Ares. 10♡

7 0 0
                                    

Ehk kalian baca ini jam berapa?.

Malam ini malam minggu, Ares berniat mengajak kekasih nya untuk berjalan jalan kepasar malam.
Sudah lama mereka tidak kepasar malam. Ada saja alasan yang menghalangi mereka jika ingin kepasar malam. Tapi malam ini Ares berharap tidak ada halangan lagi.

MINE🖤

Res. Jalan yuk kepasar malam?.

Tidak ada balasan mungkin Resti sedang mandi melihat jam sudah menunjukan pukul 19:05.
Ares masih setia menunggu chat dari Resti sudah jam 9 Resti belum membalasnya. Karena lelah Ares memilih untuk berjalan sendiri saja.

Pasar malam🎆🎇

Ares mengelilingi dan melihat melihat pasar malam saat ini sangat ramai sekali. Ia juga mampir ke penjual gelang berharap ada yang menarik dan akan memberikan nya pada Resti.

"ini bagus bangat" Gumam Ares, melihat satu gelang yang sederhana dengan dihiasi Manik Manik lucu. Pasti sangat Manis jika Resti memakai nya.

"Bang ini, pesan ya" Ares mengambil uang dari dompet nya berwarna ungu.

"Ini Dek, 8 ribu aja kok"

Ares menerimanya dan memberikan uangnya.
"Bang, ambil aja kembaliannya"

"Resti pasti senang hmm" Ares membayangkan Resti memakai gelang pemberian nya. Disaat sedang menatap Gelang itu tatapan jatuh pada dua sejoli bagaikan sepasang kekasih yang sangat romantis sambil suap suapaan.

Ares mengepalkan tangannya. Ini alasan Resti Tak membalas Chatnya?. Ares mencoba mengchat lagi memastikan apakah resti akan berbohong atau tidak.

Mine🖤

Sayang kamu lagi dimana?

Pesan Ares centang dua dan ia juga melihat Resti membuka HPnya terlihat centang berganti menjadi warna biru.

Mine🖤

Aku, lagi dirumah sayang.
Kenapa?.

Rumah? Pintar udah mulai bohong Kamu resti sama aku. Ares tersenyum sambil melihat gelang yang barusan ia beli.

Mine🖤

Lihat arah jam 3 dari tempat kamu berdiri.

Resti bingung dengan chat Ares, Apa maksdnya?
Ia pun mengikuti arah yang Ares ucapkan.

Deg...

"Aress.... "

"Ares? Ares mana Res?" Alvaro yang mendengar pun menyusuri penglihatan nya dan mengikuti arah pandang Resti. Ia tersenyum.

Resti berlari menghampiri Ares dan melihat raut kekecewaan dari wajah kekasih nya ini.

"Arr.. Gu-guee cum-"  Ucapan Resti dipotong oleh Ares. Ares meletakan jarinya dibibir Resti.

"Sssttttt udah gausah dijelasin, pasti mami kamu lagi kan" Ares sudah menebak apa alasan Resti ia tidak mau mendengar alasan itu.

"Aku kira kamu lagi sibuk dirumah dan gak balas chat aku, ternyata kamu disini" Ares terkekeh dan memperlihatkan gelang ke wajah Resti.

"Lihat, gelang nya bagus kan apalagi kalau kamu yang pakai" Ares mengambil tangan Resti dan memakai kannya.

"Maniss" Gumam Ares sambil mengelus ngelus gelang itu yang sudah menemukan pemiliknya.

"Ares.. Dengerin gue dulu" Resti sakit melihat wajah tenang Ares dan masih bisa tersenyum.

"Gapapa aku ngertiin kamuu kok" Ares menangkup wajah Resti dan merapikan rambut yang menghalangi mata Resti.

"Kamu cantik bangat malam ini, buat aku gak bisa berhenti tersenyum. Gelangnya dipakai ya jangan dilepas. Itu gelang gak mahal tapi itu dari hati aku yg tulus" Ares mencoba menahan gejolak amarah nya saat ini.

"Aku pulang dulu, kamu sama Alvaro aja"

"Al, jagain Resti ya" Ares memukul pelan pundak Alvaro dan menjauh dari tempat itu.

Alvaro dan Resti masih mematung dengan sikap Ares yang tenang tadi, Resti lebih suka Ares marah dan daripada harus tenang seperti itu.

"Al.. Gue mau pulang" Resti berjalan mendahului Alvaro menuju parkiran.

"masih awal"  Gumam Alvaro dan pergi menghampiri Resti.

Kecewa. 1 kata itu yang masih Ares prediksi atas kejadian malam ini, setidaknya Resti memberikan kabar jika tak bisa jalan bersamanya. Kesalahan apa yang ia lakukan sehingga Resti bersikap seperti ini.

Ares merasakan tubuhnya berkeringat padahal AC dikamarnya sudah nyala, Sekujur tubuhnya panas padahal ia tadi baik baik saja.

"Kok panas bangat sih anjirr" Ares mencoba mengipasi dirinya dengan tangannya. Tak begitu berpengaruh ia membuka bajunya sangking gerahnya.

Ares keluar dari kamarnya dan berlari menuju halaman siapa tau udara malam bisa membuatnya dingin. Lagi lagi sama sekali tidak berpengaruh. Ada apa ini?.

"Ma.. Panasss" Ares lemah dia tak sanggup berjalan kedalam rumah. Dengan jalan gontai ia mengetuk kamar Mamanya.

"Ma, bantuin Ares, ma hikss" Ia terus mengipasi tubuhnya dengan tangannya yang sama sekali tak ada pengaruh. Keringat semakin membasahi tubuhnya.

"ARESS ASTAGA KAMU KENAPA SAYANG" Sintia Terkejut melihat putra semata wayangnya tergeletak dengan keadaan keringat. Ia bingung apa yang harus ia lakukan.

"BI.. BIBI... KESINI CEPETAN. CEPAT BI HIKSS.. , Ares kamu sabar ya kita akan kerumah sakit" Sintia terus melihat anaknya yang merasa kesakitan.

"Ada apa bu, astaga Mas Ares kenapa bu" ART itu mengecek keadaan Ares.

"Yaampun Bu, Mas Ares suhu badannya panas Bu"

"Cepat panggil Supir kita harus kerumah sakit sekarang, Cepetan BI" Sintia sudah menangis dikursi rodanya.

ART itu segera memanggilnya supir rumah Taunnya ini, tak lama kemudian mereka datang dana segera membawa Ares kedalam mobil. Ares sudah dalam keadaan pingsan tanpa baju. Mereka dengan gesit menunju Rumah sakit.

Rumah Sakit

"Dok tolong  anak saya dok, dia kenapa dok?"
Sintia langsung menghampiri dokter yang memeriksa keadaan Ares.

"Bu, Anak ibu sudah memasuki Tahapan Stadium I, itu yang menyebabkan ia berkeringat dan suhu tubuhnya  naik drastis" Dokter menjelaskan dengan prihatin.

"Lalu bagaimana dok? Apa yang saya lakukan buat anak saya dok?" Sintia sudah tak berdaya mendengar keadaan putra nya itu.

"Kami sedang berusaha bu, untuk memeriksa keadaan anak ibu, jenis kanker darah apa yang dialami oleh anak ibu. Saya sarankan pasien jangan dibiarkan lelah harus beristirahat yang cukup agar kondisi nya tidak semakin buruk" Setelah menjelaskan dokter itu pergi.

Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now