RAININDYA TANZEELA

687 220 252
                                    

"Hujan selalu kembali walau telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang ia rasakan."



~HAPPY READING~


2 tahun lalu...

PLAK

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus gadis cantik yang kini tengah menangis.

"Kamu benar-benar gila Rain! Dimana otak kamu sampai-sampai membunuh ayah kandungmu sendiri?"

Gadis cantik yang bernama Rain itu menggeleng cepat dengan air mata yang terus menetes dari mata sipitnya.

"Aku nggak ngelakuin itu ma."

"Tidak melakukan bagaimana? Bukti itu semua mengarah ke kamu!"

"Ma, aku mohon percaya sama aku!" Rain masih terus membujuk, berharap mamahnya percaya.

Lika-Wanita paruh baya berusia 47 tahun itu menangis, dunianya hancur. Hari ini, ia kehilangan sosok suami yang begitu sangat baik. Dan yang lebih menyakitkannya adalah mendengar bahwa kematian suaminya itu akibat anak kandungnya sendiri. Anak yang selama ini ia besarkan dengan penuh kasih sayang bersama suaminya.

"Ma," Tangan Rain bergerak untuk memeluk mamanya, namun sudah lebih dulu Lika singkirkan.

"Jangan pernah sentuh saya! Kamu pembunuh Rain! Kamu bukan anak saya yang dulu! Sekarang kamu seorang pembunuh!" Ujarnya dengan air mata yang terus menetes.

"Aku bukan pembunuh ma, dengerin penjelasan aku dulu!" Ucapan Rain benar-benar tidak di dengar oleh Lika.

BRAK

Lamunan Rain buyar ketika seseorang menghampiri mejanya dengan menaruh sebuah tumpukan buku dengan kasar.

Rain menatap seseorang itu dengan tatapan bertanya.

"Kerjain PR kita!" Ujar seseorang yang tadi menaruh tumpukan buku tersebut.

"Kenapa gue? Lo semua nggak punya tangan?Oh, atau kalian nggak punya otak?"

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Rain. Bukannya kesakitan, Rain malah terkekeh. "Kalo marah itu biasanya fakta."

"Sialan lo, pembunuh!" Dengan kesal, seseorang tadi menarik rambut Rain kencang.

"Lepas, anjing!"

"Ini akibatnya lo ngelawan gue!"

"APA-APAAN KALIAN?!" Suara menggelegar dari seorang guru killer yang mengajar bahasa Indonesia itu membuat mereka berdua diam.

"KYLA, RAIN, IKUT SAYA!"

Rain menghela nafasnya kasar. Ia menatap tajam ke arah Kyla.

Dan disini mereka berada sekarang, di sebuah ruangan yang mencekam ditambah tatapan tajam dari seorang guru BK. Ya, mereka berada di ruang BK.

"Bisa jelaskan?" Tanya Pak Najid.

"Dia duluan pak!" Jawab Kyla membuat Rain membulatkan matanya tidak terima.

"Apa sih? Orang Lo duluan!"

"SAYA SURUH JELASKAN, BUKAN KEMBALI BERDEBAT!"

"Kyla, jelaskan!"

Rain menghembuskan nafasnya pasrah, Jika Kyla yang akan menjelaskan, sudah di pastikan bahwa gadis itu akan menjawab tidak sesuai dengan fakta.

"Dia duluan ngejambak saya pak, jadi saya Jambak balik."

Rain mengepalkan tangannya, Ia menatap Kyla tajam, mulutnya sudah terbuka ingin berbicara, namun Pak Najid menghentikannya.

"Diam, Rain!"

"Maaf pak, soalnya dia bener-bener cari gara-gara. Ya coba bapak bayangin, masa saya lagi diem aja tiba-tiba dia minta saya buat ngerjain PR-nya? Terus saya nggak mau malah saya di jambak." Lanjut Kyla.

Matilah Rain sekarang. Tatapan pak Najid sudah beralih kepadanya dengan tatapan yang mengerikan. Sudah di pastikan bahwa pak Najid mempercayai ucapan Kyla dan tengah marah kepadanya.

"Kenapa kamu menjadi seperti ini Rain? Bukannya kelas 10 dulu kamu sangat pintar dan rajin, mengapa akhir-akhir ini kamu menjadi malas dan nilai kamu turun? Bahkan sampai harus memaksa seseorang untuk mengerjakan tugasmu? Kamu sudah kelas 12 yang harusnya lebih rajin lagi dalam belajar!"

"Pak-"

"Sekarang, lari keliling lapangan 10 putaran sekaligus berteriak Saya berjanji tidak akan menyuruh teman saya untuk mengerjakan tugas saya!"

Rain membulatkan matanya, "Pak, saya nggak ngelakuin itu, dia bohong!"

"Mau saya tambahkan?" Rain menghela nafas pasrah, Ia menatap Kyla tajam dan akhirnya mengangguk.

"SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MENYURUH TEMAN SAYA UNTUK MENGERJAKAN TUGAS SAYA." Teriakan Rain melengking di sebuah lapangan membuat semua orang yang masih berlalu lalang memilih berhenti untuk melihatnya.

"Nggak salah? dia kan pinter ya, kenapa jadi kaya gitu sih?"

"Depresi kali!"

"Emang udah gila dari dulu kali, kalo nggak gila ngga mungkin ngebunuh bokapnya."

"Hahaha iya juga, harusnya di bawa ke rumah sakit jiwa aja nggak sih?"

"Gue ngeri dia ngamuk-ngamuk di sini."

"Gue lebih ngeri dia ngebunuh salah satu penghuni sekolah ini."

Mungkin begitu bisikan-bisikan yang masuk ke telinga Rain dari beberapa siswi yang menontonnya.

Kelas 10, Rain benar-benar terkenal sangat pintar, di sukai banyak orang, dan mempunyai banyak teman. Namun setelah kejadian ayahnya yang meninggal, berita bahwa ia membunuh ayahnya itu tersebar di seluruh sekolah membuat semua orang menjadi membencinya, kecuali Metta--Sahabat satu-satunya yang tidak mempercayai hal itu.


RAININDYA TANZEELA

Gadis cantik, berbadan mungil, pintar, serta penyuka hujan itu anak tunggal dari keluarga ALWIRASYA. Semasa kecilnya, ia selalu mendapatkan perhatian, kenyamanan, serta kebahagiaan. Namun, semua itu hilang saat ayahnya meninggal dunia.

2 tahun setelah kematian Ayahnya, Ibunya yang bernama Lika menikah kembali dengan duda kaya raya anak 1, seorang pria yang menolong perusahaannya yang hampir bangkrut.

Kehidupan yang tadinya bahagia, di penuhi dengan ketentraman dan kenyamanan, kini hilang berubah menjadi ketakutan dan penderitaan.

-Semoga, Rain selalu kuat setiap harinya.-

Holla!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Holla!!!

Jangan lupa vote+komen ya...

Vote+komen kalian berharga banget..

See u guys❤️

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Where stories live. Discover now