24. Insiden

259 108 217
                                    

"Untuk pertama kalinya, aku tak perlu mencoba untuk bahagia. Karena saat bersamamu, hal itu terjadi begitu saja."



~ HAPPY READING ~

"Nanti kalo aku tanding, kamu temenin aku ya?" Ujar Petir kepada Rain.

Mereka berdua kini berada di danau. Jam menunjukkan pukul 20.00, Rain meminta Petir untuk menemaninya malam ini di danau.

"Kamu harus menang, karena aku bakal semangatin kamu." Balasnya.

"Insya Allah." Ia tersenyum kepada gadisnya, "Kalo aku menang, kamu boleh minta aku nemenin kamu kemana aja." Ujarnya lagi.

"Aku mau.." Rain diam sejenak, "Aku mau di hari ulang tahun aku, kita ujan-ujanan bareng." Ujarnya.

Petir terkekeh, "Boleh, terus apa lagi?"

"Terus, malamnya aku mau liat bintang di panti sama kamu."

Petir mengangguk, "Aku bakal do'a, di hari itu siangnya ujan, terus malamnya banyak bintang."

"Aamiin."

Embusan angin menerpa rambut gadis itu hingga menutupi wajah cantiknya, tangannya memasuki Hoodie yang dirinya kenakan.

Petir menatap gadisnya dengan tatapan kagum, tangannya bergerak untuk menarik gadis itu kedalam pelukannya.

"Dingin ya?"

"Tapi aku suka, nyaman banget."

Petir terkekeh, "Tapi kita harus pulang."

Rain melepaskan pelukannya, menatap arloji yang melingkar pada pergelangan tangannya. "Aku mau gendong, boleh?"

Petir membulatkan matanya, bukannya tak mau, ia hanya terkejut gadisnya tengah mode manja saat ini?

"Boleh, tapi ada bayarannya."

"Apa?"

Petir tersenyum jahil, telunjuknya bergerak memegang pipinya, memberi kode bahwa dirinya meminta untuk Rain beri ciuman.

Cup.

Tanpa basa-basi, Rain langsung mencium pipi kanan Petir membuat sang empu salting. "Tanpa aba-aba banget, hm?" Ujarnya dengan tangan yang bergerak menggelitik perut Rain.

"Mau lagi?" Tanya Rain membuat Petir menghentikan aksinya.

"Kamu nakal ih, nantangin aku?" Setelah mengatakan itu, dirinya memberikan kecupan banyak di seluruh wajah gadisnya.

Cup

Cup

Cup

"TIDAKK" Rain segera menutup bibirnya ketika Petir hendak memberikan kecupan.

Petir terkekeh, "Gemes banget sih pacar siapa?"

"Pacar Petir,"

Mereka tertawa, di bawah bulan bintang yang bersinar malam ini, untuk pertama kalinya Rain tidak memikirkan cara bagaimana untuk bahagia, karena ketika bersama Petir, apapun terasa bahagia.

Petir menggendong gadis mungil tersebut sampai ke halte depan, Mereka duduk bersebelahan dengan tangan yang masih tergenggam erat.

"Aku kangen Galen,"

"Nanti kita ajak Galen main ya?" Ajak Petir.

Rain mengangguk antusias, "Zevan di ajak juga ya?"

"Dia nakal, nanti kamu di godain terus."

Rain terkekeh, "Kan itu ajaran kamu,"

"Kata siapa?"

"Kata Zevan."

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Where stories live. Discover now