6. Pertandingan futsal

305 152 221
                                    

"Aku hanya si penyimpan rasa yang tidak tau caranya bersuara."



~ HAPPY READING ~

Pagi ini, sekolah sangat ramai karena memiliki acara pertandingan futsal antar sekolah.

Rain turun dari mobilnya, pagi ini benar-benar sangat bersemangat untuk melihat Petir dalam pertandingan tersebut.

Ia melangkahkan kakinya memasuki kelas terlebih dahulu untuk menaruh tas. Hari ini ia kembali sendiri, Metta terkena skorsing karena kemarin ia membuat Kyla babak belur.

"Rain!" Rain menoleh kepada Parsa yang kini sudah berdiri di sebelahnya.

"Nonton pertandingannya ya, gue butuh lo!" Ujarnya.

Rain hanya menatapnya datar, "Gue bakal liat tanpa lo suruh."

Keduanya diam sebentar. Rain menoleh, menatap Parsa yang kini sedang tersenyum.

"Bukan karena mau liat lo ya, nggak usah kepedean!"

Setelah mengatakan itu, ia pergi meninggalkan kelas.

Rain tiba di kantin, Ia memesan sebuah minuman dan makanan untuk sarapan pagi.

"Makasih Bu." Ujarnya ketika pesanannya sudah jadi.

Ia kemudian melangkahkan kakinya menuju bangku kosong yang berada di kantin. Ia langsung menyantap makanannya karena perutnya sudah tidak bisa di ajak kerja sama.

Kegiatan makannya terhenti ketika matanya menatap Petir yang berjalan bersama ketiga temannya memasuki kantin.

Ganteng banget...

Kalimat itu begitu saja muncul dipikirannya.

"Petir semangat ya,"

"Semoga menang ya, Petir."

"Semangat ganteng!"

Selera makannya tiba-tiba menjadi hilang ketika mendengar semua gadis menyapa Petir dengan mengucapkan kata-kata itu.

Kan Rain juga mau..

Rain bangkit. Tanpa melihat ke depan, ia terkejut ketika Petir dan ketiga temannya sudah berada di depannya.

Ia menjadi grogi, jantungnya berdetak lebih cepat saat matanya bertemu dengan mata Petir.

"Pagi, Hujan!" Sapa Cemal membuat Rain menghilangkan kecanggungannya.

Ia tersenyum, sejujurnya Petir juga tersipu ketika melihat senyuman Rain.

"Pagi juga, Cemal!"

"Buset, meleleh gue." Ujar Kaivan tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Cemal.

"Senyumnya manis banget coy!"

Plak

Reflek Cemal memukul kepala Kaivan, "Bisa aja lo, setan!"

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang