Ares. 9♡

5 0 0
                                    

Kalian suka warna apa?

Bel sekolah berbunyi kiini Resti sedang berada diparkir mncari keberadaan Ares.

"Hai Restii pulang bareng yok, tadi Tante Nadya suruh ke minimarket buat belanja nih" Alavaro memperlihatkan Chatnya dengan Mama Resti.

"Ehk Tap-"

"Lo gk mau? Sekalinya kita jalan jalan dan beli eskrim lo mau kan?"

Klakson mengejutkan mereka. Ternyata itu Ares. Tapi tunggu kenapa Ares tak memakai baju seragam sekolah?

"Aress kamu kok gak pakai baju seragam?" Bingung Resti perasaan tadi Ares sekolah deh. Lalu sekarang?.

"Tadi dia pusing pulang kerumah dulu katanya" Alvaro menjawab sesuai yang ia lihat tadi dikelas.

"Yaampun Ar. Lo gapapa? Mana yang sakit? Kamu kenapa gak ngasi tau aku? " Resti meraba wajah Ares dengan panik.

"Aku gapapa sayang" Ares mengelus rambut Resti yang memiliki ukuran tubuh 155 cm. Sedangakan Ares 175cm.

"Beneran? Kamu cuma pusing doang kan?"

"Iya.nih lihat aku baik baik ajakan?".

" I-i Iyah sih trus kamu kenapa kesekolah? Kenapa gak istirahat dulu? "

"Aku mau jemput pacar aku yang cerewet ini? ".
Ares mengapit hidung Resti yang mungil.

"iihh Ares sakit tauu" Resti mengelusi hidung nya yang sudah kemerahan.

"Tapi Ress. Maaf yah aku harus balik bareng Alvaro soalnya mami yang suruh" Resti berucap pelan takut menyakiti hati Ares.

"Oh yaudah" Ares mencoba tersenyum jika alasan Resti adalah Maminya ia tidak mau memaksa. Karena ia ingin Resti menjadi gadis yang sopan kepada orangtuanya dan Tidak melawan hanya karena dirinya.

"Yaudah aku balik dulu ya, kamu balik juga hati hati kalau pusing kamu berhenti dulu" Resti menggenggam tangan Ares meyakinkan kalau ia tidak ada apa apa dengan Alvaro.

"Iya sayang yaudah sana" Aresss mendorong resti menjauh.

"ihh gausah didorong juga dong, Ayo Al" Resti memegang tangan Alvaro tanpa memikirkan perasaan Ares.
Ares yang melihat itu hanya tersenyum getir.

"Gue harap lo gak ninggalin gue Res, setelah lo tau yang sebenarnya". Ares hendak pergi tetapi Livia menghampirinya.

" Hai Kak, Anterin aku pulang ya, kan Kak Resti udah bareng Sama yang lain? ". Livia tersenyum manis.

" Sorry Livia, gue gak bisa gue ada urusan lain" Ares pergi meninggalkan Livia dengan kecewa.

"Lo ga usah ganggu hubungan mereka" Liza menghampiri Livia sambil melihat kepergian Ares.

"Gausah ikut campur urusan gue, lo gak berhak atas itu" Livia membela diri tak mau kalah.

"Lo perempuan seharusnya lo tau gimana perasaan Resti" Liza pergi dengan perasaan tidak tenang entah mengapa melihat wajah Ares yang kelelahan tadi membuat ia berniat mengikuti Ares.

"sial, awas aja Lo Liza gue bakal buat lo hancur" Livia pun pulang dengan mobil nya sendiri.

Ares kecewa dengan Resti tapi tak sepenuhnya Resti bersalah. Ia bingung dengan sikap Resti jika ada Alvaro seakan akan Resti tak menganggap nya. Dia menepis pikiran buruk itu dan terus mengendari motornya.

"Ssshh sial, ini kenapa lagi kepala sakit bangat"
Tetapi Ares terus melajukan motornya.

"Arrghhh!!!! Kenapa gue jadi lemah gini sih anjir" Ares tak menghiraukan rasa sakitnya tetapi ia juga tidak fokus dengan jalanan, sehingga motornya oleng kesana kemari.

Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now