18 ~ Sahabat...?

557 124 127
                                    

Benarkah kamu itu sahabat?
Orang yang katanya selalu ada
Orang yang katanya akan selalu membela
Dan orang yang katanya tak akan pernah pergi
Benarkah kamu orangnya?


~ author

Usai pemakaman Fiki hari ini Zweitson duduk di taman yang ada dihalaman depan rumahnya, ia meminta pada orang suruhan papanya untuk menutup pagar rapat-rapat karena tidak ingin ada media yang meliput rumahnya lagi, kepergian Fiki sudah menyedihkan baginya, ia tidak ingin terus diingatkan pada Fiki dengan segudang pertanyaan mereka yang membuat rasa sakit itu abadi.

Zweitson menatap lagi langit cerah hari ini, dia ingat sekali dulu Fiki suka berada di taman ini sambil memainkan gitar miliknya, dia akan bernyanyi dengan suara merdu sambil sesekali menatap Zweitson yang menemaninya. Sesekali mereka bercanda atau saling tukar pendapat tentang nada nada yang mereka mainkan.

Zweitson juga ingat jika dulu mereka sering berbincang tentang masa depan, mereka membenci pekerjaan ayahnya dan ingin sekali membuktikan jika jabatan atau gelar yang tinggi bukan segalanya, mereka ingin membuktikan bahwa dengan bermusik mereka bisa merangkai masa depan yang indah seperti apa yang mereka mau. Tapi semua itu kini terasa menyakitkan jika kembali diingat.

Zweitson mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang saat ini berdiri didepannya, ia mempersilahkan pria tadi untuk duduk disampingnya dan menceritakan apa saja yang ia ketahui tentang kematian Fiki.

" Jadi gelang itu punya bang Shandy? " Tanya Zweitson tanpa menatap pria tadi

" Iya, dan untuk saat ini kita masih berusaha buat kumpulin bukti karena kalau cuma gelang itu ngga akan jadi bukti yang cukup, bisa aja gelang ini dipakai oleh orang lain yang memang mau jebak Shandy "

" Udah ada titik terang tentang siapa yang sebenarnya bunuh Fiki "

" Sejauh ini kecurigaan masih mengarah pada Shandy, karena satu satunya bukti yang kita miliki hanya gelang Shandy "

" Kalau gitu tangkap bang Shan ! Mungkin emang dia yang udah bunuh Fiki "

" Kita ngga bisa asal ambil kesimpulan kalau Shandy yang bunuh Fiki, Zwei. Kita harus kumpulin bukti yang cukup dulu, sabar ya ! Percaya sama kita ! Kasus ini bakal kita ungkap sampai tuntas "

" Harus karena kalau engga, mungkin Kalian bakal nangkap gue karena gue lakuin hal yang sama ke bang Shan... " Kata Zweitson yang kini memilih untuk meninggalkan Ricky sendiri di taman

Ricky menatap punggung Zweitson yang perlahan menjauh dan beralih menatap gelang yang ada ditangannya. Jujur dia juga curiga dengan Shandy tapi sebagai polisi dia tidak bisa menangkap seseorang berdasarkan opini apalagi sampai saat ini mereka belum berhasil menemukan keberadaan Shandy, mungkin semua ini akan jauh lebih mudah jika mereka berhasil mendapat keterangan dari Shandy.

🍒

~ author

Hari berganti hari, kehidupan Shandy perlahan memiliki banyak perubahan, kini dia hanya bisa menemui kedua adiknya saat malam karena setiap subuh dia harus kembali ke tempat persembunyiannya, hal ini ia tujukan agar dia tetap bisa bersama dengan kedua adiknya. Seperti malam ini dia tampak mengusap rambut hitam milik Fajri, memastikan bahwa adiknya ini tidur dengan lelap.

" Maafin Abang ya Ji... Semoga semua ini cepet selesai dan kita bisa kaya dulu lagi, Abang janji bakal selalu jagain Aji... Sehat terus ya, Abang sayang banget sama Fajri... Selamat tidur Fajri Adeknya bang Shan yang paling Abang sayang " bisik Shandy pada Fajri, setelahnya ia mengecup puncak kepala Fajri sekilas dan kembali mengusap rambut milik Fajri.

S H A D O W || Un1tyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt