DIPTA MOODY

6.2K 289 3
                                    

Selamat September... 🦋❤️🦋❤️

-- HAPPY READING --

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

*****

Dipta masih duduk dengan tenang sambil memerhatikan istrinya yang tengah menikmati berbagai hidangan di depan mereka. Bahkan pria itu sesekali menggeleng kecil ketika melihat Niskala sedikit kesusahan membuka cangkang kepiting yang ia pegang.

"Ish! Gak bisa-bisa dari tadi!" gerutu Niskala sambil meletakkan capit kepiting berukuran besar ke atas meja dengan sekali sentakan.

"Ck! Sini alatnya!"

Gemas karena mendengarkan gerutuan istrinya, Dipta berinisiatif untuk membantu Niskala membuka cangkang kepiting yang terlihat menggiurkan itu. Entah tenaga Dipta yang memang besar atau Niskala yang terlalu lemah, cangkang itu seketika retak ketika Dipta membukanya dengan sekali percobaan.

"Gini doang gak bisa..." cibir Dipta sambil mengambil daging dan hendak menyuapkannya pada sang istri. Tapi Niskala mundur begitu tangan suaminya berada tepat di depan wajahnya.

"Aku mau makan sendiri aja! Tangan kamu bau!"protes Niskala sambil mengernyit.

"Enak aja! Aku udah cuci tangan ya!" protes Dipta sambil masih tetap ingin menyuapkan daging kepiting ke arahnya.

"Gak mau... tangan kamu bau!!!"

Niskala malah memundurkan kepalanya, dengan punggung tangan yang kini menutupi hidung dan mulutnya. Bahkan wanita itu benar-benar mengernyit tak suka ketika Dipta masih mengulurkan tangannya yang memegang daging.

"Aku udah cuci tangan tadi... bareng sama kamu malah!"

"Cuci tangan lagi sana!" titah Niskala yang tentu saja langsung dihadiahi pelototan garang suaminya.

"Ck! Ya udah deh, sini makan sendiri. Udah aku taruh itu... makan gih!"

Akhirnya Dipta lah yang mengalah dan membiarkan istrinya kembali makan dengan tenang, meskipun Niskala sesekali meliriknya dengan sinis.

"Kamu gak makan juga?" tanya Niskala setelah menelan daging kepiting asam manis dan kini beralih mengambil potongan jagung di depannya.

"Kan tadi udah..."

"Sepiring nasi goreng seafood doang? Mana kenyang!"

Dipta menghela napas, sebelah tangannya terulur membersihkan sisa saus yang menempel di sudut bibir istrinya. Sedangkan Niskala masih makan dengan tenang, tanpa terganggu oleh ibu jari yang barusan menyentuhnya.

Padahal belum ada lima menit yang lalu wanita itu protes dan mengatakan jika tangan suaminya bau. Tapi lihat sekarang, setelah berhadapan kembali dengan makanannya, Niskala kembali tenang dan tak peduli dengan sekitar. Termasuk pada Dipta yang kini menikmati pemandangan yang terpampang di depannya.

"Setelah ini mau ke mana?" tanya Dipta sambil meminum lemon squash pesanannya.

"Ke rumah mama!" ujar Niskala dengan semangat sambil mengangkat sebelah tangannya dan tersenyum lebar.

"Oke... tapi itu abisin dulu makannya."

Oh, Dipta lupa. Tanpa disuruh pun istrinya akan dengan senang hati menghabiskan seafood asam manis di depan mereka. Karena sejak tadi pun Niskala terlihat sangat bersemangat ketika pesanannya datang.

AFTER 100 [REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora