26. Meet Up

560 74 12
                                    

"Grandpa!"

Pekikkan itu membuat Bryan menoleh. Senyum Bryan terkembang kala melihat cucu perempuannya yang sudah semakin besar. Tangan Bryan terbuka lebar menyambut pelukan gadis kecil berusia delapan tahun itu.

"Calie... Grandpa kangen sekali pada Calie," Ujar Bryan sambil menggendong sang cucu.

Mata Bryan kemudian terarah pada sosok yang sedang menghampirinya. Sudah beberapa tahun Bryan mencari kabar tentang sosok itu dan saat ini sosok itu muncul di depannya.

"Hai, dad," Sapa-nya.

"Long time no see, son,"

Sosok itu tersenyum kecil. Bryan duduk di kursi cafe. Dia memesan secangkir cappucino. Sementara sosok di depannya memesan secangkir teh.

"Bagaimana kabarmu, son?" Tanya Bryan.

"Seperti daddy lihat,"

"Kenapa tidak pernah memberi kabar pada daddy?"

Sosok itu tersenyum kecil. Tangannya memilih mengusap rambut putrinya dengan sayang.

"Siapa yang merawatmu?" Tanya Bryan.

"Liona,"

"Jadi, kalian sudah kembali bersama?"

"Belum. Dia bahkan tidak ingat kalau Calie adalah putrinya. Calie harus berpura-pura dan meminta izin darinya untuk memanggilnya mommy,"

Bryan menghela.

"Kamu menyembunyikan dia dengan baik. Sangat baik malah. Apa sekarang kamu tinggal bersamanya?"

"Iya,"

Bryan baru mau berujar jika saja Calie tidak melompat dari sisi sang ayah dan berlari ke belakang sang ayah.

"Uncle iel!!" Panggil Calie.

Panggilan Calie membuat badan Bryan terkaku. Orang yang di panggil Iel oleh Calie itu memiliki tinggi badan yang sama dengan Daniel. Putranya.

"Iel?" Tanya Bryan.

"Dad..."

"Maaf. Daddy hanya sedikit kaget mendengar nama panggilannya,"

"Namanya Raziel Avraam. Dia sering menemani Calie,"

"Anak buahmu?"

"Bisa dibilang begitu. Tapi, kami sudah seperti saudara. Liona mengenalkannya padaku. Dia banyak membantuku. Calie jadi dekat dengannya dan sering memanggilnya uncle Iel,"

"Dia mirip Daniel,"

"Mana mungkin, dad. Wajahnya berbeda dengan Niel,"

"Tapi, postur tubuh dan gerak tubuhnya sama,"

"Bicara soal Niel. Bagaimana kabar anak nakal itu? Apa dia masih sering berkelahi dengan Richard?"

Bryan tercekat. Entah dia harus mengatakan yang sebenarnya pada sosok di depannya ini atau tidak. Bahkan saat pelayan datang pun Bryan masih larut dalam pikirannya.

"Dad?"

Panggilan itu membuat Bryan kembali dari pemikirannya. Bryan menarik napas sebelum berujar pada sosok di depannya.

"Samuel, Daddy mau bicara sesuatu padamu. Niel... Dia sudah meninggal. Dua tahun lalu,"

Samuel. Sulung dari semua anak Bryan itu membolakan matanya. Tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Dad... Jangan bercanda! Itu tidak lucu!" Ujar Samuel.

"Sam... Daddy tidak bercanda. Niel kita sudah meninggal. Niel mengalami kecelakaan dan tidak bisa diselamatkan,"

[KS#2] The SixthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang