Ares.8♡

7 0 0
                                    

Hai kalian dari mana ajh nih asalnya?.

Tindakan resti bener bener membuat temannya bingung apa Resti tak melihat Ares?.

"Al lo masih kayak dulu ya?, suka makan mie goreng dicampur bakso" Resti mencoba bernostalgia.

"Heheh Iyah dong inikan makanan kesukaan gue"
Alvaro tersenyum menghadap Resti. Sampai ia lupa dengan Orang orang disekitarnya.

"Lo juga masih suka Siomay?"

"Suka dongg suka bangat malahan, apalagi Ares selalu beliin guee heheh iyakan Res".menyenggol Ares yang sedari tadi diam.

" Ares kamu kok diam?, kamu gak suka sahabat aku ada disini?. Resti melihat perubahan wajah Ares yang datar.

"Pake ditanya lagi"

"Yaiyalah dodol"

"Dahlah capek gue Restiii"

"Waras kan Resti?".

Liza dan lainnya berbatin dalam hati melihat kepolosan Resti yang pengen di sleding tuh pala.

" Gapapa, aku cuma lagi makan kok, kan gaboleh makan sambil bicara?". Ares terlihat baik baik saja.

"Oh gitu yaudah'' resti tidak menghiraukan Ares lagi ia malah bercanda dengan Alvaro seakan akan hanya mereka berdua disini.

"Yaudah deh bel sudah masuk yuk kita ke kelas" Resti berdiri begitu juga yang lain. Tapi Ares pergi duluan?!.

"Ares kenapa?" Bingung Resti.
Ya cemburu lah dodol. iihh boleh gak sih nampol. Resti?.

"Mungkin dia kebelet" Alasan sagar. Ia jelas tau perasaan sahabatnya itu.

"Oh gitu yaudah kita balik ya. Yo Liz De" Resti menuju kelas bersama sahabatnya begitu juga dengan Dante dan Sagar. Alvaro? Entah deh mau kemana tuh anak.

Didalam Toilet Ares membersihkan hidung nya yang mengeluarkan Darah.
"Sial ini kenapa sih? Gak mau berhenti"
Ares mengelap hidungnya yang terus berdarah dengan tisu bahkan sudah banyak tisu yang terkena noda darah Ares.

. "Enggak gue gak mngkin ada penyakit gue pasti cuma kelelahan ia cuma kelelahan".

Ares pun membersihkan tisu tisu yang sudah terkena darahnya. Dan mimisan nya sudah berhenti. Ia pun menuju ke kelas.

Liza sedang berada di toilet Perempuan ia tak sengaja melihat Ares membuang tisu yang sudah ada bercak warna merah. Karna penasaran ia mengambil tisu itu dan memperhatikan nya.

" in-ini dar-raah" Liza hampir mengeluarkan air matanya. Ia sedih mengetahui Ares memiliki penyakit. Iya Liza memang menyukai Ares sejak mereka bertemu bahkan Liza duluan yang bertemu dengan Ares daripada Resti. Tapi dia mencoba mengalah demi persahabatan nya dengan Resti.

"Res.. Lo gapapa kan?" Liza menyeka air matanya yang sudah jatuh dan menjauhi toilet tak lupa ia membuang tisu tadi ketempat nya..

Didalam kelas Ares merasa sangat pusing, sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya?.

"Resss lo gak papa kan?." Sagar melihat Ares yang sangat kelelahan.

"Sagar, bantu gue tolong, gue mau pulang ssshhh"
Ares tak kuat menahan sakit kepalanya. Membuat sagar dan Dante panik.

"Dan, lo ijin ke guru biar Ares gua yang urus"

"Ooo-ok" Dante berlari untuk ijin ke guru. Sagar dan Ares sudah sampai ke parkiran untung Sagar membawa mobil hari ini.

"Res, lo gak kerumah sakit aja? Hidung lo keluar darah SIALAN" Sagar bertambah Panik dengan keadaan Ares saat ini.

"Gu-gue mau pulang Sag, gue benci rumah sakit"
Ares mencoba memijat kepalanya Supaya bisa menahan sakit yang luar biasa ini.

Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now