandaran.

Dia sudah menghubungi keluarganya namun tidak ada satu pun dari mereka yang mengangkat panggilan darinya.

Marah! Jennie benar benar marah sama keluarganya! Disaat adeknya lagi sekarat,orang tua serta kedua abangnya lagi asyik menikmati liburan. Dia yakin saat ini sang adek membutuhkan sang Mama tapi sang Mama malah melepaskan tanggungjawabnya begitu saja.

"A-aku Kakak yang buruk. Aku brengsek! Aku bego!"racau Jennie didalam dakapan Jisoo

"Tenang Jen"Jisoo mengelus punggung Jennie. Dia juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena tadi Jennie menghubunginya dan memintanya datang kerumah sakit.

Setelah memastikan Jennie mula tenang,Jisoo menangkup kedua pipi Jennie"Sekarang jelaskan apa yang terjadi"pintanya dengan lembut.

"Sudah seminggu aku mula kuliah. Aku menitipkan Rosie sama Bu Jina yang bekerja sebagai penjaga anak anak. Selama ini Rosie kesakitan gara gara Bu Jina memukul dia. A-aku terlalu sibuk dan aku tidak sadar kalau Rosie aku kesakitan. Banyak memar dibadan Rosie dan aku baru menyadarinya hari ini setelah tanpa sengaja aku melihat Bu Jina memukul Rosie"jelas Jennie"A-aku Kakak yang buruk. A-adek aku kesakitan gara gara aku. Aku brengsek! Aku bodoh!"Jennie kembali meracau namun Jisoo dengan sigapnya kembali menangkan Jennie.

Jujur saja Jisoo sama Lisa kaget sama penjelasan Jennie. Ingin sekali Jisoo memaki Jennie karena Jennie tidak menyadari perubahan pada sang adek tapi setelah melihat kondisi Jennie saat ini,Jisoo merasa kasian.

Akhir akhir ini juga Jisoo sudah kembali sibuk sama pekerjaannya begitu juga dengan Lisa yang kembali ke sekolah makanya mereka tidak ada waktu untuk menemani Rosie.

Ceklekk

Mereka sontak bangkit ketika Dokter Jiwon keluar dari ruangan UGD"Dengan keluarga Rosie?"

"Saya Kakaknya"sahut Jennie cepat"Adek saya baik baik saja bukan?"

Dokter Jiwon menghela nafasnya dengan kasar"Saya juga berharap kondisi dia baik baik saja tapi nyatanya tidak. Kondisi tubuh Rosie lemah karena dia tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup. Memar dibadan Rosie juga sudah diobati"jelasnya

Jennie kaget. Ternyata selama ini adek gembulnya itu tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup dan dia tidak menyadarinya.

"Bisa saya tahu apa yang terjadi sama Rosie? Sepertinya Rosie dipukul dan saya tidak bisa membiarkan ini terjadi. Saya harus melapor polisi kalau terjadi kekerasan kepada Rosie"ujar Dokter Jiwon dengan serius.

Jennie menghembuskan nafasnya dengan kasar dan dia mula menjelaskan semua yang terjadi. Reaksi Dokter Jiwon? Sudah pasti Dokter itu kaget"Jadi saya mohon bantuan Dokter untuk bekerjasama sama saya agar pelaku pemukul Rosie mendapatkan hukuman yang berat"ujar Jennie mengakhiri ceritanya.

"Data informasi soal kondisi Rosie sudah ada pada saya. Kalian bisa membawa polisi kesini"ujar Dokter Jiwon

"Baiklah Dok. Saya akan ke kantor polisi duluan"sahut Jennie dibalas anggukan dari Dokter Jiwon.










Jennie menggenggam tangan sang adek yang dipasangkan infus itu. Kondisi tubuh Rosie lemah makanya Dokter memakaikan infus agar Rosie masih bisa mempunyai tenaga.

Bu Jina? Sosok kejam itu sudah ditahan polisi dan persidangan akan dilakukan dalam waktu yang terdekat.

Menurut polisi,Bu Jina mengalami depresi yang berat gara gara ditinggal oleh mantan suaminya. Mantan suaminya menginginkan seorang anak namun Bu Jina tidak bisa memberikannya makanya mantan suami Bu Jina menceraikan Bu Jina. Sejak itu juga Bu Jina membenci sosok anak kecil.

Mendengar penjelasan dari polisi itu membuatkan Jennie semakin bersalah sama sang adek. Seharusnya dia menyelidiki soal Bu Jina duluan sebelum menitipkan Rosie namun sekarang semuanya sudah terlambat.

"Jen,Kakak sama Lisa harus pulang duluan ya. Besok Lisa sekolah"ujar Jisoo ketika menyadari jam yang menunjukkan pukul 8 malam.

"Iya Kak"sahut Jennie

Lisa mendekati Rosie. Dia mengelus pipi Rosie yang memar gara gara tamparan dari Bu Jina"Rosie cepat sadar ya. Kakak rindu"ujarnya sebelum berpamitan pergi dengan menggandeng Jisoo.

"Rosie,cepat sadar. Kakak juga rindu Rosie"lirih Jennie

Sepertinya keajaban berpihak pada Jennie. Perlahan lahan tangan mungil Rosie yang digenggamnya itu bergerak"Rosie"gumam Jennie menangis haru.







Cerita baru Chaennie sudah di publish. Judulnya "Mommy or Wifey?"Kalian bisa mampir ya ♡



  Tekan
   👇

Little Sister✅Where stories live. Discover now