08. Menikah

849 89 5
                                    

Tara, Kenan, dan Ivonna kini sampai di kedai kopi Daneshwara yang terletak dekat dengan rumah Ivonna. Setelah beberapa menit menunggu, pelayan datang membawakan makanan mereka bertiga.

"Lo pesen level berapa, Na?" tanya Kenan penasaran setelah melihat kuah bakso pesanan Ivonna yang warnanya begitu merah merona.

Ivonna berpikir sejenak, "Lima belas kayanya,"

"Lo bukannya nggak doyan pedes? Kok pesen yang level tinggi banget?"

"Ngatur, suka-suka gue lah."

Kenan menggelengkan kepalanya, menyeruput sedikit kuah dari bakso Ivonna. "Itu gue belum sempet makan bakso nya sama sekali! Kok lo makan duluan sih?" bibir Ivonna mengerucut, pipinya menggembung gemas.

"Pedes banget ini, Na. Lo makan bakso gue aja ya? Nanti lo sakit perut kalo makan yang ini." ucap Kenan. Ia menukar mangkok Ivonna dengan mangkoknya.

"Ihh nggak mau Kenan! Gue pengen makan pedes!!"

"Nggak, Ivonna. Lo sakit ntar nggak bisa masuk sekolah."

"Ehem, kalian mau gue tonjok?" Tara berdeham mengode tidak ingin meneruskan kejadian bucin didepannya, tau sendiri kan kalau Tara anti dengan yang namanya bucin.

Kenan menyengir lebar, "Ini temen lo bandel, omelin kek Ra. Ntar sakit kalo makan pedes,"

"Terserah Ivonna mau makan apa, udah diem deh kalian. Gue nggak mau liat bucin-bucin nggak jelas, kalo mau pacaran jangan disini." seloroh Tara. Ia menyeruput sedikit minuman kopinya.

Ivonna menyentil dahi Tara, "Enak aja! Siapa yang pacaran sih, kita tuh temen. Dan bakalan selalu temen,"

Hati Kenan tiba-tiba mencelos mendengar perkataan itu. Raut wajahnya berubah menjadi sendu.

"Teman hidup maksudnya," lanjut Ivonna.

Wajah Kenan langsung sumringah.

Tara mendengus kesal, "Najis! Alay lo berdua,"

Kenan dan Ivonna terbahak dengan wajah sebal Tara. Memang dari lahir Tara tidak pernah pacaran, makanya dia sangat anti dengan cinta. Kata Tara, jodoh juga nanti datang sendiri kalau sudah waktunya.

"Dasar jomblo karatan, makanya punya pacar, ya walaupun gue juga gak punya sih," ejek Kenan.

Ivonna menyenggol lengan Kenan disebelahnya, "Sstt, jangan ngejek, mana tau abis lulus malah Tara yang nikah duluan. Bisa aja gitu kan?"

"Waduh, iya juga,"

Tara menghentikan aktifitasnya sejenak, matanya menatap Kenan dan Ivonna secara bergantian. Benar juga, dirinya lah yang akan menikah terlebih dahulu daripada kedua temannya. Bahkan, sebelum Tara lulus dari bangku SMA.

"Jelek amat bercandanya gitu, gue doain berbalik ke kalian," Tara menanggapi santai.

"Nggak mungkin bro, gue mau dapet gelar sarjana dulu sebelum menikah," timpal Kenan.

"Bohong, paling juga dia hari ini mampir ke pengadilan agama buat nikah sambil gandeng orang gila ditepi jalan," balas Ivonna.

Berkat celotehan Ivonna, kini Tara ikut tertawa. Ditambah dengan raut sedih diwajah Kenan yang sangat cocok untuk dibanting.

"Jahat, gue mah sabarin aja selagi nggak ngebakar rumah warga,"

Kemudian mereka melanjutkan dengan mengobrol santai dan meninggalkan topik tentang pernikahan barusan. Tiba-tiba saja seseorang berteriak sembari berlari menuju meja ketiga sahabat tersebut.

"HAAAIIII!!! TARA!!!!" sosok laki-laki berseragam OSIS lengkap menggebrak kencang meja Tara, Kenan, dan Ivonna.

Tara mengangkat satu alisnya heran, "Nggak sopan ganggu orang yang lagi makan,"

DEWANGGA जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें