13. Pengakuan

293 140 215
                                    

"Orang-orang yang mencintai diri sendiri, tidak akan menyakiti orang lain."



~ HAPPY READING ~


Seorang gadis berjalan cepat dari halte bus sampai ke depan gerbang sekolah, Ia menatap jam tangan yang menunjukkan pukul 06.57.

Jam masuk Global High School adalah jam 07.00, Yang artinya gadis itu tidak memiliki banyak waktu untuk sampai di gerbang.

"Sialan, kurang satu menit doang udah rapet begini."Keluhnya.

"PAK!"

"BUKA PAK!

Seorang satpam keluar dari pos setelah mendengar teriakan gadis itu. "Haduh, udah tau masuk jam 07.00 kamu malah datang lebih dari jam 07.00."

"Yaelah pak, cuma telat 1 menit doang! Saya jalan dari halte bus depan, makannya saya telat."

"Udah tau naik bus, harusnya lebih pagi berangkatnya. Udah sana pulang lagi aja! Kamu nggak akan bisa masuk."

"Tolong pak, saya baru berangkat lagi hari ini loh, masa saya suruh balik lagi?"

"Makannya Metta, sekolah jangan buat ulah terus. Beberapa kali kamu di skorsing, belum aja kamu di keluarin."

"Pak, Saya butuh bapak buka gerbangnya, bukan ceramahin saya."

"Nggak bisa!"

Metta menghela nafasnya kasar, Ia pasrah. Kakinya melangkah untuk pergi dari gerbang tersebut, Namun tiba-tiba ia teringat jalan pintas untuk bisa masuk kedalam sekolah.

Ia tersenyum senang, kakinya segera melangkah ke tembok samping sekolah. Tanpa basa-basi ia langsung memanjat sebuah pohon yang terhubung dengan tembok tinggi tersebut.

BRAK

"WOI!"

Metta panik ketika tas yang ia lemparkan kebawah mengenai seseorang. "METTA SIALAN, TURUN LO!"

Metta menghela nafasnya pelan, Ia kemudian lompat. "Ngapain sih disini?"Tanya Metta.

"Ck, bukannya minta maaf malah nanya!"

"Lah, ya gue bener dong? Lo ngapain disini? Ini gudang belakang, gue pikir nggak ada siapa-siapa ya gue lempar aja lah tas gue."

"Lagian lo ngapain manjat?"

"Banyak nanya lo!"

"Siapa disana?" Suara seorang guru membuat Metta reflek menarik tangan seseorang itu untuk bersembunyi.

"Lo-"

"Stt.. diem!"

Langkah kaki seorang guru itu semakin dekat membuat Metta panik, "Saya, Bu!"

Metta membulatkan matanya ketika seseorang itu keluar dari tempat persembunyiannya.

"Fannan? Ngapain kamu disini?"

"Saya disuruh bersihin halaman gudang belakang Bu, saya telat."

Metta menghela nafasnya, mengapa ia bodoh sekali? Sedari tadi Fannan membawa sapu, mengapa ia tidak terpikirkan jika Fannan sedang di hukum?

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Where stories live. Discover now