01

3.4K 162 2
                                    

HAI GUYS INI CERITA BXB . JANGAN LUPA PENCET BINTANG YA, KALAU GAK SUKA BISA SKIP🙏




"yang kalah harus traktir di bar semalaman, gimana, deal?" Segerombolan pemuda dengan dua kubu yg berbeda berada di sebuah arena balap.

'Masa remaja adalah hal yang paling menyenangkan' kalau kata Jovan. Kalo kata jaenar 'masa muda itu masa yang ekstrim harus di isi dengan ke ekstrim juga'

"Gua gak takut kalah, gua pasti menang" jaenar hanya memandang remeh musuhnya sekarang, siapa lagi kalau bukan Jovan. Musuh jaenar adalah Jovan dan musuh Jovan adalah jaenar sampai kapanpun.

Suara sorakan antar dua kubu terdengar begitu keras memenuhi aktivitas mereka malam ini, setiap kubu memiliki idolanya masing-masing yang sudah siap dengan motor yang sudah berada di start sirkuit tersebut. Nama Jovan selalu terdengar dengan kerasa, selain ketua geng yang sudah terkela di penjuru kota, Jovan juga adalah raja jalanan. Sudah tidak terhitung berapa orang yang dia kalahkan. Tapi tidak saat melawan jaenar hanya ada kata seri atau seimbang salah permainan mereka.

"Jovan, Lo ready?" Jovan hanya mengangguk kepalanya saat pemandu balap bertanya kepadanya. "Jaenar lo Redy?" Sama dengan Jovan, jaenar hanya mengangguk kepalanya. Saat semuanya sudah ready seorang wanita dengan pakaian ketat berjalan ke tengah dengan membawa bendera bermotif kotak catur.

"Gua hitung sampai tiga, di mulai dari sekarang. Satu" bendera yang yng di bawa oleh wanita tersebut menjulang ke atas, "Dua" suara gas dari motor keduanya sudah bersautan memecah keheningan penonton. "Dan tiga" tepat di ucapan ketiga, bendera yang di bawa wanita tersebut terjatuh tanda balapan di mulai. Suara motor yang melaju begitu cepat terdengar dari tempat mereka saat ini, mereka menanti siapakah yang akan datang terlebih dahulu di hadapan mereka.

Tidak lama kemudian terlihat lampu dari kedua motor tersebut keduanya berada di posisi yang sama dan selalu begitu, namu di saat hampir mengenai finish motor jaenar mmelaju melambat dan terlihat rantai yang putus di bawah. Hal tersebut membuat Jovan tersenyum di balik helm yang ia kenakan, malam ini adalah malam pertama dia bisa mengalahkan jaenar.

Sorakan terdengar lebih keras saat Jovan melepas helmnya, rambut hitam legam mata yang hilang saat tersenyum dan kulit yang putih, begitu menawan bagi kaum hawa di sana. Di sisi lain dengan kekesalannya jaenar menendang motonya begitu saja hingga beberapa serpihan terlihat dari motornya.

"Lo kalah karena motor loh na, kalo aja motor lo itu gak rusak pasti lo bakal menang dari bocah tengil itu" jaenar hanya berdecak mendengar ucapan Harry, sahabatnya yang mencoba menghibur kekesalannya.

Jovan menghampiri di mana jaenar berdiri sambil tersenyum yang menjengkelkan di mata jaenar."Sesuai perjanjian Na, Lo harus teraktir gua" jaenar memandang Jovan dengan kesal dan terus berdecak. "Kita gak kenal gak usah manggil gua dengan sebutan 'na'" jaenar menaikan alisnya dan mendorong bahu Jovan dengan jari telunjuknya, hal tersebut membuat Jovan terus tersenyum dan mengacak rambut jaenar yang tidak beraturan karena terkena angin saat mereka balapan, Jaenar menepis tangan besar milik Jovan dengan kesal.

"Bar ****, besok jam setengah sepuluh gua tunggu sama geng gua di sana. Gua gk suka orang yang gak tepat waktu" jaenar meninggalkan Jovan setelah mengatakan hal tersebut.

"GUA JUGA SUKA MENGULUR WAKTU NA.." Jovan berteriak agar jaenar mendengarnya, padahal tidak perluh berteriak sekeras itu juga jaenar mendengarkannya. Dia hanya suka menggoda pemuda manis yang satu itu.




Love mistake || NOMIN जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें