17. Pillow Talk With Daddy

2.6K 206 29
                                    

Para menteri dibubarkan. Hanya tinggal para kerabat Dimitry dan keluarga kerajaan sendiri. Raiden menoleh dan mendapatkan pelukan erat dari adik kembarnya.

"Lil' queen..." Raiden memanggil dengan sedikit meringis.

Ringisannya membuat Samuel menoleh dengan cepat. Dia juga dengan cekatan menahan badan Raiden yang sedikit goyah. Raquel langsung melepaskan pelukannya.

"Are you okey?" Tanya Samuel.

"Menurutmu, kak? Mereka menghajarku tanpa ampun,"

"Sialan mereka!" Umpat Samuel.

Samuel memapah adiknya untuk duduk di salah satu kursi. Bryan mendekat dan berlutut di depan kursi yang diduduki Raiden.

"Kemana mereka membawamu?" Tanya Bryan.

"Celztia,"

"Pantas kami tidak bisa menemukanmu," ujar Dario.

Bryan mengusap pipi Raiden yang lebam. Sudut keningnya juga tertempel perban kecil.

"Malam ini kita-"

"Pulang saja, Dad. Aku sedang tidak mau menginap dimana pun,"

Bryan mengangguk paham. Dia tahu Raiden sedang merasa tidak aman. Berada di tempat yang tidak biasa dia tempati hanya akan membuatnya semakin merasa tidak aman.

"Baiklah. Kita pulang setelah ini,"

"Apa mereka masih disana?" Tanya Dario.

"Entahlah,"

"Entahlah?"

Raiden menunduk dan membuat Bryan khawatir. Bryan akhirnya mendekat dan membiarkan Raiden menyandarkan kepala di bahunya.

"Uncle Martin membantuku lari dari sana. Dia menyelamatkanku saat adik count Quilter mau membunuhku. Dia menitip maaf untuk grandpa dan daddy," bisik Raiden.

Bryan terkejut namun, dia menutupinya dengan mengusap perlahan punggung Raiden.

"Ssshhh..." Raiden mendesis saat ayahnya mengusap punggungnya.

"Sakit?"

"Hn..."

"Sebenarnya apa yang mereka lakukan padamu?" Tanya Bryan.

"Aku sudah bilang, dad... mereka menghajarku tanpa ampun,"

Bryan menarik napasnya dalam-dalam. Sungguh dia mau menghabisi pelakunya tanpa ampun.

"Raiden kamu, baik-baik saja? Maksud daddy..."

"Selain luka-luka ini aku baik. Sepertinya vitamin yang sering aku makan belakangan ini lumayan berguna," ujar Raiden.

Bryan menangkap senyum tipis dari bibir anak sulungnya. Senyum.yang justru membuat Bryan semakin marah. Marah pada dirinya sendiri.

"Uhhukkk... uhhukkk..." suara batuk dari Samuel membuat Raiden mengangkat kepalanya.

Dia baru ingat. Kakaknya itu sedang sakit saat dia diculik beberapa hari lalu. Raiden melihat Samuel terbatuk beberapa kali dan memilih menutupi mulutnya dengan sapu tangannya. Dario menepuk pelan punggung Samuel.

"Lebih baik?" Tanya Dario.

Samuel mengangguk. Dia menyimpan kembali sapu tangannya.

"Aku ke toilet dulu," pamit Samuel.

Raiden bisa melihat tatapan khawatir dari ayahnya. Raiden merasa aneh. Kakaknya sangat sehat. Kenapa dia bisa sakit seperti sekarang?

"-Den..."

[KS#2] The SixthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang