Tikar dihampar keatas pasir . Kedua remaja itu bercadang ingin meluangkan masa bersama sambil bercerita tentang kehidupan . Arash dan Alisya akan menyusul mereka kemudian .
Makanan dan beberapa alatan seperti kertas lukisan , pensil warna dan pelbagai lagi disusun disatu tempat . " Silakan duduk puterinya ibu " ujar Haikal , nada suaranya terselit dengan nada mengusik .
" So kita nak buat apa hari ni Haikal ? " Tanya gadis itu . Haikal memejam matanya seketika sambil memikirkan perkara yang mereka akan lakukan .
" Sementara kita tunggu dua orang lagi tu , apakata kita lukis apa yang kita nak ? Alang - alang kau dah bawa kertas lukisan apa semua ni . Lepas diorang datang kita pergi jalan - jalan dekat tempat lain " kepala Liya terangguk - angguk mendengar cadangan lelaki dihadapannya .
Mereka berdua kini fokus dengan kertas lukisan dihadapan mereka . Haikal berhenti melukis kemudian menatap wajah gadis itu lama .
" Kau ... " Kepala Liya mendongak . Dahinya berkerut hairan melihat Haikal hanya diam setelah memanggilnya .
" Aku apa ? "
" Cantik " gadis itu terkedu . Dia terus mengalihkan pandangannya kearah kanak - kanak yang sedang bermain dihadapan mereka .
" Aku tahulah aku ni lawa , sebab tulah ramai orang beratur nak dengan aku " gadis itu berkata perlahan . Haikal yang mendengarnya tertawa kecil .
" Tak nampak pun barisannya ? Kata ramai beratur "
" Memanglah sebab diorang mundur lepas tengok saingan diorang lagi kacak "
" Siapa saingan diorang ? " Gadis itu memandang wajah Haikal kemudian tersenyum .
" Dasar Haries Haikal ga peka . Saingan diorang tu kaulah "
" Lee Haechan NCT DREAM "
Para pembaca sekalian !! Adakah anda dengar bunyi retakan ? Jika dengar , itu adalah bunyi hati seorang Haries Haikal yang sedang retak dek tertampar dengan saingannya .
" Hoy asal diam je " tangan gadis itu dikibas dihadapan Haikal yang sedang termenung . Lelaki itu tersentak .
" Halah Haechan pun tak tahu kau wujud " Haikal kembali fokus dengan lukisannya .
" Biarlah dia tak tahu aku wujud pun . Aku tak kisah semua tu . Yang penting , sebab kata semangat dialah aku masih lagi berdiri dekat sini . Dia inspiration aku untuk berjaya "
" Sebelum 30 hari ni berakhir .. aku cadang nak pergi konser NCT DREAM nanti , kau nak ikut ? Aku ada beli tiket lebih "
" Okay aku ikut , nak tengok sekacak mana Haechan yang kau minat tu " gadis itu tertawa kecil .
" Aku ajak Alisya dengan Arash ikut sama " dahi lelaki itu berkerut .
" Banyak duit kau nak belanja kitaorang semua " gadis itu tersenyum nipis .
" Duit belanja yang mama dengan papa beri semua aku simpan dekat dalam tabung , tak guna pun "
" LIYA ! HAIKAL ! " dua orang remaja berlainan jantina berlari kearah mereka sambil melambaikan tangan .
Liya mendepakan tangan melarang Alisya untuk memeluknya . Gadis itu cemberut tetapi tersenyum semula . " Buat apa je tadi ? " Tanya Alisya kemudian duduk disebelah Liya .
" Sembang dengan melukis " jawab Liya ringkas sambil mengemas alat lukisannya untuk memberi ruang duduk yang lebih luas .
" Bestnya dating berdua " Haikal hanya tertawa hambar mendengar candaan Arash .
" Yang korang pula , macam mana boleh datang berdua ? "
Alisya terus tersenyum malu menutup wajahnya yang merah . Liya memandang rakannya pelik . Dah kenapa pula minah ni ? .
" Kau kenapa Alisya ? Tersengih - sengih " Lengan Alisya disenggol .
" Kau belum tahu ke Liya ? Dua manusia ni dah official " ujar Haikal selamba . Kepala Liya pantas memandang Arash tidak kepala .
" Sejak kapan ? "
" Dua minggu yang lepas " mata Liya membulat . Rupanya mereka berdua bercinta secara sembunyi .
" Haikal kau beritahu , aku kau tak beritahu pula " Liya memeluk dirinya tanda merajuk . Arash menggaru kepalanya .
" Tak pernah - pernah pula kau merajuk , dah kenapa tetiba " seingat Arash Liya tidak pernah merajuk sepanjang hidupnya .
" Biarlah "
----------♡----------