Part 7- Diary Airin

6.1K 689 65
                                    

Dear Diary,

Aku pernah berada pada masa dimana aku menjadi putri kecil yang merangkap sebagai tokoh utama dalam sebuah cerita keluarga. Masa dimana hanya terdengar tawa riang, tangis manja, dan kikikan kecil saat berada dalam pelukan Mama sekaligus Papa. Jika kalian bertanya apa aku bahagia berada pada masa itu? Tanpa ragu aku pasti akan menjawabnya dengan, "ya, aku bahagia. Seorang putri kecil bernama Airin Nefili benar-benar bahagia."

Tapi sampai waktu berjalan selama ini, aku mulai belajar, sesuatu yang berjalan mulus dan terlalu bahagia, tidak akan selamanya bahagia. Bahkan hanya dengan satu jentikan jari saja, semua berubah. Dan BAM! Seorang gadis remaja bernama Airin Nefili, mendadak kehilangan kebahagiaan yang dulu selalu dibangga-banggakannya.

Semua yang ada di dunia ini mengalami perubahan. Dan aku termasuk di dalamnya. Aku berubah, Mama berubah, dan Papa pun sama. Rumah yang dulu bahagia, kini sudah tertinggal jauh di belakang. Semua tak akan sama lagi.

Papa pergi. Pergi tanpa membawa aku dan Mama-yang dulu ia sebut dengan rumah. Sampai kemarin, aku masih berharap aku bisa mengulang kembali masa-masa di mana seorang putri kecil bernama Airin Nefili akan terus didampingi oleh seorang Ayah yang begitu dicintainya.

Tapi harapan tersebut kemudian hilang hanya karena sebuah kenyataan bahwa aku harus tersadar, dunia terus berputar. Bahwa Papa tak akan kembali ke tempat yang sama. Bahwa sampai ke depan, hanya akan ada aku dan Mama hidup dalam satu cerita bernama keluarga.

Papa, jika memang rumah yang Papa punya sekarang lebih membahagiakan daripada aku dan Mama, maka nikmatilah. Aku tak akan lagi berharap untuk kembali ke masa dulu.

Papa memilih kehidupan baru, maka aku akan merelakannya.

Hiduplah bahagia dengan seorang wanita yang membuatmu berpaling dari kami, Pa. Yang membuatmu rela meninggalkan istri dan putri kecil yang membuatmu jatuh cinta. Berbahagialah dengan putri kecilmu yang baru.

Maafkan Airin, Pa. Airin lebih memilih untuk hidup dengan Mama berdua saja. Lebih baik Airin hidup dengan seorang ibu yang mempertahankan cinta kepada anaknya, daripada hidup dengan seorang ayah yang rela pergi demi seorang wanita yang Papa temui saat-apa Papa bilang? Puber kedua ya?-

Satu pelukan dari Mama, sudah terasa cukup untuk Airin. Airin sudah tak menginginkan sepasang lengan dari Papa seperti dulu.

Nikmatilah kebahagiaan Papa saat ini. Papa tak perlu repot-repot menoleh ke belakang lagi. Semua akan baik-baik saja.

Papa tahu kan? Dunia akan terus berputar. Yang bahagia tak selamanya bahagia. Dan kesedihan tak selamanya sedih.

Love,

Putri kecil yang SEMPAT Papa banggakan

Let Me be YoursWhere stories live. Discover now