Ares. 7♡

6 0 0
                                    

Ngok ngok ngok🦖🥬🥬
Ehk mau nanyak kalian nemu cerita ini gimana sih? Kok bisa? Mau minta bantu juga tolong promosi ini cerita aku dong heheheh😂😚.

Restii...

Yang dipanggil terkejut dan membalikan badannya ke belakng. Ia mendapati wajah Ares yang sedang menahan kesal.

"Aress.. Ini gk seperti yang kamu pikirkan kok"
Tapi Ares tak memperdulikan nya dan manarik tangan Resti menjauhi teman temannya.

"Ares aku mohon kamu percaya sama aku"
Resti mencoba meyakinkan Ares supaya Ares tak berfikir yang tidak tidak.

"Diam, nnti kita bicara ayo ikut aku" Ares terus berjalan menghiraukan Resti yang sudah kesakitan akibat pegangan Ares yang cukup kuat. Pasti Ares akan marah padanya saat ini.

"Jelasin" Ares dan Resti berhenti di rooftop sekolah. Resti memegang pergelangan tangannya yang sakit. Dan suara isak tangis keluar.

"Hiks.. Hiks.. Sakitt" Resti mulai mengeluarkan air matanya dan itu membuat Ares tak tega.

"Sssttt maaf ya sayang aku gk sengaja, mana sini tangannya aku lihat" Ares pun melihat pergelangan tangan pacarnya itu dan ya itu cukup kemerahan.

"Maaf ya sayang aku gk sengaja, aku hanya gak suka kamu dekat dekat sama Alvaro Alvaro itu, maaf ya". Ares mengelus tangan Resti berharap rasa sakit nya itu hilang.

" Ak-akuu-" Resti sesenggukan tangan nya memang sakit, tapi bukan itu yang membuat dia nangis tapi sikap Ares barusan. Semenjak mereka pacaran Ares tak pernah sedikit pun melukai nya tapi ini? Apakah Ares berubah?.

"Sstttss udahh kalau gak mau jelasin sekarang juga gapapa kok" Ares menarik Resti kedalam pelukan nya dan mencoba memberikan ketenangan. Tanpa sepengetahuan Resti, Ares mengepal tangan nya kesal.

"Udah yah, kita turun. Kamu udah sarapan?"

Resti hanya menggeleng. Memang ia tidak sarapan tadi karena sangat tidak sabar diantar oleh Papi nya tercinta.

"Yaudah ayok kita kekantin buat makan sini"
Mereka pun berjalan menuju kantin yang masih sangat sepi..

Sedangkan diparkiran masih tersisa manusia manusia kepo tentang keberadaan Alvaro dan memakai seragam sama seperti mereka.

"Lo sekolah disini?" Liza akhirnya angkat suara.

"Iya, gue akan sekolah disini dan bareng bareng sama kalian". Alvaro tersenyum berharap kedatangan nya tak membuat kekacauan.

"Sebenarnya lo sama Resti itu gimana sih? Lo akrab bangat kayaknya sama dia" Dea juga tak kalah penasaran.

"Gue sahabat kecil nya Resti"

Mereka semua ohh ria dengan kompak.

"Yaudah kalau gitu gue mau keruangan kepala sekolah dulu ya mau nanyak kelas gue" Alvaro pergi meninggalkan Mereka bertiga.

"Ehk.. Sagar mau ke kelas ya?" Dea mencoba mendekati Sagar. Tapi sagar malah mengacuhkan nya dan mendekati Liza.

"Liza mau bareng gue gak ke kelas?"

"Lo gk budek kan? Teman gue nanyak lo" Liza melihat raut wajah Dea yang sedih.

"Hehehe, tau nih si Sagar ganteng tapi budek" Dea mencoba baik baik saja.

"Liza lo mau ke kelas kan? Atau mau sarapan dulu? "Lagi lagi Sagar mengacuhkan Dea.
Dea yang melihat perlakuan Sagar terhadap nya berlari dengan wajah cemberutnya.

" Lo. Lo bisa gak hargai teman gue? Gue mau konser puas lo" Liza mencoba berlari mengikuti Dea yang mungkin sedang cemburu.

"Apaan sih gue kan cuma Mau PDKT, lagian apan sih si Dea" Sagar bingung dan akhirnya menuju kekelasnya.

Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now