STAND BY ME 32

76 9 18
                                    

Beberapa saat mereka bertatapan dengan posisi yang masih sama, Joy diatas Sungjae. Bertatapan tepat di manik mata masing-masing, seolah sedang berbicara dan menyalurkan sebuah rasa yang tidak bisa mereka ungkapkan.

Hingga tatapan mereka diakhiri oleh Joy yang tersadar terlebih dulu, dan mendudukkan dirinya dengan benar diikuti oleh Sungjae. Keduanya sama-sama terpaku dengan apa yang baru saja terjadi dengan mereka.

"Mian. Aku tidak sengaja menarikmu," ujar Sungjae setelah beberapa saat keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing.

"Aniyeyo. Aku akan bersiap dulu," balas Joy bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Namun setelah beberapa langkah, Joy kembali menghampiri Sungjae dan meminta ponselnya yang masih dalam genggaman Sungjae. (Aduh Joy.. ponselmu aja digenggam terus lho sama Sungjae, apalagi dirimu). Setelah mendapatkan ponselnya kembali, Joy segera melangkahkan kakinya meninggalkan Sungjae sendiri. Sungjae pun tidak mengalihkan pandangannya dari Joy hingga dia benar-benar tak terlihat dibalik pintu. Kemudian Sungjae melangkahkan kakinya menuju lantai dua ke kamarnya untuk bersiap pergi bersama hyungnya dan para gadis itu.

Sedangkan tanpa Sungjae dan Joy sadari, sedari tadi kelima anak manusia di dapur melihat semua kejadian itu. Dimulai dari datangnya Ilhoon yang membawa dua buah koper hingga insiden Sungjae dan Joy.

Yeri yang merupakan termuda diantara kelimanya, menyembunyikan wajahnya dibalik punggung lebar Changsub.

"Omo.. eotteokke? Apa yang baru saja ku lihat? Mataku tidak suci lagi," ujar Yeri memekik pelan sembari meremas lengan baju Changsub.

"Kau lupa apa yang pernah kau lakukan dengan Hongseok?" celetuk Peniel bertanya sembari menenteng kotak berisi sayuran yang akan mereka bawa berlibur.

"Mwo mwo? Apa yang pernah kulakukan dengan dia?" balas Yeri sarkas sembari bertanya.

"Aaish jinjja. Anak itu benar-benar, masih bayi juga," gumam Changsub melangkahkan kaki kelaur dari dapur dan melangkahkan kakinya menuju lantai dua.

Begitu juga dengan Yeri dan Peniel, setelah meletakkan barangnya di ruang tengah. Mereka berjalan menuju kamar masing-masing. Sedangkan Minhyuk hanya memperhatikan ketiga anak manusia itu, dan mengalihkan tatapannya pada Wendy yang membereskan sisa pekerjaannya dengan Yeri dan Peniel.

"Seungwanie. Menurutmu, apa yang akan terjadi kedepannya pada Sungjae dan Joy?" tanya Minhyuk pada Wendy.

Wendy menoleh pada Minhyuk dan mencuci tangannya, merupakan proses terakhir dari kegiatan bersih-bersihnya. Minhyuk pun masih setia menunggu jawaban dari Wendy, hingga Wendy berdiri disampingnya dan menyandarkan tubuhnya pada meja pantry.

"Kalau menurutku, mereka akan bersatu," jawab Wendy santai sembari menerawang jauh didepan.

"Kau yakin?" tanya Minhyuk memastikan dan diangguki oleh Wendy. "Kenapa kau bisa seyakin itu?" lanjut Minhyuk bertanya.

"Kau lihat saja kedepannya oppa," jawab Wendy melangkahkan kakinya meninggalkan Minhyuk.

"Jika keyakinanmu tidak benar?" tanya Minhyuk yang berhasil menghentikan Wendy dan berbalik kearah Minhyuk.

"Kau mau bertaruh?" tantang Wendy.

"Oke. Tapi aku yang membuat pernjanjiannya," jawab Minhyuk.

"Kenapa bisa begitu?"

"Bisa. Apa yang tidak bisa?"

"Bilang saja, kau takut bertaruh," ujar Wendy menatap tepat pada manik mata Minhyuk.

"Bertaruh untuk apa?" sahut Hyunsik yang berada diujung tangga.

Kedatangan Hyunsik tentu saja membuat kedua insan itu mengalihkan atensinya pada Hyunsik.

STAND BY ME || BTOBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang