07 - demi dia

99 16 11
                                    

Suara gelak ketawa jelas kedengaran dari arah belakang bangunan sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara gelak ketawa jelas kedengaran dari arah belakang bangunan sekolah . Entah kenapa suara tawa mereka kedengaran begitu menyebalkan ditelinga seorang yang bernama Haries Haikal .

" Lepas buli orang boleh pula kau ketawa macam tu " Mereka semua saling berpandangan kemudian tertawa besar .

" Lo juga pembuli dulu Haikal , masa gatahu rasa senangnya setelah membuli orang ? " Jevano tersenyum sinis memandang Haikal yang menatapnya tajam .

" Itu dulu bukan sekarang . Udah beda "

" Lo tetap aja Haikal yang dulu . Suka sibuk sama urusan orang lain " Nathan tertawa kecil bersama Jevano .

" Cewe itu siapa sampe lo pertahankan dia ? " Raga yang dari tadi mendiamkan diri mula bersuara .

" Cewe yang lo semua buli tadi itu cewe gue "

" Cewe lo ? Waduh Haikal udah punya cewe nih guys . Ayo tepuk tangan dulu " sindir Helga  kemudian menepuk tangannya heboh .

" Lo bisa diam ga sih Helga , bising mulu " Helga yang sedang bertepuk tangan heboh terus mendiamkan diri dan mengunci mulutnya supaya tidak mengeluarkan sebarang bunyi agar orang lain tidak terganggu .

" Jadi lo mahu apa ? "

" Minta maaf , lo udah ngebuli cewe gue jadi lo harus minta maaf "

" Lho padahal cewe elu yang salah bukan kita "

" Disini , cewe lo dan lo juga salah " bantah Haikal dengan nada tegas .

" Lo salah kerana lo udah buli dia sampe cedera . Jadi lo tetep harus minta maaf " sambung Haikal . Jevano berdecit kecil kemudian mengangguk . Dia malas mahu berdebat dengan lelaki dihadapannya ini .

" Yaudah , gue sama temen gue akan minta maaf sama cewe elo . Jadi lo gausah berisik lagi " Haikal tersenyum sinis apabila mereka mengikuti kehendaknya .

•——————•°•✿•°•——————•

Sekumpulan lelaki datang mendekat kearah Liya dan Alisya yang sibuk berbual tentang perkara yang mereka suka . Seketika perbualan kedua gadis itu terhenti kerana merasa terganggu dengan kehadiran empat orang jejaka yang membuli Liya tadi .

Alisya menjeling tidak suka kemudian mula membuka mulut " You all  kenapa datang sini lagi ? Nak buli Liya ? Big no ! .

Jevano menggeleng " Lho orang muka baik gini lo ngatain gue mahu buli doi lagi , gue mahu minta maaf "

" Bukan gue tapi kami " Raga dibelakang membetulkan ayat Jevano . Lelaki yang bernama Jevano itu menggaru kepalanya yang tidak gatal .

" Lo orang gabisa bahasa Melayu apa ? Kita sekolah di International school lho . Kok gabisa bahasa Melayu ? " Nathan menggelengkan kepalanya .

" Nih saya mahu minta maaf atas perbuatan yang kami buat beberapa jam yang lalu . Kami janji tidak akan membuli kamu lagi " Nathan memandang wajah Liya berharap gadis itu akan memaafkan mereka semua .

" Pokoknya , maafin aja kita ya . Kita janji kok gaakan buli kamu lagi " Helga menghadiahkan senyuman manisnya kearah Liya . Gadis itu hanya memandangnya polos .

" Gue curiga nih , biasanya lo semua gaakan minta maaf kalo udah ngebuli orang lain "

" Bisa ga sihh lu percaya sama kita ? " Helga mengeluh kecil .

" Yaudah saya maafkan kamu semua "

" Tapi lo semua harus jadi budak gue sama Liya " Keempat - empat jejaka itu tersedak .

" Muka ganteng gini lo jadiin babu " suara tidak puas hati keluar dari mulut Jevano . Alisya memandang mereka tajam .

" Okay , Liya tak payah maafkan diorang . Jom kita cau " Alisya menarik tangan Liya dan beredar meninggalkan empat lelaki tadi .

" Padahal gue kan lagi bercanda " Jevano menggarukan kepalanya . Tiga kawannya memandang Jevano tajam .

----------♡----------

----------♡----------

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hayoo .. Aliesya dengan Liya dah berbaik tapi betul ke Aliesya tu ikhlas nak berkawan dengan Liya ?

Hidup [ 30 days ] Where stories live. Discover now