39. Go to Japan

1.5K 184 29
                                    

5 hari berlalu semenjak kepulangan Sana dari Milan. Dan dalam waktu sesingkat itu, Dahyun terlihat sudah lebih stabil dari sebelumnya dan tak menunjukkan kekambuhan apapun.

Dahyun kembali ke sifat lamanya, bercanda dengan member lain bahkan mengikuti latihan dengan sangat baik. Jadi tak ada yang perlu di khawatirkan darinya untuk saat ini.

Tapi tetap saja, mata lekat Sana tak pernah jauh dari gadisnya. Sebagai tunangannya, Sana pastilah masih was was. Dan tanggung jawab untuk menjaga Dahyun sangatlah besar.

Dan pagi ini, udara terasa sangat dingin. Padahal matahari terlihat bersinar begitu terangnya diluar. Ingin kembali memejamkan mata, tapi ada schedule yang menunggu didepan. Hingga kedua gadis yang berada dalam satu selimut itu mau tak mau harus bangun dari tidur mereka.

"Hey..selamat pagi" Sana menyapa lebih dulu saat melihat mata gadisnya terbuka setelahnya. Kecupan selamat pagi dikening juga mulai dia berikan.

"Ngh..selamat pagi eonnie" Dahyun membalas dengan nada seraknya.

"Eh?" Dan keterkejutan berlanjut untuk Sana. Pasalnya Dahyun malah tiba tiba memeluknya lagi. Mencari kenyamanan di dadanya. "Masih ingin tidur?" Tanya sigadis Jepang.

"Hm" Angguk kecil yang lebih muda.

"Baiklah. Kalau begitu lanjutkan tidurmu" Sana membalas mendekap. Dia menyetujui keinginan gadisnya itu. Tidak perduli adanya schedule.

"Tidak akan memaksaku bangun seperti biasa? Kita hari ini akan terbang ke Jepang, eonnie" Dahyun mengingatkan. Dia juga nampak kaget Sana malah mengijinkannya tidur lagi. Padahal tadi dia cuma mau menggoda.

"Um.. Kalau kau masih mengantuk, kau bisa tidur lagi. Jangan memaksakan tubuhmu yang masih letih" Balas Sana. "Dan Sudah kubilang kau itu prioritasku. Jadi jika ini kebaikanmu agar kau tidak kenapa napa, aku akan mengijinkannya"

"Pfttt.." Kekehan kecil malah tiba tiba keluar dari Dahyun. "Aku akan bangun sekarang" Dia melepas dekapan lalu mulai bangun terduduk.

"Masih ada waktu, sayang. Kalau mau tidur ayo lanjut tidur. Kalau kita terlambat, nanti bisa menyusul"

"Aniya. Lebih baik kita sama sama berangkat dengan yang lain" Tolak Dahyun. "Dan sebenarnya.." Dahyun mendekat untuk memeluk tubuh yang masih berbaring itu lagi. Udara sangat dingin, jadi dia reflek melakukan kontak fisik. "Aku suka melihat eonnie memanjakanku melebihi biasanya seperti ini. Tapi kalau terus menuruti semua keinginanku tanpa memikirkan yang lain dan hasil ke depannya, aku akan marah padamu"

"Aku hanya ingin membahagiakanmu. Itu salah?" Sana mengelus kepala gadisnya itu yang berada di atas perutnya.

"Tidak juga. Lagipula kebahagiaanku hanyalah eonnie. Aku tidak butuh yang lain. Eonnie hanya cukup memelukku, mengatakan saranghae padaku setiap saat, dan cukup menatapku saja dan bukan orang lain. Aku sudah sangat bahagia hanya dengan itu"

"Okey sweet talker.. Kau berhasil membuatku merona di pagi buta begini" Sana bangun terduduk membuat Dahyun ikutan duduk kembali juga. Lalu dia menangkup kedua pipi Dahyun dan tersenyum. "Saranghae.." Ucapnya lalu mengecup pipi.

Otomatis ucapan dan gerakan Sana seperti itu membuat Dahyun tersenyum cerah. "Aku mencintai eonnie juga" Dia membalas lalu reflek memeluk. "Dan eonnie?" Dalam pelukan dia menegur.

"Hm?"

"Apa eonnie yakin aku bisa melewati fanmeeting kita beberapa hari ke depan ini dengan baik?" Dahyun meminta jawaban. Keresahan mulai keluar lagi darinya. Padahal hal itu tidak perlu dipikirkan terlalu jauh.

"Tentu saja kau bisa, sayang. Aku akan selalu disisimu untuk membantumu melewatinya. Jadi jangan gundah. Okey?"

"Hm. Baiklah" Angguk kecil Dahyun lalu dia melepas dekapan. "Dan bisakah kita selalu setim saat bermain nanti?" Pintanya. Sudah dari lama Dahyun memikirkan ini. Dia merasa takut Sana jauh dan melupakannya karena terlalu asik dalam sesi permainan mereka nanti selama fanmeeting.

About Us? S6 ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora