9. Ucapan selamat pagi

296 137 255
                                    

"Karena takdirnya selalu baik meski kadang perlu air mata untuk menerimanya."



~ HAPPY READING ~

Langkah kaki seseorang memasuki ruang rawat milik Rain. Jam menunjukkan pukul 05.30, Masih terlalu pagi untuk Cemal dan teman-temannya untuk bangun.

Pemuda itu adalah Petir, Ia baru pulang dari kerja paruh waktu yang ia dapatkan shift malam.

Ia tersenyum menatap wajah tenang Rain, Ia mendudukkan dirinya di bangku dekat dengan bankar Rain.

Senyumnya perlahan memudar ketika gadis yang sedari tadi ia pandangi membuka matanya perlahan. Ia menetralkan dirinya agar terlihat biasa saja.

"Petir?"Rain bersuara dengan suara khas bangun tidurnya.

Petir tersenyum, "Selamat pagi Rain,"

Sungguh, Jika saja ia boleh berteriak sekarang, Ia akan teriak sekarang juga.

"Pagi,"Jawabnya dengan senyuman manis.

"Lo dari kapan disini?"Tanya Rain.

"Barusan."

"Hah? Ini jam berapa?"

"Jam setengah 6, Gue baru pulang kerja. Kebetulan lewat sini, Jadi gue sekalian jenguk lo."Jawab Petir.

Rain mengangguk, "Lo nggak capek? Harusnya lo langsung pulang."

Petir menggeleng, "Gue mau liat kondisi lo."

"Gue baik-baik aja."

"Mau minum?"Tanya Petir membuat Rain mengangguk.

Tangannya bergerak mengambil satu gelas air putih yang berada di meja, Kemudian ia membantu Rain untuk minum.

Jantung Rain tentu saja berdetak lebih cepat dari biasanya. Jika ini mimpi, Tolong jangan ada yang bangunkan Rain dulu sekarang.

"Yallah Gusti, baru melek nih mata gue, Udah liat yang Uwu-uwu aja." Suara berat Cemal membuat Mereka berdua sontak menjauh.

"Ck, Udah jam segini kalian masih tidur."Ujar Petir.

"Yaelah Petir, Ini masih pagi kali. Lo ngapain kesini pagi-pagi banget?"

"Gue pulang kerja lewat sini, Terus gue mampir."

"Bilang aja kangen sama Hujan."

"Brisik anjir!"Tegur Kaivan ketika dirinya membuka mata karena percakapan yang dilakukan oleh kedua temannya.

Disusul dengan Metta dan Naresh, Mereka berdua pun membuka matanya sempurna. "Rain, lo udah bangun?"Tanya Metta.

"Menurut lo?"Bukan Rain yang menjawab, Melainkan Cemal.

"Gue nggak ngomong sama lo, Udin."

"Lo dari kapan ada disini?"Tanya Naresh kepada Petir.

"Barusan."

"Mumpung ada Petir, Cari makan yuk!"Usul Metta.

Metta menunjukkan cengiran khasnya pada Petir, "Iya sok, Makan dulu aja kalian."Ujar Petir.

HUJAN DAN PETIR ( SELESAI ✓)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora