8 ~ Air atau Api ?

602 127 139
                                    

Entah bagaimana menjelaskan semuanya
Entah air ataukah api
Entah benci atau rasa yang lain
Aku tak mengerti dengan jalan takdir

~ author

Setelah keadaan Fenly membaik, Shandy kembali sering keluar berkumpul dengan temannya yang lain, dia juga sudah memperingatkan pada kedua temannya untuk tidak membawa minuman beralkohol jika datang ke rumah, dia tidak ingin Fenly marah lagi padanya karena berfikir jika Shandy tidak memikirkan keadaan Fajri.

Sore ini Shandy baru saja pulang dari mini market untuk membeli beberapa kebutuhan yang sudah menipis, ia berjalan santai menuju motor miliknya hingga matanya menangkap seorang gadis cantik yang tampak meraih kantung belanjanya yang terjatuh di jalan, gadis itu tampak sibuk tanpa memperhatikan sekitar, sebuah mobil tampak melaju kearahnya, mungkin pengemudi mobil tadi memang ingin mencelakai gadis itu, dengan cepat Shandy berlari dan menarik gadis tadi ke tempat yang aman.

" Lain kali hati-hati ! Kalau tadi ketabrak gimana ? " Tanya Shandy pada gadis cantik dihadapannya saat ini

Gadis itu mendongak memperhatikan siapa yang tadi menolongnya, awalnya dia ingin sekali berterimakasih tapi melihat jika orang yang menyelamatkan dirinya adalah orang yang dia benci, gadis itu urung mengatakan kata terimakasih pada Shandy.

" Mendadak bisu ? " Tanya Shandy

Gadis cantik tadi menghela nafas berat, mungkin ini cara Tuhan mempermudah niat balas dendamnya dengan mempertemukan dia secara langsung dengan pembunuh kakaknya.

" Makasih... Gue masih syok jadi ga ngerti mau ngomong apa " kata gadis itu akhirnya

" Ummm... Gue Shandy, kalau Lo ? " Tanya Shandy sambil mengulurkan tangannya

" Gue Nindy, sekali lagi makasih ya Shandy "

Shandy mengangguk sebelum akhirnya dia kembali mendekati motor miliknya dan pergi begitu saja. Nindy memperhatikan lagi motor Shandy yang perlahan mulai menjauh. Ia tersenyum tipis, sangat tipis bahkan mungkin tidak ada yang sadar jika dia tengah tersenyum.

" Lo baik... Tapi kebaikan Lo hari ini ngga akan rubah semuanya, gue akan tetap balas dendam sama Lo, Lo harus kehilangan Adek Lo sama kaya gue kehilangan kakak gue ! " kata Nindy sambil mengepalkan tangannya

Setelah mengatakan itu Nindy memilih untuk kembali pulang, menyusun rencana lain untuk membuat Shandy kehilangan adik-adiknya. Nindy bersungguh-sungguh ingin Shandy merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang mereka sayang dengan cara terbunuh.

Sementara itu ditempat lain seorang pria paruh baya tampak mendatangi kedua putranya yang saat ini sibuk melihat acara televisi yang tengah menayangkan acara musik. Tangan pria itu terulur untuk mengusap rambut kedua putranya yang begitu ia sayangi.

" Papa kasih izin kalian belajar gitar sama Fenly... Tapi janji kalau emang kalian pamit pergi ke tempat Fenly kalian harus ada pengawalan "

" Serius pa ? Iya deh Fiki ngga masalah kalau emang harus dikawal yang penting Fiki bsia belajar sana kak Fenly, makasih ya pa.... Fiki sayang sama papa " kata Fiki sambil memeluk erat tubuh papanya itu.

" Makasih ya pa... Udah ngerti mau Fiki sama Zwei, maaf kalau kemarin kita kurang sopan sama papa, kita cuma butuh ruang pa... Kita butuh teman " imbuh Zweitson

" Sama-sama.... Papa sayang sama Zwei, sama Fiki juga..  papa cuma takut kalau terjadi hal buruk sama kalian berdua jadi papa banyak larang... Maaf kalau apa yang papa lakuin buat kalian kurang nyaman sama papa ya... Tapi ingat semua ini papa lakuin karena papa ngga mau kehilangan kalian berdua "

" Iya pa.. kita juga sayang papa " kata Zweitson yang kini ikut memeluk papanya itu.

Tidak ada orang tua yang ingin anaknya menderita, begitu juga dengan papa Zweitson dan Fiki. Ia hanya tak ingin ada hal buruk yang terjadi pada mereka berdua, karena bagaimanapun pesaing dan orang yang tidak suka padanya cukup banyak, hal ini yang membuat papa mereka takut jika orang-orang itu memanfaatkan Fiki dan Zweitson untuk menghancurkan kariernya.

S H A D O W || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang