21 ~ Petunjuk...?

516 132 97
                                    

Benarkah ini petunjuk
Mengapa harus dia?
Kenapa bukan orang lain saja?
Ku harap ini bukan yang sebenarnya

~ author

Fajri memegang dadanya yang terasa sedikit nyeri, Zweitson yang saat ini tengah bersama Fajri tampak menoleh dan langsung merangkul Fajri. Saat ini mereka tengah berada didalam mobil untuk menyusul Shandy dan Gilang yang lebih dahulu membawa Fenly ke rumah sakit, sedari tadi mereka saling adu diam karena bingung ingin berbincang apa.

" Zwei... Ini kita mau kemana sih sebenernya? " Tanya Fajri bingung

Ya Zweitson memang tidak memberi tahu Fajri tentang kemana mereka akan pergi, ia hanya mengatakan jika Fajri harus ikut bersamanya sekarang karena ada hal penting yang harus ia ketahui. Ia hanya takut jika kesehatan Fajri menurun andai Zweitson memberi tahu yang sebenarnya tentu hal ini akan semakin membebani Shandy.

" Zwei... " Panggil Fajri sekali lagi

" Ummm... Kita mau ketemu sama Fenly " jawab Zweitson

" Ohh... Liat Fen rekaman? Oke... Tapi Zwei kenapa dada gue sakit banget ya "

" Lo kambuh? Lo bawa obat yang biasa Lo minum ngga? Lo ngga papa kan Ji? " Panik Zweitson

" Engga kok Zwei, ini sakitnya tuh beda... Dari sebelum kita berangkat tuh gue kepikiran sama Fen terus, tapi karena sekarang kita mau ketemu Fen, gue bisa sedikit lega "

Zweitson mengangguk pelan, ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika Fajri tahu keadaan Fenly saat ini seperti apa. Bahkan rasanya Zweitson ingin sekali menangis saat ini.

" Fenly itu orang yang berarti buat gue... Dia ngga pernah ngeluh sama kemauan gue, dia ngga pernah marah sama gue padahal gue tahu dia iri sama gue karena bang Shan lebih perhatian sama gue, dia sayang sama gue... Dia sering nyanyiin gue, bahkan nih ya Zwei gue kadang ngga bisa tidur kalau ngga ada Fenly disamping gue... Gue terlanjur terbiasa ada Fenly, gue bahkan pernah berharap kalau gue mati duluan aja tapi jangan Fenly dulu. Karena gue tahu kalau tanpa gue Fenly bakal tetep bisa hidup tapi kalau gue... Gue ngga yakin bisa tanpa Fenly, kayanya kalau Fenly ngga ada separuh dari hidup gue atau bahkan lebih juga ikut mati "

" Gue setakut itu kalau Fenly ngga ada Zwei... Gue sayang sama Fenly, gue sadar selama ini gue cuma bikin dia repot sama gue, tapi gue emang sebergantung itu sama dia.... Fenly tuh saudara kembar gue tapi serasa kakak. Kan.... gue cerita tentang Fenly aja nih bikin gue kangen sama dia, pokonya nanti kalau udah ketemu sama Fen gue mau peluk dia "

Zweitson mati Matian menahan tangisnya, bagaimana cara Zweitson menjelaskan pada Fajri tentang keadaan Fenly saat ini? Ia dibuat bingung dengan keadaan yang menjebaknya.

" Zwei kok kita ke rumah sakit? Katanya mau ketemu sama Fen... Zwei siapa yang sakit? Bukan Fenly kan? " Tanya Fajri yang mulai panik

" Turun dulu yuk ! Katanya mau ketemu Fenly... Nanti Lo juga tahu " jawab Zweitson

Fajri hanya bisa pasrah dan perlahan mengikuti langkah Zweitson, mereka berjalan melewati lorong yang cukup panjang dan kini berhenti di sebuah ruangan, Fajri menahan langkah Zweitson dengan meraih lengan pemuda berkacamata itu. Zweitson tak kuasa menahan tangisnya saat bertemu tatap dengan Fajri yang kini mulai menangis.

" Ayo ketemu Fenly... Fen di dalem " kata Zweitson lirih

" Engga... Fen ngga mungkin disitu, Fen tuh lagi rekaman sekarang, ayo pergi Zwei gue ngga mau disini ! Gue mau ketemu Fenly... Ngapain kita ke ruang jenazah ayo pergi ! Ayo ketemu Fenly "

" Fenly di dalem Ji ! Masuk yuk "

Fajri pasrah dan kini masuk ke ruangan tadi bersama zweitson, hal pertama yang mereka lihat adalah Shandy yang masih menangis sambil memeluk tubuh Fenly yang sudah terbujur kaku, Fajri berjalan cepat menuju Shandy dan menatap saudara kembarannya yang kini terbaring dengan wajah pucat.

S H A D O W || Un1tyWhere stories live. Discover now