8. Paman Wayan dan Inzpia

2.3K 179 4
                                    

Bryan tersenyum melihat kelima anaknya sedang berlari mengejar satu sama lain di depannya. Dia hanya bisa terkekeh kala anak-anak itu berdebat satu sama lain. Bryan memejamkan matanya saat tangan ramping berkulit halus itu mengusap bahunya.

"Sudah ke toiletnya?" Tanya Bryan sambil menarik tangan ramping itu untuk duduk di sebelahnya.

"Sudah. Toiletnya agak penuh tadi,"

Bryan tersenyum saat mendengar tawa istrinya melihat anak bungsu mereka dikerjai oleh kakak-kakaknya.

"Sudah banyak waktu yang terlewat. Dalam sekejap anak-anak kita sudah sebesar itu saja," ujar Bryan.

"Semoga anak-anak kita tidak seperti ayahnya," ujar Jessica dengan senyum jahilnya.

"Maksudmu?"

"Ya, menikah sebulan setelah lulus senior high,"

Bryan terkekeh. Dia menggelitiki pinggang istrinya yang kerap kali membuat orang-orang iri dan membuat Bryan semakin over possessive pada istrinya. Bagaimana tidak? Jessica memiliki lima anak namun penampilannya tetap seperti orang yang belum menikah! Perutnya ramping dengan lekuk pinggang terlihat jelas. Bahkan, lebar pinggang istrinya kurang dari setengah panjang lengannya!

 Bahkan, lebar pinggang istrinya kurang dari setengah panjang lengannya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bryan hanya bisa menghela kecil untuk menyudahi tawanya dan sang istri. Nah, satu lagi perempuan yang membuat Bryan menjadi sosok over muncul. Sosok kecil nan cantik itu menghampirinya dan berdiri di depannya.

"Dad... lihat tuh kakak!" Adu sosok cantik itu.

Bryan hanya bisa menghela dan terkekeh kecil. Kakak dan adik itu selalu membuatnya sakit kepala namun, sangat menggemaskan.

"Kenapa lagi?"

"Aku mau berenang, dad... masa tidak dikasih sama mereka?"

"Itu kan karena, kamu kalau berenang kamu akan pakai dalaman saja!" Ujar Samuel.

"Pakaian renang kakak..." rengek si Ratu kecil.

Bryan terkekeh akhirnya. Melihat bagaimana anaknya menggembungkan pipinya membuat Bryan terbahak.

"Sudah-sudah... kalian merengek ingin berlibur kesini kalau ujung-ujungnya hanya bertengkar, lebih baik tidak usah liburan saja," ujar Bryan.

Sontak kelima anak itu menatap Bryan dengan puppy eyes mereka. Bryan sampai tersenyum kecil melihatnya.

"Mau ke tempat kakek Wayan?" Tawar Bryan.

Kelima anak itu mengangguk. Jessica langsung memakai jaketnya dan berjalan bersama Bryan yang hanya memakai kemeja lengan pendek dan celana pendek. Anak-anak mereka berlari dengan cepat menuju ke sebuah cafe kecil yang masih ada tak jauh dari pantai Barat kota kelahiran Bryan.

"Kakek Wayan... paman Made..." panggil Raquel dengan keras dan riang saat mereka masuk ke cafe itu.

Sosok pria yang  lebih tua dari Dario juga pria yang lebih muda dari Bryan itu menoleh. Keduanya tersenyum. Bryan juga tersenyum pada mereka. Bryan memang sering mengajak keluarganya berkunjung ke Inzpia. Bryan juga selalu mampir ke cafe milik pria yang pernah Bryan anggap ayahnya ini.

[KS#2] The SixthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang