05

1.2K 90 4
                                    


HAI GAYS HAPPY READING SEMUANYA.
JANGAN LUPA PENCET BINTANG😗
KALO GAK SUKA SKIP AJA🙏

Terhitung sudah sebulan sejak kejadian Jovan dan Jaenar, tidak ada yang mengetahui tentang itu. Jaenar dan Jovan juga Masi seperti dulu bertemu di arena balap namun sudah seminggu dirinya tidak bertemu Jovan. Dia sedang menulis skripsi sebaik mungkin agar tidak di tolak mentah-mentah oleh dosennya, jika melihat wajah milik Jovan dia bisa terpancing emosi.

Jaenar dengan pakaian rapinya menghampiri ayahnya dan juga Dejun yang sudah berada di ruang makan. "Pagi yah, pagi Jun" ucapnya mengecup singkat pipi ayahnya.

"Dejun Na, not Jun" ucap Dejun sambil melirik Jaenar singkat. "Suka suka gue lah" Yuda yang mendengar anaknya bertengkar hanya menggelengkan kepalanya.

"Kamu lagi nulis skripsi kan Na?" Jaenar mengangguk mengiyakan ucapan ayahnya."yang bener belajarnya, jangan balapan terus" Jaenar tersedak susu yang ia minum, dari mana ayahnya tau dia selalu balapan. "Ayah tau Na; Udah buruan makan biar gak telat"

Saat Jaenar menyendokkan sayur ikan yang di hadapannya, baunya terasa tidak enak di Indra penciuman miliknya. Hingga dirinya lari kekamar mandi dan memuntahkan cairan bening, karena dia belum makan apapun. Yuda mengikuti putranya kekamar mandi dan mendengarkan suara muntahan

"Na kamu kenapa?" Yuda nampak bingung dengan putranya, biasanya Jaenar lah yang paling menyukai ikan, apalagi ini ikan mujaer hasil dari kolam belakang rumah. 

"Gak papa yah, mungkin masuk angin kemaren gak makan" Yuda mengurut tengkuk Jaenar dan memberikan minyak angin yang selalu ia bawa kemana-mana. Biasa akik akik😭.

Di rasa Jaenar perutnya sudah membaik iapun langsung duduk kembali ke tempat duduknya. Di sana ada Dejun yang memandang dirinya dengan khawatir.

"Gak papa na?" Jaenar hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku makan sayur aja yah, kayaknya perutnya lagi musuhan sama ikan" ucap Jaenar sambil mengambil sayur di hadapannya.

"Vegetarian na? Biasanya lo yang paling suka tuh ikan" benar kata Dejun Jaenar suka dengan ikan tersebut karena dia sering memberi makan jadi di jamin ikannya enak, namun saat ini setiap hidungnya mencium sayur ikan tersebut dia merasa perutnya ada yang demo.

"Kayaknya bik Ijah masaknya salah" bik Ijah yang mendengar ucapan Jaenar langsung angkat bicara "saya itu masaknya kayak kemaren loh mas Jaenar, kok beda gimana toh" ucap bik Ijah ART di rumah Jaenar dengan logat jawanya.

"Mungkin kurang pas aja di kamu Na. Udah lanjutin makanya, kalau Jaenar mau sayur aja, makan yang banyak." Jaenar dan Dejun kembali menikmati makanannya dan bik Ijah kembali membersihkan meja sehabis ia nyayur tadi.

..........

Belakangan ini papa dan mama Jovan selaku berada di rumah, bisnis papanya yang di sini sedang dalam masalah dan mamanya selalu berada di samping papanya.

Sekilas keluarga Renandra terlihat begitu bahagia pagi ini. Januar Duduk di kepala kursi, di sampingnya ada istrinya dan ketiga anaknya berada di depannya, keheningan menyelimuti keluarga mereka. Karena prinsip dari Januar tidak boleh bersuara saat makan. Selang beberapa menit semuanya beres, sudah bersih semua piring yang di meja tidak lagi berada di meja, Jovan yang hendak meninggalkan meja makan, tertahan saat mendengar ucapan ayahnya.

Love mistake || NOMIN Where stories live. Discover now