14

14.9K 1.2K 45
                                    

happy reading 🌻🌻🌻









happy reading 🌻🌻🌻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











"ke sini".

"huhh?".

"aku bilang ke sini".

tidak juga mendapat pergerakan dari jaemin, akhirnya jeno yang melangkah mendekat ke arahnya. jaemin malah menundukkan kepalanya begitu jeno berdiri didepannya.

"jaem kenapa diam? ini aku".

"aku tau". ucap jaemin, pelan. "na?". panggilnya, saat melihat jaemin masih menundukkan kepalanya.

"a-apa?". tanya jaemin, dengan ragu mengangkat kepalanya menatap jeno. jeno terkekeh, pipi jaemin terlihat sangat merah didepannya.

"aku hanya tidak melihatmu dalam beberapa jam". katanya, kemudian menarik jaemin ke dalam pelukannya. "bagaimana kau bisa menjadi sangat menggemaskan begini?".

"aku tidak menggemaskan, aku ini keren tau." kata jaemin, yang mulai membalas pelukan jeno. jeno hanya mengangguk dengan senyum yang masih mengembang. "kau kedinginan?". tanyanya.

"tidak lagi". jawab jaemin.

jeno mengehela napas lega, ia merasa sangat tenang setelah melakukan ini. tangannya bergerak mengelus-elus punggung jaemin. dalam diam keduanya menikmati kehangatan pelukan masing-masing.

jeno melonggarkan pelukannya untuk menatap jaemin, tangannya masih melingkar apik dipinggang ramping jaemin. "sampai kapan kau akan menginap disini?". tanyanya.

"aku tidak tahu".

"jangan lama-lama".

jaemin mengangguk. "hmm.. tidak akan lama".

"masuklah, aku akan pulang".

"kau tidak ingin menginap? ini sudah malam".

jeno menggeleng. "tidak enak jika tiba-tiba orang tuamu melihatku besok pagi". kata jeno. "aku akan datang lagi besok". lanjutnya.

"mmm.. baiklah".

sepersekian detik keduanya hanya saling pandang dalam diam. sampai akhirnya jeno menggerakkan tangannya untuk mengelus pipi jaemin.

"bisakah aku mencium ini sebelum pulang?". tanya jeno, menusuk-nusuk pipi tembam jaemin dengan telunjuknya.

"hahh?". jaemin membulatkan matanya. kemudian ia menunduk, dengan wajah yang memerah ia mengangguk malu-malu.

Pie Days || Nomin✓ Where stories live. Discover now