21. NICE DREAM

5.5K 590 2
                                    

21. Mimpi Indah

"Tuan Putri hendak kemana?"

Tanya warrior penjaga istana. Ada sekitar sepuluh warrior dan semua mendekati Bele dengan maksud melindungi calon Luna mereka.

Dan berjaga-jaga jika calon Luna itu kabur.

"Aku hanya ingin keluar, bisaka kau buka gerbangnya?" tanya Bele dengan lesu. Rasanya dia ingin berlari kedalam hutan yang gelap, ditemani sang Bulan.

Bele ingin lepas, merasa ada sesuatu dalam dirinya yang menyuruh Bele untuk berlari kedalam hutan.

"Mohon maaf Putri, tanpa ijin dari Pangeran saya tidak bisa membukanya,"

Bele menghela napas, "Baiklah," katanya kemudian berlalu,

"Ada apa dengan Putri?" tanya salah satu warrior yang baru saja tiba

"Entahlah dia ingin keluar, tapi aku tak mendapat mindlink dari Pangeran,"

«««««

Bele menuju kearah gerbang samping, dimana disana banyak ditumbuhi oleh ilalang dan tanaman liar yang sengaja dirawat.

Entah kenapa jiwa petualang seakan membara didada Bele. Rasanya dia ingin sekali pergi dimalam hari.

Bele menutup matanya, fikirannya fokus dan kembali membuka mata,

"Temanku yang baik, bisakah kau bantu aku agar bisa keluar? Aku pergi kesuatu tempat," ujar Bele dengan halus,

Seketika tanaman ilalang merambat melilit tubuh Bele, kemudian mengangkatnya keatas pagar istana. Kemudian ilalang itu menurunkan Bele sengan hati-hati.

"Terimakasih,"

Setelah itu Bele berlari. Dengan tubuh humannya, karena dia tak bisa berganti wujud.  Namun satu yang Bele rasakan, insting memburunya naik ketika melihat seekor kawanan rusa.

«««««

"Baiklah aku mengaku kalah," ujar Gita pada Agno yang berhasil membuat pedangnya jatuh dan mengskak tubuhnya.

Agno tersenyum, menyodorkan tangannya yang dengan senang hati disambut Gita untuk membantunya bangun.

"Terimakasih," ucap Gita. Dia mengedarkan pandangannya pada para warrior yang menjelma menadi penonton,

"Aku kalah dari calon Alpha kalian," adunya, para warrior itu sontak menyemangati dan membela Gita,

Gita tersenyum bahkah tertawa dengan celetukan mereka, dia kembali menatap Pangeran,

"Kau hebat, kemampuan mu sungguh tak perlu diragukan. Pertahankan!" kata Agno pada Gita. Gita mengangguk senang.

Spontan Agno mengusap puncak kepala Gita membuat keduanya sempat membeku,

"Kau masih seperi Gita yang dulu, aku menyukai itu,"

"Baiklah terimakasih untuk malam ini. Aku harus segera menemui mateku," lanjut Agno dengan membalut tangannya dengan kain. Kebiasaan sejak kecil.

Gita mengangguk dan kemudian tersenyum, "Baiklah,"

Melihat kepergian Agno dari pintu itu, Gita menghela hapasnya. Kemudian ikut pergi dari tempat ini.

ALPHA'S DESTINY [ END ]Where stories live. Discover now