Suara gelak ketawa jelas kedengaran dari arah belakang bangunan sekolah . Entah kenapa suara tawa mereka kedengaran begitu menyebalkan ditelinga seorang yang bernama Haries Haikal .
" Lepas buli orang boleh pula kau ketawa macam tu " Mereka semua saling berpandangan kemudian tertawa besar .
" Lo juga pembuli dulu Haikal , masa gatahu rasa senangnya setelah membuli orang ? " Jevano tersenyum sinis memandang Haikal yang menatapnya tajam .
" Itu dulu bukan sekarang . Udah beda "
" Lo tetap aja Haikal yang dulu . Suka sibuk sama urusan orang lain " Nathan tertawa kecil bersama Jevano .
" Cewe itu siapa sampe lo pertahankan dia ? " Raga yang dari tadi mendiamkan diri mula bersuara .
" Cewe yang lo semua buli tadi itu cewe gue "
" Cewe lo ? Waduh Haikal udah punya cewe nih guys . Ayo tepuk tangan dulu " sindir Helga kemudian menepuk tangannya heboh .
" Lo bisa diam ga sih Helga , bising mulu " Helga yang sedang bertepuk tangan heboh terus mendiamkan diri dan mengunci mulutnya supaya tidak mengeluarkan sebarang bunyi agar orang lain tidak terganggu .
" Jadi lo mahu apa ? "
" Minta maaf , lo udah ngebuli cewe gue jadi lo harus minta maaf "
" Lho padahal cewe elu yang salah bukan kita "
" Disini , cewe lo dan lo juga salah " bantah Haikal dengan nada tegas .
" Lo salah kerana lo udah buli dia sampe cedera . Jadi lo tetep harus minta maaf " sambung Haikal . Jevano berdecit kecil kemudian mengangguk . Dia malas mahu berdebat dengan lelaki dihadapannya ini .
" Yaudah , gue sama temen gue akan minta maaf sama cewe elo . Jadi lo gausah berisik lagi " Haikal tersenyum sinis apabila mereka mengikuti kehendaknya .
•——————•°•✿•°•——————•
Sekumpulan lelaki datang mendekat kearah Liya dan Alisya yang sibuk berbual tentang perkara yang mereka suka . Seketika perbualan kedua gadis itu terhenti kerana merasa terganggu dengan kehadiran empat orang jejaka yang membuli Liya tadi .
Alisya menjeling tidak suka kemudian mula membuka mulut " You all kenapa datang sini lagi ? Nak buli Liya ? Big no ! .
Jevano menggeleng " Lho orang muka baik gini lo ngatain gue mahu buli doi lagi , gue mahu minta maaf "
" Bukan gue tapi kami " Raga dibelakang membetulkan ayat Jevano . Lelaki yang bernama Jevano itu menggaru kepalanya yang tidak gatal .
" Lo orang gabisa bahasa Melayu apa ? Kita sekolah di International school lho . Kok gabisa bahasa Melayu ? " Nathan menggelengkan kepalanya .
" Nih saya mahu minta maaf atas perbuatan yang kami buat beberapa jam yang lalu . Kami janji tidak akan membuli kamu lagi " Nathan memandang wajah Liya berharap gadis itu akan memaafkan mereka semua .
" Pokoknya , maafin aja kita ya . Kita janji kok gaakan buli kamu lagi " Helga menghadiahkan senyuman manisnya kearah Liya . Gadis itu hanya memandangnya polos .
" Gue curiga nih , biasanya lo semua gaakan minta maaf kalo udah ngebuli orang lain "
" Bisa ga sihh lu percaya sama kita ? " Helga mengeluh kecil .
" Yaudah saya maafkan kamu semua "
" Tapi lo semua harus jadi budak gue sama Liya " Keempat - empat jejaka itu tersedak .
" Muka ganteng gini lo jadiin babu " suara tidak puas hati keluar dari mulut Jevano . Alisya memandang mereka tajam .
" Okay , Liya tak payah maafkan diorang . Jom kita cau " Alisya menarik tangan Liya dan beredar meninggalkan empat lelaki tadi .
" Padahal gue kan lagi bercanda " Jevano menggarukan kepalanya . Tiga kawannya memandang Jevano tajam .
----------♡----------
✷ Hayoo .. Aliesya dengan Liya dah berbaik tapi betul ke Aliesya tu ikhlas nak berkawan dengan Liya ?