34

1.2K 178 28
                                    

Tok tok tok
Mina mengetuk pintu di hadapan lalu membuka tanpa mendengar kata ijin sang pemilik terlebih dahulu karena khawatir. Dia harus melihat kondisi Dahyun saat ini setelah Sana benar sudah keluar dari dorm.

"Dah-" Terhenti saat melihat kondisi. Dia kaget melihat gadis itu tengah menangis tersedu di pinggir ranjangnya. Bergerak cepat mendekati untuk mendekap. Harusnya dia bisa meramalkan ini dari awal.

"A-Apa yang eonnie lakukan disini?" Di tengah isakan Dahyun bertanya.

"Haruskah punya alasan dulu untuk menemuimu?" Balas Mina.

"Hikss.. Aku benci Sana eonnie. Aku membencinya"

"hey.." Melepas pelukan untuk menangkup wajah. "Semalam aku sudah menjelaskannya padamu. Jadi jangan berkata begitu lagi yaa" Mina membersihkan jejak air mata. "Dan juga, tadi berkata dengan lantang di hadapan eonnie jika kau membencinya benarlah mengagetkan"

"A-Aku tidak bisa menahannya. Meksipun aku paham akan posisinya. Aku tidak bisa menahan untuk tidak membencinya karena meninggalkanku" Dahyun memeluk lagi. Menangis di dada eonnie nya itu. "Aku tau aku egois eonnie"

"Ne. Gwencana. Aku tidak menyalahkanmu. Jadi tidak apa apa" Mina mengelus punggung Dahyun lembut. Untuk saat ini menyalahkan Dahyun bukan hal yang tepat. Jadi Mina memilih mengiyakan saja. "Tapi saat eonnie menelphonemu atau mengirim pesan, kau harus membalas. Okey?"

"Shirreo!" Dahyun menolak. Melepas dekapan dan terlihat membuat jarak kecil dari Mina. "Aku tidak akan melakukannya!"

"Dahyuna~"

"Aku tidak mau!" Yang muda malah membentak tak suka.

"Okey" Mina terus mengalah. Dia benar seperti menghibur anak kecil sekarang. "Kalau begitu, sekarang kau harus berhenti menangis" Mina mendekat lagi untuk menghapus air mata Dahyun yang tak kunjung berhenti. "Tenangkan lebih dulu perasaanmu" Kedua pipi Dahyun dia elus lembut.

"Lalu apa? Apa yang akan berubah kalau aku melakukannya?" Yang muda bergerak melepas kedua tangan sang eonnie dari pipinya. Membiarkan air mata terus mengalir.

"Setidaknya kau bisa bernafas lega untuk sesaat. Dan bisa tidur juga dengan nyenyak tanpa memikirkan hal lain"

"Eonnie tau sendiri itu sulit. Tapi kenapa memaksaku melakukannya?"

"Aku tidak memaksamu, Dahyunie" Mina menghela lalu memeluk lagi. Tak perduli jika Dahyun enggan melakukan skinship. Karena dia tau melakukan kontak begini bisa membuat perasaan sedikit membaik. "Aku hanya sedikit memberimu saran. Jika belum bisa melakukannya, tidak apa" Lembut dia berucap. "Lagipula aku akan selalu disisimu begini mau apapun yang terjadi ke depannya. Mau  menangis atau pun marah kau bisa datang padaku dan mencurahkannya padaku. Aku menjanjikan itu untukmu"

"Eonnie pembohong!" Dahyun tiba tiba melepas pelukan itu sepihak lagi hingga mengagetkan Mina karena nada suaranya juga terkesan kasar. "Sebelum ini Sana eonnie juga mengatakan itu padaku. Tapi lihat sekarang. Dia meninggalkanku"

"Iya. Tapi kau tau alasannya kan. Aku sudah menjelaskannya padam-"

"Sebaiknya eonnie keluar sekarang!" Yang muda malah mengusir memotong ucapan. Dia enggan mendengar ucapan Mina lebih panjang.

"Dahyuna.." Berdiri juga untuk menjelaskan. "Dengarkan aku dul-"

"Keluar eonnie!" Bentak Dahyun lagi.

"Dahyun" Dan Mina masih kaget. Tapi dia lebih kaget saat melihat tangan bergetar Dahyun. "Dahyuna tenangkan dirimu dulu, eoh? Setelah itu aku akan keluar"

"K-Kumohon, eonnie. Keluarlah dari kamarku sekarang" Air mata jatuh semakin deras saat  dia berusaha menyembunyikan perasaan lain yang tengah Ia rasakan. "Kumohon keluar"

About Us? S6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang