06. Kain Putih

830 112 11
                                    

"Hari ini Blaxton hampir bakar markas kita,"

PRANG!!!

Aksa melempar gelas disebelahnya dengan murka setelah mendengar penjelasan dari Benua terkait CCTV yang memperlihatkan beberapa anggota Blaxton yang berusaha membakar markas Algerios.

"Blaxton bangsat," umpat Aksa. "Kenapa sih mereka selalu cari gara-gara ke kita? Takut tersaingi apa gimana?"

"Tau tuh, padahal ketuanya demen ngumpet dibalik topeng. Sampai sekarang gak ada yang tau pemimpin Blaxton aslinya siapa," tanggap Candra.

Blaxton adalah musuh bebuyutan dari Algerios. Kedua geng motor tersebut telah menjalin permusuhan sejak awal berdiri lantaran sama-sama berusaha ingin berkuasa di SMA Merah Putih. Algerios sendiri dipimpin oleh Aksa, sementara pemimpin Blaxton belum diketahui sampai sekarang. Aksa hanya mengetahui beberapa anggota resmi Blaxton, sisanya belum terdeteksi karena orang-orang mereka selalu menggunakan penutup wajah tatkala berhadapan dengan Algerios.

Nakula menghela nafas, "Untung aja markas kita nggak kebakar karena temboknya anti api."

Benua mendekat ke Aksa, cowok itu menyerahkan selembar kain putih dengan tulisan berwarna hitam diatasnya. "Gue nemuin ini dibelakang markas, tulisannya lo baca aja sendiri, Sa."

Ketua Algerios lemah. Cowok apaan yang nggak bisa ngelawan dan kalah sama cewek? Pake rok aja sekalian

Bola mata Aksa membelalak, laki-laki tersebut meremat kencang kain di genggamannya. "Gue yakin, ini pasti ulah Tara,"

"Tara siapa dah?" tanya Candra kebingungan.

"Dewangga. Nama panggilan dia Tara," jawab Aksa.

Nakula mengerutkan dahinya, "Lo yakin ini semua ulahnya Tara? Artinya pemimpin Blaxton itu Tara?"

"Siapa lagi emangnya!? Cuma dia cewek yang berhasil ngelawan gue, dan ini berkaitan sama tulisan yang ada di kain."

"Setahu gue, ketua Blaxton itu cowok." sahut Rey.

"Nggak pasti, kan? Bisa aja mereka cuma mengecoh terus aslinya pemimpin mereka cewek," sanggah Aksa masih kekeuh dengan pendapatnya, "Liat aja besok, gue bakal bikin perhitungan sama Tara."

***

Tara datang ke sekolah bersama Kenan, biasanya ia akan datang dengan motornya sendiri. Tetapi entah kenapa, Tara ingin datang dan dijemput oleh Kenan.

Mengingat beberapa hari lagi, ia menemui orang yang akan menikahinya. Sudah pasti, waktu bersama teman-teman tidak akan tersisa lama lagi. Setelah pernikahan, mungkin Tara akan sibuk mengurus sekolah beserta rumah tangganya.

Tara datang dengan balutan jaket berwarna hitam yang melekat ditubuh dan menutupi seragamnya. Rambut sebahu Tara kali ini tidak ia kuncir.

"Lo minta dijemput sama gue, emang nggak malu? Diliatin sama penggemar lo tuh," ucap Kenan. Matanya menangkap banyak sosok yang membicarakan perihal Tara yang berangkat dengan cowok kutu buku berkacamata seperti Kenan.

"Biasa aja, apa yang perlu dimaluin. Udah ah ayo ke kelas!" seru Tara seraya menarik tangan Kenan masuk ke dalam kelas.

Ivonna reflek memincingkan matanya tatkala melihat Tara menggandeng Kenan masuk kelas,  "Tumben berangkat bareng. Ada apa nih?"

"Nggak tau, Tara manja minta dijemput. Biasanya juga naik motor sendiri."

Tara menatap Kenan kesal, "Kok ngatain gue manja? Pukul nih?" ancamnya.

DEWANGGA Où les histoires vivent. Découvrez maintenant