17

1.1K 173 34
                                    

Pintu dibuka oleh Sana. Dia baru saja selesai mandi dan terkejut mendapati ruangan yang gelap gulita. Ruangan yang terang hanyalah kamar tidur, kamar mandi dan dapur hingga dia tak sulit untuk mengambil langkah.

Sembari mengeringkan rambut dengan handuk kecil, dia mendekati gadisnya yang tengah duduk manis sembari menonton itu.

"Kenapa lampunya dimatikan, sayang?" Dia mengelus kepala untuk mengambil atensi sebelum duduk disebelah Dahyun.

"Ah. Aku hanya tiba tiba ingin menonton seperti ini" Jawab yang lebih muda.

Sana mengangguk angguk kecil. Dia tak terlalu mempermasalahnya. Dia memang takut gelap tapi kalau bersama Dahyun itu jelas tak apa apa. "Dan apa ini? Siaran saat kau di radio star, hm?" Lanjutnya bertanya.

"Iya" Angguk Dahyun. "Dan ini sangat memalukan eonnie"

"Huh? Wae?"

"Entah. Hanya merasa begitu. Apalagi itu kali pertama aku diundang diradio star sendirian" Dia mempout kecil mengundang tawa dari Sana.

"Aniya. Jangan terlalu berpikir negatif" Yang lebih tua mencubit pipi mulus gadisnya itu karena gemas.

"Hm.. Aku tidak sanggup menonton hingga akhir. Aku mau ke kamar saja" Dia bergerak untuk bangun. "Eonnie masih mau menonton atau mau ke kamar bersamaku?"

"Aku mau nonton ini sampai habis" Ucap Sana. Tidak mungkin dia melewatkannya. Meskipun rekamannya bisa di nonton di Youtube esok.

"Baiklah" Angguk Dahyun lalu bergerak memutari sofa untuk ke kamar mereka.

"Nyalakan lampunya lagi, sayang"

"Iya"
.
Sejam mungkin terlewati, dan pelukan lembut dari belakang mengambil atensi Dahyun yang dari tadi sibuk memainkan hanphonenya sembari berbaring itu.

"Sudah selesai?" Dahyun berputar untuk menatap gadisnya.

"Iya. Baru saja" Angguk Sana menumpu kepala dengan sebelah tangannya lalu mengelus pipi kekasihnya itu dengan tangan yang lain.

"Bagaimana? Apa aku melakukan sesuatu yang memalukan?"

"Aniya, sayang" Sana terkekeh kecil. "Dan kau harus menontonnya sampai habis esok. Kau sangat lucu hingga acara itu jadi mengasyikan"

"Benarkah?"

"Iya. Kau dengarkan tadi aku tertawa terus?" Tanya Sana yang dibalas anggukan. "Itu membuktikan betapa aku menikmatinya. Tidak salah kau menjadi vitamin ku yang bisa membangun mood"

Dahyun tersenyum mendengar itu lalu segera memeluk Sana erat. "Aku sudah bekerja keras kan?"

"Ne. Kau sudah bekerja sangat keras, sayang" Sana mengelus kepala gadisnya. "Good job" Kecupan diberikan Sana juga. "Dan karena itu, kau mau makan ice cream sebelum tidur?"

"Apa boleh?" Dahyun menjauhkan kepala untuk mendongak menatap mata tunangannya. "Eonnie kan tidak mengijinkanku makan itu saat mau tidur"

"Hari ini pengecualian" Hidung mancung di cubit gemas. "Jadi, kau mau atau tid-"

"Aku mau. Sangat mau" Senyum cerah terlihat. Bahkan gadis Kim itu terbangun terduduk dengan semangatnya. "Ayo eonnie.. Temani aku" Dia menarik Sana untuk bangun juga.

"Okey. Pelan pelan saja, sayang. Ice cream mu tidak akan lari"
.
Dan disinilah pasangan itu. Duduk berdampingan di atas sofa. Dahyun yang tengah sibuk dengan ice cream dan handphonenya, sedangkan Sana yang terlihat menonton lagi sembari menunggu gadisnya itu menyelesaikan makannya.

"Itu tidak untuk dihabiskan malam ini yaa.." Tegur Sana. Dia masih harus menjaga tubuh dan kesehatan sang gadis. Tidak mengijinkannya makan terlalu banyak.

About Us? S6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang