STAND BY ME 30

77 11 21
                                    

Sungjae terbangun tengah malam, dengan perlahan Sungjae mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Sungjae sedikit memijit kepalanya, mungkin efek karena ia terbangun secara tiba - tiba. Atensinya melirik jam dinding dikamar Eunkwang yang menunjukkan pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Masih terlalu dini untuk Sungjae bangun dari tidurnya, mengingat dirinya juga baru saja menyelesaikan jadwal syutingnya yang berhasil menyita waktu istirahat Sungjae.

Sungjae memperhatikan pakaiannya yang masih mengenakan pakaian lengkap selepas pulang syuting tadi. Sungjae merogoh saku hoodie yang dikenakannya untuk mengambil ponselnya, namun tak ia temukan disana. Sungjae juga mencari - cari di sekitar tempat tidur, siapa tahu terselip disatu sisi. Setelah beberapa saat, Sungjae baru menyadari bahwa ia meletakkan ponselnya di ranjang kamarnya. Apakah Sungjae harus mengambilnya dan sekaligus mengganti pakaiannya? Bagaimana jika Joy masih ada dikamarnya? Sungjae menghela nafas pelan karena itu.

Setelah berpikir beberapa saat ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan mengambil ponselnya. Kenapa Sungjae tidak memakai baju Eunkwang saja? Sungjae tidak melakukan itu karena ia belum meminta izin pada Eunkwang, selain itu juga pasti baju Eunkwang tidak muat untuknya. Tahu sendirikan baju Sungjae ukurannya berapa?

Dengan perlahan Sungjae membuka pintu kamarnya, takut - takut jika Joy masih berada dikamarnya. Ternyata benar dugaan Sungjae, setelah sepenuhnya memasuki kamarnya, Sungjae melihat seseorang meringkuk membelakanginya dan tengah tertidur pulas dengan lampu ruangan yang masih menyala.

Pelan - pelan Sungjae berjalan menuju walk in closed  di kamarnya untuk berganti pakaian. Setelah itu, Sungjae mencari ponselnya yang kini berada dinakas dengan keadaan sedang di charger disamping secangkir kopi yang tentu saja sudah dingin itu. Sungjae melepaskan ponselnya dan menyalakan ponselnya yang tidak ia buka sejak kepulangannya tadi. Masih banyak tanda notifikasi diponselnya, dengan cepat Sungjae menghapus semua notifikasi di ponselnya tanpa melihat siapa saja yang menghubungi dan mengirimkan pesan padanya. Toh nantinya jika itu penting atau dari agensi, Jangwoo atau Eunkwang akan memberitahunya.

Sebelum kembali ke kamar Eunkwang, Sungjae menyalakan lampu tidur di nakas samping tempat tidur dan mematikan lampu ruangan. Baru dua langkah, Sungjae kembali membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah Joy. 

"Kenapa kau masih disini Joy-ah, bahkan kau tidur dengan posisi seperti ini. Pasti ini sangat tidak nyaman," ujar Sungjae bergumam agar tidak mengganggu tidur Joy.

Dengan perlahan Sungjae membenarkan posisi tidur Joy dan menyelimutinya, agar Joy dapat tidur dengan nyaman.

"Jalja, Sooyoung-ah," bisik Sungjae pelan di samping Joy.

Setelah itu, Sungjae benar - benar keluar dari kamarnya dan kembali ke kamar Eunkwang. Tepat dipertengahan tangga, tiba - tiba atensi Sungjae melihat seseorang sedang berada didapur. Dengan perlahan langkah kaki Sungjae menghampirinya.

"Hyunsik hyung, mwohaeyo?" tanya Sungjae pada Hyunsik yang sedang berada di dapur.

"Aikamchagiya," seru Hyunsik terkejut. "Yaa Sungjae-ya! Wah jinjja. Kau mengejutkan ku," lanjutnya.

"Kau sedang apa malam begini didapur? Kau buat kopi latte? Dua? Satu buat siapa?" tanya Sungjae beruntun.

Sedikit rasa kesal dalam hati Hyunsik karena Sungjae sudah mengejutkannya. Namun disisi lain Hyunsik bersyukur karena sepertinya Sungjae sekarang sedang dalam suasana hati yang baik. Dan Hyunsik dapat mengetahuinya dari nada bicara serta pertanyaan beruntun dari Sungjae, adik kesayangan grub nya itu.

"Aniyo. Ini bukan kopi buatan ku. Tapi memang aku berniat membuat kopi. Aku tidak tahu ini kopi siapa, kopi ini juga kelihatan masih baru," jelas Hyunsik dan diangguki oleh Sungjae.

STAND BY ME || BTOBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang