Ares. 15♡

14 0 0
                                    

Hai teman mungkin di part ini bakalan banyak konflik dan di part selanjutnya jadi siapin diri kalian ya. 😘

"Ssshh pelan pelan Res.. Ini sakit" Alvaro memegang tangan Resti yang mengobati bibir nya.

"Lo lemah bangat" Tapi Tatapan mata Resti seperti bukan menghadap ke Alvaro tapi tatapan itu kosong.

"Res.. Gue mau ngomong sesuatu sama Lo"

"Hmm.apaan? " Resti telah selesai mengobati luka Alvaro dan kini ia memperhatikan wajah laki laki di depannya ini. Yang menjadi sahabatnya sejak kecil

"Res.. Gue gabisa nahan perasaan gue lagi, gue suka sama Lo Res. Gue gatau sejak kapan" Alvaro memegang tangan Resti meyakinkan Perasaannya.

"Lo tau gue masih punya Ares Al, dan mustahil kalau gue suka Sama Lo yang jelas jelas udah gue anggap Abang gue sendiri" Resti melepaskan Tautan tangannya pada Alvaro dan pergi meninggalkan Alvaro.

"Sial" Alvaro mengepalkan Tangannya kuat.

Tiba tiba seorang gadis datang dan menemui Alvaro.

"Gue bisa bantu lo misahin Dia sama Resti". Gadis itu memainkan ujung rambutnya.

" Maksud Lo?" Bingung Alvaro yang tak paham.

"Lo gak bodoh buat paham tentang maksd Gue. Kalau Lo tertarik besok temui gue di gudang sekolah" Gadis itu pun pergi. Dengan senyum liciknya.

Keheningan sedang bersama mereka malam ini, Makan malam yang seharusnya dimakan malah menjadi tontonan bagi mereka. Berfikir dengan pikiran masing masing.

"Mii, Resti mau tau kenapa mami gasuka sama Ares?" Akhirnya Resti memberanikan Diri untuk bertanya hal ini.

"Kamu gak perlu tau" Acuh Mami Resti.

"Pi, Ayo dong Pi.!!, Resti gk mau tunangan sama Alvaro. Resti juga masih SMA Pi" Lirih Resti tak tau harus bereaksi seperti apa lagi.

"Maaf Sayang.. Tapi kamu harus mau" Papi Langsung pergi menuju kamar diikuti oleh istri nya. Makanan tadi belum saja disentuh sedikit pun.

"Maaf in gue Res" Lirih resti memegang dadanya kuat.

Resti pergi kedalam kamar.. Apa yg harus ia katakan pada Ares nanti nya?.
Ketukan pintu dari jendela menganggu ketenangannya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Siapasih sih?, atau jangan jangan maling ya?"
Resti was was dan membawa Bantal guling untuk senjata. Ia pun membuka Jendela dan....

Hap.
Seseorang itu memeluk nya dengan hangat nya dan dengan eratnya.

"Ress, lo kenapa jauhin gue hmm?"
Ares mencoba mencari kenyaman di ceruk leher Resti.

Resti juga sangat rindu dengan wangi Ares yang selalu ia ingat.

"Res.. Gue-gue.. Lo bangun dulu, ini kenapa badan Lo panas?" Ucap Resti sambil memegang kening Ares.

"Gak, kayak gini dulu Res, gue kangen bangat sama lo. Kalau gue ada salah tolong lo kasitau gue. Jangan siksa gue Res. Gue gak suka Lo dekat sama Alvaro" Lirih Ares dengan pelan.

"Maafin Gue Ar.. Tapi gu-" Ares memotong ucapan Resti dengan mencium bibir gadis itu dengan pelan.

"Sssttt, Gue mau minta sesuatu sama Lo. Boleh?" Tanyak Ares dengan tatapan sayu nya. Karena tatapan itu Resti hanya mengangguk kan kepalanya tidak tega.

"Res.. Gue tau lo cuma teman sama dia tapi apa bisa lo hargai gue sebagai pacar lo Res? "

"Maaf Ar Dia itu sahabat aku dari kecil aku gak bisa jauh dari dia"

" Tapi gue pacar Lo Resti, tolong harga perasaan gue. ini masalah hati Res. gue-gue cemburu Res"

"Lo gak usah khawatir Ar. Hati gue bakalan buat lo tapi ngertiin posisi gue saat ini".

"Ok.jika itu mau Lo".
Setelah mengucapkan itu. Ares pergi dengan kecewa.

"Maaf Ress hiksss. Gu-gue juga gabisa jauh dari Lo" Resti mengusap matanya kasar dan melihat Ares yang sudah pergi berjalan jauh dari daerah rumahnya.

Dengan lelah nya hari ini Tanpa Resti sadari ia tertidur dengan air mata yang terus membasahi pipinya.

Di Koridor sekolah Siswa siswi mulai berdatangan begitu juga dengan Resti tapi tunggu dia bukan pergi sendirian melainkan bersama Alvaro.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now