28. Menyerah?

273 110 242
                                    

"Jangan pernah kau mengharapkan awan mendung yang sejuk dan teduh tanpa adanya hujan."



~ HAPPY READING ~


Tengah malam telah tiba, Rain sudah tertidur pulas di kamarnya hingga tak tersadar jika seseorang kini memasuki kamarnya.

Ia adalah Alfa. Dirinya tengah mencari sebuah flashdisk yang isinya bukti-bukti pembunuhan itu.

Sudah beberapa menit, Ia tidak juga menemukan Flashdisk itu, sampai matanya menatap sebuah benda yang berada di vas bunga.

Ia tersenyum lega, ia mendapatkan benda yang ia inginkan, setidaknya ia tidak akan jadi di penjara jika bukti ini berada di tangan-nya.

"Sorry, Rain. Gue nggak siap buat tinggal di penjara." Monolognya.

Setelah mengatakan itu, Alfa segera keluar dari kamar Rain.

Kini, mentari pagi sudah menunjukkan sinarnya pertanda pagi telah tiba. Rain bangun dari tidurnya, jam menunjukkan pukul 06.00, ia segera bergegas pergi ke kamar mandi untuk bersiap dan berangkat sekolah.

Ketika sudah siap, ia melangkahkan kakinya keluar menuju meja makan. Ia diam sejenak, matanya menatap mamahnya yang tengah bercanda dengan Ardi dan Alfa.

Ia menggenggam tali tas kuat, meyakinkan dirinya jika ia harus memberitahu mamahnya, jika Alfa lah yang membunuh Ayahnya.

"Ma,"

Seketika canda-an mereka terhenti, Lika hanya menatap Rain dengan tatapan datar.

"Aku mau bicara."

"Bicara saja!"

"Tentang pembunuhan Ayah," Rain mengatakan itu membuat Alfa dan Ardi spontan menoleh.

"Aku udah tau dan punya bukti siapa pembunuh sebenarnya." Lanjut Rain.

"Kamu masih tidak mau mengakui bahwa kamu pembunuh-nya?"

"Bukan Rain, Ma."

"Lalu siapa?"

Rain diam sejenak, ia menarik nafas dalam, "Alfa."

Semua menatap Alfa, Lika hanya terkekeh, "Mengapa kamu malah menuduh dia?"

"Aku punya bukti."

"Mana?"

Rain segera berlari memasuki kamarnya untuk mengambil flashdisk tersebut, namun semuanya kacau ketika ia tidak menemukan itu.

Rain turun kembali menghadap Lika dengan tangan kosong. "Mana?" Tanya Lika.

"Kayanya aku lupa naro, tapi aku nggak nuduh, Alfa beneran bunuh Ayah."

Lika bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Rain lalu melayangkan sebuah tamparan keras.

"Stop menuduh orang lain! Sudah 2 tahun, Rain. Kamu masih tidak mau mengakui? Bahkan baiknya Alfa dan mas Ardi telah membantu kamu agar kamu tidak di penjara."

Rain memegang pipinya, "Tapi Rain nggak bohong, Mereka yang nuduh Rain."

"Rain! Lo jahat banget nuduh gue, gue kurang baik apa sama lo?"

Rain mengepalkan tangannya, Ia mendekat kepada Alfa kemudian menampar Alfa.

"Lo brengsek, Alfa. Kenapa lo jahat banget sama gue? Gue punya salah apa sama lo, Sampe lo ancurin hidup gue?!"

"Rain!"

Plak

Lagi, Lika menampar Rain lagi. Bahkan kali ini sampai Rain terjatuh ke lantai.

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Where stories live. Discover now