02. Tugas.

804 75 2
                                    

Setelah kepergian dari Yoongi ke kantor, aku pun segera mengikuti Bibi Jan yang merupakan kepala pengurus dirumah ini. Beliau juga nampak bingung untuk memberikan ku tugas karena belum mendapatkan perintah dari Yoongi.

" Selama Tuan muda belum menentukan tempat mu maka kau bisa mengurus tempat ini.. "
Ujar Bibi Jan yang membawa ku ke sebuah ruangan yang nampak seperti perpustakaan.

Dengan membulatkan mata, aku pun mengagumi ruangan yang terdapat begitu banyak buku-buku didalamnya.

" Aku tak tahu kenapa Tuan membawamu ke rumah ini, akan tetapi melihat dari cara dia memperlakukanmu nampaknya kau bukanlah orang yang dibawa untuk menjadi pelayan disini.. "
Ucap Bibi jan lagi.

" Untuk sementara kau bisa berada disini dan membersihkan ruangan yang menjadi tempat Tuan Muda biasanya menghabiskan waktu luang.. "
Ujar Bibi jan sebelum ia beranjak pergi.

Aku pun segera berjalan dan bersiap mengambil alat yang akan aku gunakan untuk membersihkan ruangan ini. Ternyata aku tetap akan menjadi seorang pelayan meski aku telah keluar dari rumah keluarga Kim, dengan menarik nafas aku pun mengambil satu persatu buku yang akan aku bersihkan. Karena aku sudah sering melakukan pekerjaan ini saat masih berada di rumah ku, aku pun dengan cekatan langsung membersihkan setiap celah yang ada diruangan ini.

" Buku-buku disini terlihat masih begitu rapi dan juga baru, apa ini hanya sebuah panjangan?? . "
Ujar ku yang melihat kerapian dari buku yang ada disetiap rak dan berbeda sekali dengan perpustakaan rumah milik oppa Seokjin yang sering aku bersihkan.

Setelah selesai dengan membersihkan ruangan, aku pun merasa cukup lelah dan tertarik untuk membaca salah satu buku yang ada diruangan ini. Aku segera mengambil sebuah buku yang berisikan tentang perjalanan seorang gadis yang mengelilingi dunia untuk mencari kebahagiaan nya. Aku pun begitu tertarik dengan isi tulisan yang menceritakan setiap pengalaman yang telah dilewati oleh sang penulis dan membuat ku menjadi iri akan dirinya.

" Alangkah senangnya jika aku bisa seperti dia, bisa pergi kemana pun yang ia inginkan.. Tak seperti aku yang terus terkurung didalam rumah... " 😔.

Aku pun kembali meratapi nasib ku yang sejak berusia 5 tahun sudah terkurung didalam rumah keluarga Kim dan tak pernah sekalipun diizinkan keluar. Aku bahkan mendapatkan pendidikan ku dari dalam rumah dan tak pernah sekalipun pergi ke taman bermain. Hingga aku kini berusia 15 tahun, aku hanya akan keluar dari rumah jika teman Seokjin oppa ingin melihat ku. Perlakuan tidak senonoh sudah sering aku Terima dari oppa Seokjin ketika aku beranjak dewasa. Ia sering kali memperlakukan ku dengan kasar bahkan tak segan untuk meraba tubuhku jika ia sedang bertengkar dengan kekasihnya.

Ciuman pertama ku pun berhasil ia rebut saat aku berusia 12 tahun. Aku sudah sering mengeluhkan akan tindakan yang dilakukan oleh Seokjin oppa kepada papa akan tetapi beliau malah tak pernah mendengarkan ku. Beliau berkata jika Seokjin berhak atas diriku dan tak menyalahkan dirinya jika ia menginginkan ku. Mendengar penuturan dari Papa sudah membuat ku kehilangan kepercayaan akan diriku sendiri. Aku sudah benar-benar tak memiliki hak atas diriku dan akan selalu menerima apapun yang akan dilakukan oleh Seokjin ataupun keluarga itu terhadap ku.

Setelah lelah membaca aku pun kembali menemui bibi jan untuk menanyakan tugas apalagi yang bisa aku kerjakan, akan tetapi Bibi jan malah menyuruh ku untuk beristirahat hingga Yoongi pulang dari kantor. Mendengar penuturan darinya aku segera pergi ke taman yang ada dirumah ini dan berjalan-jalan mengelilingi rumah yang begitu besar dan juga mewah. Aku pun terduduk di taman itu dan dengan mendengarkan musik aku kembali merenungi akan masa depan ku dirumah ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oppa YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang