Ares. 5♡

8 0 0
                                    

Kuylah Vote supaya aku bahagia💃

"Ehk.sorry gak sengaja" Pemuda itu menabrak seorang siswi yang membawa buku banyak hingga wajahnya pun tertutup akibat tabrakan tadi buku tersebut jatuh berantakan. Pemuda itu mencoba membantu Gadis didepan nya ini.

"iya gapapa, aku juga gak hati hati" Ucap gadis itu dan segera mengangkat buku buku itu lagi.

"Sini biar gue bantuin bawak setengah takutnya nanti lo tabrakan lagi sama seseorang" Pemuda itu menarik paksa buku buku yang ada ditangan gadis itu. Awalnya gadis itu menolak tapi ia juga buru buru tidak ada masalah juga untuk membagi pekerjaan heheh.

"Oiya lo mau bawa buku ini kemana? " Mereka berjalan beriringan sambil membawa buku.

"Oh ini buku paket, gue dari perpus mau bawa ke kelas"

"Kenapa lo yang bawak?, emang laki laki dikelas lo gak ada? Trus teman lo mana? "

"Eheheh, ada kok tapi ini tugas aku sekarang untk ngambil buku diperpus, tadinya aku bareng sahabat aku tapi dia ijin ke toilet dulu".

" Oiya nama Lo siapa? " Ucap pemuda itu berhenti dan gadis itu juga berhenti.

"Gue Renni kelas 10 IPA 1"

"Oh adik kelas ya, gue Dante kelas 11 IPS 1"

Mereka berbincang bincang pelan dan tak sadar mereka telah sampai dikelas Renni.

"Maksih yah bantuan nya gue masuk dulu" Dante mengangguk dan Menjauhi kelas nya tapi lagi lagi ia ditabrak oleh gadis lagi. Sial kenapa orang orang suka menabrak nya hari ini?.

"So-rryy" Ucap gadis itu diakhir kata nya dia memelankan suaranya setelah melihat wajah manusia yang ia tabrak tadi. Mereka bertatapan cukup lama dan gadis itu langsung pergi meninggalnya Dante dengan kebingungan nya.

"Kok Aneh? " Dante menggaruk kepalanya yang tak gatal dan berjalan menuju kelasnya.

"Ehk.lo lama bangat sih cuma ke toilet doang " Renni memukul pundak Livia.

"Ya sorry sekalian Jalan depan kelas Doi"

"Yeeyy lo kalau Soal Ares nomor satu dah tuhhh" Renni menoyor kepala Livia pelan.

"Renni gue punya rencana nih buat hancurin hubungan Kak Ares dan Resti sialan itu"

"Apa?" Livia mulai membisikan sesuatu dan itu membuat Renni Terkejut.

"Gilak Lo. Itu Resiko nya besar. Livia" Renni sudah tak habis fikir dengan kegilaan Livia.

"Apaan sih alay lo. Lagian kita gak akan masuk dalam perangkap itu. Justru orang lain yang bakalan masuk" Livia tersenyum misterius.

"Terserah lo Liv, tapi gue gausah bawak bawak kalau ada sesuatu yang terjadi sama lo" Renni menepuk jidat nya pelan. Ada ada saja sahabat nya ini. Ia yakin Livia hanya obsesi terhadap Ares bukan Cinta.

"Heh.itu yg bicara dari tadi cepat kerjakan tugasnya" Guru yang sedang didalam kelas memerintahkan Renni dan Livia. Karena adat tadi asik saja terus berbicara.

"Iya buuu" Kompak mereka berdua.

Karena bel istirahat sudah berbunyi anak anak keluar menuju tempat istana makanan, apalagi kalau bukan kantin?.

"Ayok Resti gue lapar bangat gilak" Dea mengusap perut nya yang daritadi adu keroncongan.

"Iyah tuh si botak curhat apa gimana, lari dari pelajaran tau gak sih pembicaraan nya. Masa malah jelasin pengalaman nya waktu dekati istri nya gilak gak sih? " Liza berkomentar kesal dengan gurunya hello. Ini belajar bukan nostalgia.

Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now