27. RaiLlie (Part 1)

328 45 8
                                    

"Pardon me, your majesty,"

Sapaan itu membuat Raiden menoleh. Mata birunya menatap pada seseorang yang tengah membungkuk tak jauh darinya.

"Ada apa?" Tanya Raiden.

"Her highness, princess Raquel, ingin menemui anda,"

"Izinkan dia masuk,"

Pintu kayu besar di depannya terbuka. Raquel berjalan masuk dengan tergesa-gesa. Beberapa orang yang sedang berdiskusi dengannya pun menyingkir dari sana. Menyisahkan dirinya dengan ketiga adiknya di dalam ruangan itu.

"Dimana dia?" Tanya Raquel.

"Siapa?" Raiden balik bertanya.

Ingin sekali Raquel mencakar wajah kakak kembarnya itu kalau saja dia tidak takut pada dosa.

"Ellie. Dimana dia?"

"Ah... Ellie... Dia sedang menjalankan misi,"

"Kemana?"

"Rusk?"

Bahu Raquel langsung merosot. Dia bahkan terduduk di lantai yang dingin itu. Kedua adiknya mendekat dengan cepat. Begitu juga Raiden, sang kakak. Raiden berlutut di depan Raquel, terlebih dia mendengar isakan kecil dari bibir adik perempuannya itu.

"Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Tanya Raiden.

"Kak... Kenapa kakak mengirim Ellie ke Rusk?"

"Ada hal yang harus dikerjakan disana. Aku mengirim Ellie ke Rusk karena itu memang tugasnya,"

"Kakak tega sekali! Sampai kapan kakak mau menyiksa Ellie?!"

"Aku tidak menyiksanya lil' queen. Kapan juga aku menyiksanya?"

Raquel menatap kakak kembarnya. Dia lalu memukul bahu sang kakak dengan kuat. Menyalurkan semua kekesalannya pada sang kakak.

"Dasar manusia tidak berhati dan kejam! Kakak mau sampai kapan membiarkan Ellie menjadi "budak" kakak? Kakak bahkan menjadikannya lebih rendah dari budak!!"

Raiden memutar matanya. Dia malas mendengarkan celoteh dari adik kembarnya ini.  Raiden sendiri tidak pernah merasa memperbudak gadis bernama Ellie itu. Gadis itu yang menawarkan diri pada Raiden untuk menjadi penghangat ranjang Raiden. Gadis itu juga yang mau menjadi mata-mata di bawah perintah Raiden. Lantas, kenapa jadi Raiden yang disalahkan?

"Cukup, lil' queen. Kakak dan kedua adikmu ini masih banyak pekerjaan. Bisa tolong kamu biarkan kami bekerja? Tolong hentikan dan simpan saja ceramah panjangmu itu,"

Raiden berdiri dan berbalik. Menyisahkan Raquel bersama kedua adiknya.

"Kak... Ada apa? Kenapa kakak tiba-tiba membahas tentang kak Ellie?" Tanya Daniel.

"Ellie menghilang!!" Ucap Raquel diiringi dengan tangisan yang tiba-tiba menjadi kencang.

"Hilang? Bagimana bisa? Kak Ellie pergi dengan pengawalan ketat," Ucap Richard.

"Tapi, Ellie hilang! Aku baru mendengar kabarnya. Ellie hilang di Rusk!"

Kaki Raiden berhenti melangkah. Dia kemudian berbalik dan melihat Raquel sedang menangis tersedu-sedu disana. Bahkan kedua adik mereka tidak bisa menenangkan Raquel.

"Darimana berita itu kamu dapatkan lil' queen?" Tanya Raiden.

Raquel yang masih terisak itu mencoba sedikit menenangkan diri. Dia lalu mengangkat kepalanya untuk menatap sang kakak.

"Dari anak buah calon tunangan kakak," Ucap Raquel.

Kening Raiden berkerut mendengar ucapan Raquel. Raiden memang tengah dicecar untuk segera menikah. Banyak menteri yang ingin posisi ratu segera terisi. Bahkan beberapa mulai mengenalkan putri mereka pada Raiden. Tapi, untuk calon tunangan... Hanya ada satu orang yang berani menyebarkan kabar kalau dirinya akan segera bertunangan dengan putri dari keluar itu.

[KS#2] The SixthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang