29. WE ARE A PAIR OF DESTINY

5.6K 574 3
                                    

29. Kita Adalah Sepasang Takdir

Seorang shewolf ditengah malam sedang berburu. Dengan gesit mengejar rusa yang berlari ketakutan akan pemangsa itu.

Dengan sekali lompatan, shewolf itu berhasil mencekram sang rusa. Membuat hewan itu tak berdaya kemudian memakannya.

Suara auman saling sahut menyahut menandakan kawanan serigala sedang mencari mangsa.

Dia, Gita kembali melesat ke sembarang arah, "Aku tahu kau mengikutiku! Keluarlah!" katanya sambil menelisik kepenjuru hutan.

Siluet bayangan terlihat, asap mulai mengerumun disatu titik. Lalu munculah seorang Vampir.

"Hai Putri?" sapanya dengan senyum menawan. Ah untuk werewolf yang termasuk musuh para penghisap darah itu, senyuman itu seperti psikopat yang siap membunuh.

"Kenapa kau mengikutiku!" marah Gita pada lelaki vampir itu,

"Aku hanya ingin tahu, bagaimana kabar adikku?"

«««««

Usapan tangan itu membuat Bele mengeram, rasanya saat hujan seperti ini paling cocok untuk tidur.

Namun lagi-lagi gerakam lembut mengusap bahunya naik turun. Bele membuka matanya, dia menemukan lelaki yang membuatnya rindu selama hampir satu minggu itu,

"Pangeran?" tanya Bele dengan suara serak, nyawanya masih seperti beterbangan,

"Selamat pagi Sayang, tidurmu nyenyak?" sapa Agno dengan lembut, memang Agno sengaja membangunkan Bele agar perempuan itu tidak telat sarapan,

"Tidak senyenyak saat bersamamu," kata Bele, Agno tertawa, ah wanitany sangat manis. Pangeran itu merebahkan tubuhnya disebelah Bele, memeluk tubuh gadis itu dengan erat dibawah selimut agar tetap hangat.

"Katamu kau hanya pergi lima hari saja, kenapa malah lama sekali?" guman Bele didekapan Agno, pria itu mengusap punggung terbuka Bele karena model pakaiannya.

"Maafkan aku, ternyata disana banyak yang harus ditangani. Aku dan ayah juga berusaha untuk segera menyelesaikannya," jelas Agno,

Bele mendongak, "Jadi Alpha Rolex juga sudah pulang?" tanyanya

"Iya, memang kenapa? Kau tidak merindukan ayahku kan?" selidik Agno membuat Bele mencubit perutnya,

Sebenarnya, Bele hanya takut karena tempo hari bertengkar dengan Gita sampai membuat wajah cantik itu terluka.

Keduanya diam, saling memberikan rasa hangat dipagi yang sedang hujan ini.

"Davian memberitahu jika kau bertengkar dengan Gita, benar?" tanya Agno membuat Bele meringis, padahal rencananya dia tidak ingin Agno tahu,

"Kau akan menyalahkanku?" pertanyaan itu keluar dari bibir Bele,

Agno menatap mata biru itu, tersenyum simpul tetapi sangat mempesona, "Kenapa kau berpikir seperti itu?"

Bele mengangkat bahunya acuh, "Siapa tahu, tenang saja aku sudah sangat kebal dengan itu,"

Agno melirik kearah pasangannya itu, terkadang jika sedang berdua seperti ini rasanya ingin sekali menandai Bele nya, melalukan penyatuan dan mendapat pelepasan.

ALPHA'S DESTINY [ END ]Where stories live. Discover now