38. GETTING TIRED

5.4K 534 24
                                    

38. Mulai Lelah

"Gerhana bulan merah ketika kalian para werewolf memiliki nasib baik dan buruk. Kau tau Bele, seorang werewolf yang sudah bisa berganti shitf, saat sehari sebelum gerhana bulan merah mereka akan kehilangan kekuatannya. Saat itulah kelemahan yang akan dimanfaatkan bangsa lain untuk melumpuhkan kalian,"

Grace kembali membalik buku untuk membaca selanjutnya,

"Moongodees memberikan kalian balasan dengan memulihnya kekuatan kalian di hari terjadinya gerhana bulan merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Moongodees memberikan kalian balasan dengan memulihnya kekuatan kalian di hari terjadinya gerhana bulan merah. Saat itu, para werewolf akan memiliki kekuatan penuh. Jadi tak jarang para rogue akan membalas dendam. 

"Kau tau Bele, saat itu juga gairah para hewolf akan melonjak. Kau bisa saja diterkam oleh Agno," Goda Grace pada perempuan disebelahnya itu. Pipi Bele memerah. Paham akan maksud Grace.
"Ish seriuslah Grace, lanjutkan!" ujar Bele menutupi pipi padamnya.

Grace tertawa, "Iya seperti itu Bele. Kuharap kau mendapatkan serigala mu ketika gerhana terjadi. Aku sungguh bisa merasakannya, dia ada didirimu. Hanya saja, seperti ada yang menahan," kata Grace serius. Senyum Bele mengembang, dia bukan wolf cacat.

"Lantas apa aku adalah emm apa itu namanya, aku lupa," cengir Bele pada Grace,

"Kau harus menjadi Luna dahulu jika ingin tahu kau Chil Of Moon atau tidak," Grace melirik Bele dan mendekatkan wajahnya pada Bele,

"Ngomong-ngomong, bagaimana bisa Calon Alpha itu tahan untuk tidak menandaimu? Aku penasaran. Kau tahu Davian sangat bernafsu ketika pertama kali kita bertemu dia langsung menandai aku," Grace menunjukkan sebuah tanda di lehernya sebelah atas, disana ada tato seperti serigala yang terdapat mawar berduri pada ujungnya.

"Wah, indah sekali."

Grace tersenyum bangga, "Terimakasih Bele, pasangkanku itu memang sangat jantang,"

Mereka tertawa, Rora masuk setelah mendapat ijin dari Bele. "Tuan Putri, Pangeran menunggu anda di luar," ujar Rora memberitahu. Bele mengangguk.

"Hati-hati Bele, ingat pesanku. Jangan minum minuman apapun itu disana. Aku merasa hilangnya control darimu waktu itu ada kaitannya dengan racun." peringat Grace,

"Ya, aku mengerti. Terimakasih Grace, kutemui kau lagi nanti."

«««««


Minuman dihidangkan, Bele menatap satu persatu omega yang menyajikan gelas itu.

Merasakan tangannya digenggam seseorang, Bele tersenyum ternyata itu Pangeran. Dia terlihat sangat tampan dengan jubahnya. Rahang tegasnya juga sangat menggoda, apalagi dagunya yang terpadat belahan.

Sempurna. Satu kata untuk Agno, terlepas ada sifat egoisnya itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALPHA'S DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang