3. PRINCE

9.4K 852 6
                                    

Ternyata aku salah mencintai seseorang seperti kamu

«««««

3. Pangeran

Waktu terus berjalan dan terkadang rencana tak sesuai dengan apa yang terjadi. Hari menjadi bulan hingga tahun. Pangeran dan Bele menjadi teman dekat. Bele sering mengunjungi Pangeran saat dia berlatih.

"Jadi bagaimana? Kau sudah bisa mengendalikan kekuatan mu sepenuhnya? "

Pangeran mengendikkan bahunya aduh,
"Belum sepenuhnya, "

Bele menyenggol lengan pangeran, "Kau masih saja kaku denganku, hey kita ini sudah beberapa bulan berteman ingat? "

Pangeran menyibak sedikit lengan baju Bele,
"Dan kau kenapa selalu ada lebam baru ditubuh mu? "

Bele menyentak tangan Pangeran, " Jangan mengalihkan pembicaraan! Huh kenapa sih, apa semua lelaki sama saja? Mengalihkan pembicaraan ketika mereka salah? " dumel Bele.

"Tentu tidak, aku hanya malas berbicara, "

"Heyy lihat sikapmu itu hihh bagaimana mungkin aku tahan denganmu selama ini? "

"Ya? Bagaimana mungkin kau tahan Bele? "

Lalu keduanya tertawa, menertawakan tingkah mereka yang absurd.

Bele menghentikan tawanya, menoleh kearah Pangeran tampan itu,

"Kenapa kau mau berteman dengan ku? " tanya Bele

"Karena kau putri? " jawab sang Pangeran,

" Jadi kalau aku bukan seorang putri kau tidak mau berteman denganku bukan?"

"Kau tau jawabannya, aku akan berburu, kau ikut,? "

Meninggalkan kebisuan Bele menatap punggung tegap itu pergi.

«««««

Bele sampai di rumah nya. Membawa setumpuk pakaian yang sudah dicuci.

"Aku pulang ," ujar Bele

"Akhirnya kau pulang juga! Lihat Bele didapur berantakan sangat kotor bersihkan sekarang juga! " ucap ibu Bele - Thea -

"Iya bu Bele kerjakan, " Bele membersihkan dapur, entahlah Bele merasa seperti anak tiri hanya karena dia cacat.

Tapi cacat juga hal yang memalukan, Bele tak bisa berkomunikasi dengan wolf nya, tak bisa berganti shift - pertukaran antara menjadi serigala atau manusia - , sedangkan adiknya sudah bisa bergonta ganti shift.

" Ibu, akhir-akhir ini Bele sering sekali pulang terlambat , dia jadi sering pulang lebih lama saat mencuci baju, jangan-jangan dia pergi dulu," ujar adiknya, Tessa, walau Bele kakaknya tapi Tessa tak pernah memanggilnya dengan sebutan kakak.

"Apa benar yang dikatakan Tessa? Kau Kelayapan tak jelas hah? Apa kurang hukuman dariku, dasar anak siall! " Thea murka, dia mengambil rotan yang sering digunakan untuk memukulnya.

"Ampun ibu ampun, " kata Bele menangis.

CTARRRRR
CTARR
CTARRRR

Semua didapatkan Bele, pukulan di badan hingga kepala, hingga Thea menarik rambutnya dan menghantamkan kepala Bele ke dinding rumah.

ALPHA'S DESTINY [ END ]Where stories live. Discover now