Ares. 11♡

7 0 0
                                    

Kuylahhh... Vote dulu dong cantikk😍qq

"Ar- Ares... "

Resti langsung menurunkan tangannya dari wajah Alvaro, dan wajahnya sangat pucat pasi melihat wajah Ares yang seperti sedang menahan marah.

"Loh, kenapa berhenti? Ga diteruskan? Kenaap? Atau karna ada gue? Oke gue pergi. Silahkan lanjutin" Ares pergi meninggalkan dan melirik sekilas tutup bekal yang berinsial A. Setelah itu dia pergi dengan wajah tidak ramah bintang satu.

Resti meremas roknya kuat lagi lagi ia membuat Ares salah paham, apa yang harus ia lakukan, ia melihat kepergian Ares dan sekeliling sekolah ternyata sudah ramai bahkan hampir semua mata menatap nya, mengapa ia sangat ceroboh dan tak kenal waktu.

Samar Samar ia juga mendengar suara orang yang terang terangan menyindir dia.

"Gatel bangat sih mbak nya"

"Mungkin dirumahnya banyak nyamuk kali jadi nyampek kesekolah jadi gatal gatal deh"

"Udah punya cwok masih aja nempel sama cwok lain"

"Ares nya pergi deh"

"Dasar gak tau malu"

"Sasimo"

"Gatel"

"Kamu cantik tapi sayang sana Sini mau slebew"

Resti berlari memasuki area sekolah, dengan air mata yang keluar dari mata. Kalau dari hidung ingusan yah ges.

Alvaro juga mengikuti Resti tapi tidak jadi karna tau arah kemana gadis itu pergi.

"Semoga aja gak terjadi apa²" Guamam Alvaro pelan dan langsung menuju kelasnya.

Alvaro datang dan kelas hampir ramai ia melihat wajah wajah yang seperti nya tidak menyukai nya. Terutama sepasang mata yang menatap nya tajam.

"Hati hati aja lo, kita udah tau dan Ares bakalan nyerang lo saat ini juga. " Gumam Alex sibiang onar dikelas ditelinga Alvaro.

"Udah? Udah Romantisnya?" Ares berdiri menghampiri Alvaro

Bugh.

"LO  GA BISA DEKETIN CWEK LAIN SELAIN RESTI HA"

"LO TAUKAN DIA PACAR GUE"

BUGH.. Ares terus memukul wajah Alvaro tetapi Alvaro membiarkan nya dan tak membalasnya.

"SIALAN LO" Ares sudah lelah ia harus ingat kondisi tubuhnya.

"Urusan kita belum selesai" Ares menendang Perut Alvaro dan pergi dari kelas menuju toilet.

"Gilak anj. Damage si Ares kalau lagi bringas"

"Iyah serasa pengen dihalalin mas Ares deh"

"Selama gue sekolah disini baru kali ini Ares marahnya besar bangat"

"Yaiyalah dodol pacarnya digangguin noh sama si onoh"

"Dahlah parah memang kalau soal pacaran mah, itu sebabnya gue malas pacaran"

"Bilang aja karna gak ada yang mau sama lo"

"Sok tau lo bangke"

Alvaro melihat dirinya yang sama sekali tidak ada yang membantu, ya ia dikelas ia belum memiliki teman dekat karena dia sering menghabiskan waktu sendiri dan bersama Resti sahabatnya nya.

Resti tidak bisa diam saja ia harus meluruskan masalah nya yang selalu buat hubungan mereka tidak baik, ia mengejar Ares ke kelas.

"Ares nya ada?" Tanya Resti kepada salah satu teman sekelas Ares.

"Dia barusan pergi tadi habis berantam sama Alvaro" Ucap gadis berkembang kuda itu.

"Be-berantem? Maksud lo?"

"Gausah pura pura gatau Lo. Ini kan juga karna lo, udah punya pacar masih aja genit sama cwok lain" Remeh gadis itu dan memandang resti dari bawah sampai keatas.

"Jaga ucapan lo, Lo gatau yang sebenarnya" Resti pergi dari kelas Ares dan mencari kekasihnya.

Seorang pemuda sedang melamun dibalik pohon yang besar dibelakang sekolah dan seseorang juga datang menganggu ketenangan nya.

"Ar-aresss" Cicit gadis itu kecil

Yang di sahut tak menghiraukan justru ia masih setia pada posisinya.

"Ares.. Itu semua gk seperti yang kamu lihat, kamu salah paham. Dengerin aku dulu buat jelasin ke kamu ya" Resti semakin mendekat duduk disamping ares. Wajah Ares yang begitu tenang tetapi seperti menyimpan banyak luka. Mata yang indah alis tebal hidung mancung dan rahang yang kokoh.

"Jelasin" Perintah Ares tanpa melihat wajah kekasihnya itu.

"Waktu malam minggu kemarin itu aku sama Alvaro gk ada niatan buat kepasar malam berdua. Tapi Alvaro datang kerumah dan minta ijin ke mami" Resti berhenti dan melihat reaksi Ares masih tetap tenang ia pun melanjutkannya.

"Awalnya aku gak mau, aku punya rencana buat jalan sama kamu. Tapi mami malah sita HP aku, makanya aku gk bisa balas chat kamu" Resti menautkan kedua jari telunjuk nya.

"Dan mami malah nyuruh aku pergi sama Alvaro kalau mau HP aku balik, jadi aku nurut aja sama mami" Resti mulai memegang tangan Ares dan meyakinkan pacarnya itu.

"Disaat kamu video call itu aku lagi nangis dan Alvaro nenangin aku. Aku juga gapunya perasaan apapun sama dia. Dia itu sahabat aku Ress."

"Kejadian tadi pagi itu,, sebenarnya itu bekal itu seharusnya buat kamu. Tapi Alvaro malah ngambil dia pikir itu untuk nya"

Ares melihat wajah Resti seperti tidak ada kebohongan ia pun mengenggam tangan Resti dan menarik gadis itu kepelukan nya.

"Iyah gapapa, maafin aku ya udah salah paham sama kamu" Ares mencoba percaya walaupun ia sedikit ada yang menjanggal dari cerita Resti tapi ia tidak mau memperpanjang masalah. Itu Ares yang sangat mudah melupakan masalahnya.

"Aku hanya gasuka kamu deka dekat dia Res.. Aku tau tatapan dia kekamu itu aku laki laki. Aku mohon sama kamu, kamu harus jaga jarak sama dia" Pinta Ares melihat wajah gadis yang sudah menemani nya 1 tahun belakangan ini.

"Dia sahabat Aku Ar.. Gk ada alasan aku buat jauh dari dia, tapi hati aku cuma buat kamu kok" Resti mengeratkan pelukan nya pada Ares dengan artian dia hanya milik Ares seorang.

"Aku percaya sama kamu" Ares mengelus pelan rambut  Resti menghirup wangi rambut Resti yang entah sejak kapan sudah candu baginya.

"Yaudah ayok kita ke kelas kayak ini udah masuk deh" Resti mengangguk dan berdiri dibantu oleh Ares mereka berdua berpisah dilorong sekolah karena kelas mereka memang tidak searah.

"Ressss lo kemana aja sih? Gue dengar Ares tadi berantem sama Alvaro ya" Dea langsung mendekati Resti karna kepo hehhe.

"Ia itu semua salah paham, oiya Liza mana?" Resti memang tidak melihat Liza saat masuk kelas. Kebetulan kelas mereka sedang kosong gatau dah kemana tuh guru.

"Katanya ke toilet tadi"
Resti hanya ber oh ria saja.

Resti sangat lega akhirnya masalahnya dengan Ares sudah selesai dan ia harap tidak ada masalah lagi kedepannya yang menganggu hubungan mereka. Soal Alvaro apakah ia menjaga jarak pada laki laki itu. Ia sudah menganggap Alvaro sebagai kakaknya tapi entahlah biar waktu yang menjawab.

Segitu dulu ya entah kenapa gak mood bangat buat cerita ini hehehe. Kalau ada typo tandai ya






Ares (Lengkap) Where stories live. Discover now