20 ~ Nightmare

571 128 148
                                    

Ini adalah mimpi yang tak ku harap terjadi
Tentang kepedihan yang menghampiri
Tentang melepas apa yang ku genggam erat
Dan menghancurkan apa yang telah ku bangun kuat


~ author

Lewat tengah malam Fenly terbangun dari tidurnya, ia menatap Fajri yang masih memeluk erat tubuhnya dan Shandy yang juga tampak tertidur disisinya, Fenly terseyum tipis pada kedua saudaranya itu, perlahan Fenly melepas pelukan Fajri dan dengan hati-hati meninggalkan mereka. Fenly berjalan menuju jendela dan sesekali menatap pemandangan luar yang masih sangat gelap dan sepi. Getaran pada handphone miliknya membuat perhatian pemuda tampan itu teralihkan. Ia menatap layar handphone miliknya dengan serius.

Fenly membuka pesan yang masuk dari nomor yang tidak ia kenal, pesan itu hanya berisi Vidio dengan pesan singkat "kamu berikutnya". Fenly mencoba memutar viido tadi. Kakinya mendadak lemas saat ia dengan jelas melihat sebuah Vidio kumpulan pembunuhan, hal yang lebih mengejutkan adalah dalam Vidio itu ada cuplikan pembunuhan Fiki, si pelaku memakai jubah hitam dan topeng yang sama persis dengan apa yang pernah ia lihat dalam mimpinya dan pernah ia temui saat ia nyaris celaka di dapur waktu itu.

Fenly menutup tirai jendela rumahnya dan berlutut, jujur ia sangat ketakutan dengan ini tapi jika harus membebani kedua saudaranya dia tak akan mampu. Ia terus berfikir tentang orang yang membencinya tapi dia benar-benar tidak tahu orang ini siapa. Tepukan pelan pada bahu Fenly membuat dia terkejut dan langsung menoleh pada orang itu.

" Kenapa? Kok duduk disini? " Tanya pria itu yang kini membantu Fenly untuk berdiri dan kembali duduk disofa

" Lo ada masalah? " Tanyanya lagi sambil memandang Fenly

" Ngga ada Ji, gue cuma lagi pengen aja tadi duduk disitu.... " Jawab Fenly sambil menunduk

" Sekarang Lo jadi makin pinter bohong ya Fen, dulu apapun masalah yang lagi Lo hadepin, Lo selalu cerita sama gue, tapi kenapa sekarang Lo bohong sama gue sih? Lo ngga percaya lagi ya sama gue? "

" Bukan gitu Ji, gue bohong kenapa? Gue percaya sama Lo, percaya banget.... Ji gue ngga papa selama gue liat Lo baik-baik aja, jadi Lo cukup diem dan jangan sakit lagi itu udah cukup buat gue Ji... Gue baik-baik aja oke.... "

" Ngga ada yang baik baik aja saat nyawa dia terancam Fen... Gue tahu Lo kepikiran masalah itu kan ? Kenapa Lo ngga jujur sih? Gue ini kembaran Lo tapi gue ngga pernah sekalipun berguna buat Lo... Gue mau bikin beban Lo lebih ringan, tapi kenapa ngga bisa ? "

" Peluk gue Ji... Pelukan Lo selalu jadi obat buat gue, Lo ngga perlu lakuin macem-macem karena pelukan Lo udah lebih dari sekedar cukup buat gue. Iya gue takut Ji, takut banget... Ngga ada yang ngga takut dibunuh Ji, tapi selama gue ada didekat Lo, gue ngerasa lebih berani. Jadi Lo ngga usah macem macem, Lo cukup disini sama gue, peluk gue dan bilang kalau semua bakal baik-baik aja..  gue cuma butuh itu dari Lo Ji "

Fajri langsung memeluk erat tubuh Fenly dan mengusap punggung saudara kembarnya itu lembut.

" Semua akan baik-baik aja Fen..." Lirih Fajri

" Gue percaya sama Lo Ji, Lo ngga mungkin bohong jadi gue yakin semua akan baik-baik aja "

" Iya semua bakal baik-baik aja, karena gue ngga kasih izin sama Lo untuk pergi dari gue Fen... Lo boleh sebut gue manja tapi demi apapun gue ngga bisa kalau ngga ada Lo, jadi jangan pernah tinggalin gue... "

" Gue ngga akan tinggalin Lo Ji, gue bakal sama Lo terus "

Fajri mengeratkan pelukannya pada Fenly, kali ini Fajri meminta dengan sungguh sungguh, jika Tuhan tidak mengabulkan pintanya untuk berusia lebih lama di bumi dia berharap doanya kali ini dikabulkan, dia hanya ingin terus bersama dengan Fenly hanya itu yang ia harapkan.

S H A D O W || Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang